Belajar Antropologi Terapan

Bimbang dalam menentukan seperti apakah antropologi itu? sebenarnya kini masih saya rasakan bahkan oleh beberapa teman-teman lainnya yang belajar di jurusan antropologi pada khususnya. Salah satu penyebabnya adalah adanya pandangan yang berdasarkan informasi yang sepotong-sepotong mengakibatkan kekurangpahaman kita tentang apa sebenarnya antropologi itu (Siregar, 2002). Informasi yang didapat seseorang mengenai antropologi secara tanggung akan menimbulkan berbagai kekeliruan atau kesalahpahaman seseorang mengenai antropologi. Antropologi memiliki ruang lingkup yang luas. Sehingga dalam mempelajari antropologi tidak cukup hanya dengan waktu yang relative sedikit. Menurut Koentjaraningrat, antropologi merupakan keseluruhan aktivitas manusia adalah kebudayaan. Jika seseorang mempelajari antropologi hanya dengan mengetahui konsep dari koentjaraningrat secara mentah-mentah maka seseorang tersebut akan menyimpulkan makna yang keliru mengenai antropologi itu sendiri. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatnya hanyalah sedikit dan sepotong-potong.

Darwin adalah The drigin species “antrpologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian terhadap asal muladan perkembangan manusia. Manusia aslanya monyet karena makhluk hidup mengalami evaluasi antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai peneliti terhadap kita dan monyet diseluruh dunia”. Sedangkan William A Haviland adalah Antropologi adalah yang mempelajari ummat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

Dalam pengertian antropologi saja terdapat beberapa tokoh yang menyatakan perbedaan pendapatnya. Sebagai orang yang mempelajari antropologi hendaknya memahami bentul mengenai pengertian antropologi yang sesungguhnya supaya tidak terjadi kekeliruan dalam memaknai serta memahami antropologi itu sendiri.

Pandangan menegai keseluruhan manusia yang menganggap sebagai objek kajian dari antropologi memanglah tidak salah. Namun, jika seseorang menanggapinya tidak secara keseluruhan maka orang tersebut terjebak dalam kekeliruang dalam antropologi. Hal ini dikarenakan tidak hanya antropologi saja yang mengkaji manusia.

Sedangan kebudayaan yang tidak perlu dirubah adalah kebudayaan yang kiranya tidak memerlukan perubahan di dalamnya atau kebudayaan tersebut tidak menimbulkan suatu permasalahan dalam masyarakat. Maka, kebudayaan seperti itu tidak memerlukan perubahan yang direncanakan. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kelestarian kebudayaan asli yang pada saatnya nanti pasti akan mengalami perubahan juga secara ilmiah tanpa adanya perubahan yang dikehandaki ataupun direncanakan. Hal ini dikarenakan kebudayaan memiliki sifat seperti : Budaya adalah Milik Bersama, budaya adalah milik Masyarakat pendukung budaya yang bersangkutan.Budaya bukanlah milik perseorangan. Budaya Berkaitan dengan Situasi Masyarakatnya, budaya mempunai kecenderungan untuk bertahan terhadap perubahan apabila unsur-unsur budaya yang bersangkutan masih sesuai fungsinya dengan kepentingan kehidupan masyarakatnya. Budaya Berfungsi untuk Membantu Manusia Bronislaw Malinowski,seorang antropologi kelahiran Polandia menyatakan bahwa manusia mempunyai kebutuhan bersama,baik yang besifat biologis maupun psikologis.Sudah merupakan tugas budaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Budaya Diteruskan dan Diwariskan Melalui Proses Belajar, semua budaya diteruskan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses belejar,bukan diwariskan secara biologis.Artinya,seorang anak tidak akan secara otomatis pandai bicara,terampil bermain dengan sesama anak sebayanya,atau patuh akan segala tradisi yang terdapat pada lingkungan sosial budayanya.

Daftar Pustaka

https://media. kompasiana. Com / buku / 2014 / 04 / 02 / definisi-latar-belakang-ruang-lingkup-antropologi-hubungan-antropologi-dengan-ilmu-ilmu-lain-645901.html.

https://pendididi.blogspot.com/2013/08/esifat-sifat-budaya.html.

About kartika95

Saya adalah mahasiswa jurusan Sosiologi dan Antropologi UNNES. Saya lahir di Brebes pada tanggal 20 Agustus 1995
This entry was posted in Antopologi and tagged . Bookmark the permalink.

7 Responses to Belajar Antropologi Terapan

  1. Vivi Novita says:

    isi artikelnya menarik, terimakasih atas informasinya

  2. alfiyah says:

    artikelya bagus dan menambah pengetahuan baru

  3. ayuherni says:

    bagus dan menarik untuk dibaca 🙂

  4. Artikelnya bisa diperbaiki dalam penulisannya, karena masih rancu dalam sumber bacaan yang terletak di tengah tulisan (artikel)

  5. lia suprapti says:

    Dapat menambah khasanah ilmu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: