Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak akan pernah terpisahkan,sementara itu pendukung kebudayaan tersebut adalah manusia itu sendiri. Sekalipun makhluk manusia akan mati ,tetapi kebudayaannya akan diwariskan pada keturunannya demikian seterusnya. Pewarisan kebudayaan makhluk manusia tidak selalu terjadi secara vertical melainkan dapat terjadi secara horizontal yaitu manusia yang satu dapat belajar kebudayaan dari manusia yang lainnya. Berbagai pengalaman dan cerita manusia dapat diwariskan kepada keturunannya.kebudayaan mengenal ruang dan tempat tumbuh kembangnya dengan mengalami perubahan,penambahan dan pengurangan .suatu kebudayaan dapat dipandang ketinggalan zaman anakronistik dan diluar tempatnya dopandang asing atau janggal.
Antropologi menekankan bahwa berbagai cara makhluk hidup manusia yang tercermin dalam pola-pola tindakan dan kelakuannya. Konsepsi kebudayaan lebih didasarkan pada teori evolusi, selanjutnya pembatasan kebudayaan lebih didasarkan pada pemikiran historical perticulturalism,culture and personality. c.geertz berpendapat bahwa kebudayaan adalah system pemaknaan yang dimiliki bersama , dan kebudayaan merupakan hasil dari proses social bukan proses perorangan. Manusia sekarang , lebih mengendalkan kebudayaan yang dimilikinya daripda secara biologis. Karenanya kebudayaan menjadi sesuatu yang penting bagi kehidupan makhluk manusia. Seperti halnya dengan makhluk hidup lainya agar tetap dapat mempertahankan hidupnya, maka manusia harus selalu menjaga hubungan adaptasi dengan ekosistemnya. Kebudayaan sebagai system budaya merupakan seperangkat gagasan gagasan yang membentuk tingkahlaku seseorang atau kelompok dalam suatu ekosistem. Proses adaptasi telah menghasilkan keseimbangan yang dinamis, karena manusia sebagai bagian dari salah satu organisme hidup dalam lingkungan fisik tertentu.melalui kebudayaan yang dimilikinya ia mampu mengembangkan seperangkat system gagasannya. Suatu adaptasi budaya juga dapat dipandang sebagai suatu hasil prosesevolusionistik.
Steward juga memandang bahwa teknologi,produksi subsistensi dan organisasi social dalam rangka menghasilkan bahan pangan,juga dapat disebarluaskan dan dikendalikan oleh system social-budaya yang dimilikinya. Analisis ekologis beripaya menentukan hbungan-hubungan yang lazim antara fisiologi ekstern,yaitu antara makhluk manusia sesuai dengan hakekat dirinya,dan intensitas proses social-budaya.
Disatu pihak ekologi adalah ilmu yang mempelajari saling keterkaitan antara organism dengan lingkungannnya termasuk lingkungan fisik dan berbagai bentuk hidup organism.sementara itu banyak kalangan ahli antropologi menyadari bahwa tidak selalu alam sekitar mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.cultural-ecology yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana manusia sebagai makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan suatu lingkungan geografi tertentu. Ada bagian inti dari system budaya yang sangat responsive terhadap adaptasi ekologis,karenanya berbagai proses penyesuaian terhadap tekanan ekologis secara langsung akan dapat mempengaruhi unsure-unsur inti dari suatu struktur social.steward berpendapat bahwa pertama,ada hubungan teknologi yang dipergunakan dengan keadaan suatu lingkungan tertentu, kedua pola-pola kelakuan dalam rangka mengeksploitasi suatu daerah ,erat kaitannya dengan suatu bentuk tekologi yang diciptakan,dan ketiga pola-pola kelakuan dalam rangka itu akan berpengaruh terhadap berbagai aspek dari kebudayaannya. Lebih lanjut steward juga berpendapat bahwa hubungan kebudayaan dengan alam sekitarnya juga dapat dijelaskan melalui aspek-aspek tertentu dalam suatu kebudayaan.
Geertz berpendapat bahwa analisis ekologis hanya relevan pada aspek inti kebudayaan.melalui inti kebudayaan analisis ekologi akan mampu menunjukkan konstelansi unsure-unsur pentin g yang paling erat kaitannya dengan penyelenggaraan pengaturan kehidupan dan penyusunan ekonomi. Dimas lalu study kebudayaan selalu dikaitkan dengan adanya keterkaitan perilaku manusia dengan lingkungannya.lebi mendasar bahwa suatu lingkungan amat berperan dalam membentuk kebudayaan suatu suku bangsa
Dalam perkembangan dikalangan amerika ,muncul pemikiran yang berlawanan. Kaum possibilism berpendapat bahwa pada hakikatnya perilaku dalam suatu kebudayaan dipilih secara selektif,atau jika tidak,secara tak terduga merupakan hasil adaptasi dengan lingkungannya.
artikelnya belum ada daftar pustakanya 🙂
Dirapikan lagi iyaa nggit rata kanan dan kirinya biar tambah kece 😀 thanks
Inggit, kurang keterangan kategori d masing2 post
penempatan widgetnya dirapikan lagi ya ;D
nggit, kayaknya di beberapa kalimat kurang spasi dan typo hehe, mksh 🙂
kategorinya diperbaiki kaka
kalau bisa artikelnya diberi sumber atau referensinya ya kak, biar datanya akurat 🙂
sangat bermanfaat kak
lanjutkan kk inggit..
semangat menulis bu inggit
kaum possibilism itu apa bu guru inggit? 😀