Materi ini diajarkan kepada siswa agar mampu memahami antropologi sebagai pengetahuan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam memetakan peta budaya dan pengguna bahasa, dialek, dan tradisi lisan di daerah setempat dan nusantara sebagai potensial sosial-budaya dalam membangun masyarakat multikultural. Serta peserta didik diharapkan mampu mengetahui manfaat dalam melakukan pemetaan keberagaman budaya, bahasa, dialek, tradisi lisan, dan masyarakat multikultur.
- Pemetaan Budaya
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, dan untuk memudahkan dalam melihat budaya masing-masing daerah dibuatlah pemetaan budaya. Misalnya logat bahasa Jawa dari Indramayu, yang merupakan bahasa Jawa Tengah yang telah mendapat pengaruh bahasa Sunda atau, logat bahasa Sunda dari Banten atau, logat bahasa Cirebon, dan logat bahasa Sunda Cirebon. Selain itu, bahasa ngapak juga terdapat di daerah Jawa Tengah yaitu bahasa ngapak Tegal dan bahasa ngapak Banyumasan. Walaupun sama-sama bahasa ngapak tetapi antara Tegal dan Banyumas berbeda bahasa. Bahasa ngapak Tegal seperti: nyong (aku), kowen (kamu), ader (masa), laka-laka (tidak ada tandingannya), tuli (terus), pimen (bagaimana), pan (akan) dan sebagainya. Sedangkan bahasa ngapak Banyumasan seperti: inyong (aku), ko (kamu), teyeng (bisa), di akhir kata tanya menggunakan kata mbok (kan?), madang (makan), ngelih (lapar), kepriwe (bagaimana) dan sebagainya.
- Masyarakat Pengguna Bahasa Dialek
Berdasarkan tingkat keformalannya, bahasa dan dialek-dialek yang berkembang di masyarakat juga memiliki berbagai variasi, berikut komunitas masyarakat pengguna bahasa dialek, antara lain:
- Ragam Bahasa di Lingkungan Kantor dan Sekolah
Dilingkungan kantor, sekolah, perusahaan, dan pemerintahan, digunakan ragam bahasa serta dialek yang resmi, yakni bahasa dan dialek yang telah dipilih serta diangkat menjadi bahasa resmi Negara. Bahasa resmi Negara adalah bahasa yang telah dipilih serta diangkat menjadi bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara, perundang-undangan, dan upacara-upacara resmi. Di Indonesia, bahasa resmi Negara adalah Bahasa Indonesia, yang berkembang dari Bahasa Melayu. Penggunaan bahasa resmi di lingkungan institusi-institusi resmi atau formal terdapat perbedaan antara satu daerah dengan daerah lain. pemakaian bahasa Indonesia cenderung bercampur dengan penggunaan bahasa serta logat-logat daerah dimana bahasa Indonesia itu digunakan. Misalnya, jika digunakan di lingkungan resmi di Jawa Barat maka penggunaannya akan tercampur dengan logat dialek Sunda.
2. Di Lingkungan Pasar
Pasar adalah tempat terjadinya transaksi para pedagang dengan para pembeli. dalam transaksi jual beli, digunakan ragam bahasa yang khas dikalangan kaum pedagang, yaitu ragam bahasa pasar. Ragam bahasa tersebut digunakan untuk menentukan harga. Biasanya dalam proses tawar-menawar tersebut akan muncul istilah-istilah harga barang yang tidak asing di lingkungan para pedagang pasar. Misalnya di Jakarta dan beberapa kota lain komunikasi di kalangan para pedagang selalu dilakukan dengan istilah-istilah nilai harga yang diambil dari bahasa Cina hokian, seperti jigo yang berarti dua puluh lima, cepe yang berarti seratus, gocap artinya limapuluh ribu, pekgo artinya seratus limapuluh ribu, goceng artinya limaribu, ceban artinya seribu, gopek artinya limaratus rupiah, dll.
- Di Lingkungan Remaja
Remaja di seluruh dunia, dan khususnya di Indonesia pasti selalu berkeinginan untuk bergaul dengan teman sebayanya. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa khusus yang hanya dipakai oleh anggota kelompok remaja. Penggunaan bahasa khusus tersebut bertujuan agar mereka bisa berkomunikasi antara anggota kelompok remaja dengan lebih leluasa. Misalnya, Lo artinya kamu, gue artinya saya, Titidije artinya hati-hati di jalan, dll.
- Tradisi Lisan di Suatu Daerah dan Nusantara
Setiap masyarakat memiliki beberapa macam cara untuk mewariskan nilai-nilai sejarah dan kebudayaannya yang berupa kebiasaan, adat istiadat, dan sejarah kepada generasi penerusnya. Pada masyarakat prasejarah pewarisan kebudayaan tersebut dilakukan melalui tradisi lisan. Salah satu dari tradisi lisan adalah cerita rakyat, cerita rakyat merupakan cerita pada zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat yang diceritakan secara turun-temurun. Meskipun sebagian besar cerita rakyat hanya berisi cerita khayalan, namun di dalam cerita rakyat tersebut terkandung pesan moral yang berisi nasihat-nasihat. Menurut William R. Bascom, cerita rakyat terdiri atas tiga golongan, yaitu mitos, legenda, dan dongeng.
- Manfaat Melakukan Pemetaan Keberagaman Budaya, Bahasa, Dialek, Tradisi Lisan, dan Masyarakat Multikultur
Keberagaman budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia, menjadi identitas bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang unik, karena bisa hidup rukun dalam satu negara yang terdiri dari berbagai budaya. Banyak manfaat yang didapat dari sini, diantaranya:
- Menumbuhkan sikap nasionalisme
Perbedaan budaya yang ada akan menciptakan rasa cinta tanah air, karena keanekaragam budaya adalah suatu kekayaan yang dimiliki suatu bangsa. Budaya mengajarkan kita akan nilai-nilai leluhur yang memiliki keunikan dan kegunaannya masing-masing. Ketika kita memandang bahwa keanekaragaman budaya adalah suatu kekayaan, maka dengan sendirinya kita akan berusaha menjaga kekayaan kita tersebut. Sehingga rasa nasionalisme, sikap memiliki dan menghargai kekayaan bangsa akan timbul di dalam diri.
- Identitas bangsa di mata internasional
Manfaat keberagaman budaya Indonesia ini membuat indonesia memiliki banyak sekali artefak budaya yang bisa mengenalkan negara kita kepada dunia internasional. Dengan keanekaragam budaya pula tentunya melahirkan berbagai macam ide yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
- Alat pemersatu bangsa
Dengan mempunyai berbagai bahasa daerah, tidak menyebabkan bangsa Indonesia terpecah belah namun justru menambah kekayaan perbendaharaan bahasa. Karena keunikan ini adalah kekayaan yang mana tidak ada negara lain yang memiliki keanekaragaman budaya seperti Indonesia. Bhineka Tunggal Ika adalah simbol
Sumber:
Danandjaja, James. Folklor Indonesia Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PustakaUtama Grafiti.
Sutardi, Tedi. 2007. Atropologi: Mengungkap Keragaman Budaya (untuk kelas XI SMA/MA). Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Widiastuti. 2013. Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. https://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-ilmiah/article/download/21/89. (Diakses 18-12-2015 pukul 16:37)
0 Responses
Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.