Hallo Blogys, gimana nih kabarnya? dipostingan kali ini, saya mau sedikit share mengenai beberapa tugas-tugas saya dari semester 1 sampai lima nih. hayoo siapa yang udah siap baca-baca tentang tugas kuliah nih? Tugas ini ada di mata kuliah Antropologi Kesehatan, tepatnya di semester V, silahkan di baca-baca ya Blogys…
Masyarakat mendefinisikan penyakit dalam cara yang berbeda-beda. Disease adalah penyakit yang dilihat dengan konsep patologi, sedangkan illness adalah penyakit yang dilihat menggunakan konsep kebudayaan. Dalam pandangan budaya (illness), penyakit adalah pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi tersebut, sedangkan dalam pandangan patologi (Disease) adalah pandangan sakit menurut para ahli medis modern yang melihat penyakit sebagai ganguan pada tubuh manusia yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya fungsi anggota tubuh tersebut. Namun, penyakit-penyakit (disease) manusia menjadi penting secara sosial hanya apabila diidentifikasikan sebagai penyalit (illness), suatu kerusakan fisiologis yang nampak mengancam individu yang bersangkutan dan masyarakatnya.
Anderson dan Foster berpendapat bahwa : konsep penyakit (disease) pada masyarakat tradisional yang mereka telusuri di kepustakaan-kepustakaan mengenai etnomedis, bahwa konsep penyakit masyarakat non-Barat dibagi atas dua kategori umum, yaitu :
- Personalistik, munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk supranatural (makhluk gaib atau dewa), makhluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang sihir, tukang tarung).
- Naturalistik, penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah yang sistematik dan bukan pribadi. Naturalistik mengakui adanya sebuah model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh seperti panas, dingin, cairan tubuh berada dalam keadaan seimbang menurut usia, dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan lingkungan sosialnya, apabila keseimbangan terganggu, maka hasilnya adalah penyakit (1986:63-70)
Perbedaan antara disease dengan illness hanya pada tingkat persepsi atau pemaknaan terhadap kedua konsep tersebut. Di kalangan beberapa penduduk pemburu, penangkap ikan, peramu dan petani sederhana, penjelasan tentang penyakit (disease) memainkan peran yang kuat dalam pengelolaan cadangan makanan yang terbatas. Ahli antropologi Columbia Reichel-Dolmatoff menggambarkan kasus semacam itu pada orang-orang Indian Tukano di daerah Amazon Columbia, orang-orang Tukano memperoleh banyak makanan utama mereka dari kebun-kebun singkong, tetapi protein mereka sebagian besar berasal dari hewan buruan dan ikan. Semua hewan buruan dan ikan berada di bawah kekuasaan Penguasa Hewan, semacam makhluk halus yang bertubuh kerdil yang dengan rasa iri menggembala kawanan rusa, tapir, babi hutan, agouti dan hewan-hewan lain, termasuk ikan, yang merupakan sumber makanan. Tokoh ini dengan anak buahnya hidup di dalam gunung-gunung batu yang curam dan juga pada dasar sungai yang dalam. Untuk memperoleh izin Penguasa tersebut agar boleh menangkap ikan atau membunuh hewan buruan, para pemburu harus melaksanakan suatu upacara penyucian yang berat, termasuk mandi, pantangan dalam hubungan seks, serta membatasi makan. Seseorang yang yang ingin berburu tidak bisa melakukan hal itu setiap kali ia menginginkannya, melainkan baru dapat melaksanakannya setelah menjalani persiapan yang cukup menegangkan, “tujuannya adalah agar tidak berburu secara berlebihan”. (Reichel-Dolmatoff 1976a : 313).
Sebagai contohnya yaitu Kepala Desa di Kajen, beliau di diagnosa oleh dokter mengidap penyakit magh, badan beliau yang sebelum sakit terlihat berisi sekarang terlihat sangat kurus, bahkan untuk melakukan aktifitas saja memerlukan bantuan kursi roda, karena pengobatan secara medis dirasa kurang menunjukkan peningkatan yang signifikan akhirnya istri beliau membawanya ke pengobatan alternatif. Menurut penuturan sang ahli alternatif, beliau diduga diguna-guna oleh masyarakat yang tidak menyukainya. Dalam kasus ini Bapak Kepala Desa dan keluarganya memilih untuk melakukakan pengobatan dengan cara kedua-duanya, yaitu medis dan alternatif. Kepercayaan keluarganya dengan dugaan yang dituturkan oleh ahli alternatif diperjelas dengan keadaan Bapak Kepala Desa yang semakin hari keadaannya semakin buruk, bahkan kini tubuh sebelah kanannya sudah mati, beliau mengalami stroke. Jika dilihat menurut pandangan medis maka sebenarnya penyakit (disease) yang dialami beliau dapat dijelaskan menggunakan ilmu yang rasional, namun antara disease dan illness yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat membuat keluarga beliau lebih memilih melakukan pengobatan dengan cara medis dan alternatif, masyarakat pun tahu jika pemimpinnya sedang sakit (illness) karena beliau yang tidak dapat menjalankan fungsinya sebagaimana seorang Kepala Desa.