Teori Psikoanalisa Sigmund Freud

SIGMUND FREUD

Biografi Sigmund Freud
Sigmund Freud adalah seorang psikolog yang berasal dari Mina, Austria. Freud dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Amalia dan ayahnya bernama Jacob Freud. Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freigery. Pada tahun 1860 keluarganya pindah ke Wina yang pada waktu itu masa-masa awal era liberal, dimana kaum Yahudi baru saja terbebas dari pajak-pajak, pembatasan menghina seperti hak-hak kepemilikan mereka, pilihan karir, dan praktik keagamaan yang dianut.
Sigmund Freud lahir dari keluarga berkebangsaan dan beragama Yahudi, akan tetapi Freud bukanlah orang yang taat dalam beragama, karena Freud jarang bahakan tidak permah menjalankan perintah agamanya. Sigmund Freud menganggap bahwa agama hanyalah suatu khayalan belaka, namun Freud tetap mengikuti pertemuan-pertemuan B’nai B’rith yaitu pertemuan masyarakat Yahudi setempat.
Pada tahun 1873, Sigmund Freud masuk kuliah di Universitas Wina di Fakultas Kedokteran. Di masa kuliahnya, Freud berada dibawah asuhan Ernst Brucke seorang direktur dari laboratorium physicology di Universitas Wina dan Ernst Brucke merupakan psikolog terbesar pada abad ke-19 itu.  Setelah lulus pada tahun 1881 Freud menjadi peneliti yang brilian. Pada tahun 1882 atas saran Brucke, Freud pindah tugas di rumah sakit umum Wina dengan alasan ada wanita canting, langsing dari Jerman Utara bernama Martha Bernays dan mereka akhirnya tunangan namun secara diam-diam karena dulu mereka belum mampu menjadi borjuis seperti yang diimpikan. Namun 5 bulan setelah peresmian praktiknya di Wina pada tahun 1886 mereka menikah dengan dana bantuan dari teman-teman kayanya dan pinjaman. Mereka mempunyai enam orang anak.
Di tahun 1887 ia bertemu dengan ahli hidung dan tenggorokan dari Berlin, Wilhelm Flies. Mereka saling bertukar ilmu hingga akhirnya Freud menemukan teknik psikoanalisis bagi praktek-prakteknya juga semakin luas spesialisnya di bidang penanganan histeria pada kaum perempuan. Pada tahun 1895, Freud dan Josep Breuer bersama-sama menertbitkan Studies On Hysteria. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit pada tahun 1990. Buku ini merupakan karya yang paling orisinil dan sekaligus paling penting. Pada tahun 1902 ia diangkat menjadi profesor pembantu di Universitas Wina, kemudian mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah satu anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adlerdan kemudian beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung yang kemudian kedua orang itu menjadi ahli psikologi. Pada tahun 1908 Freud sudah menjadi orang yang terkenal.
Pada saat akhir hidupnya dia terkena kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya, meski begitu, dia tetap bekerja dan menghasilkan beberapa karya penting. Di tahun 1938 saat Nazi menduduki Austria, Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun pergi ke London, setahun kemudian tepatnya pada tanggal 23 September 1939 ia meninggal di London setelah menelan dosis morfin mematikan yang diminta dari dokternya.
Teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud
Psikoanalisa bagi Freud merupakan sebuah metode yang menjanjikan hasil lebih sistematis dan seksam dibanding metode lainnya. Sigmund Freud mengemukkan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalam setiap event mental berfikir dan berfantasi. Awalnya Freud (1920-an) menggunakan teori kejiwaan hanya melibatkan pada tiga unsur kesadaran itu, namun selanjutnya pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga struktur baru ini melengkapi teori sebelumnya.
Ketiga tingkat kesadaran itu adalah sebagai berikut:
a.    Sadar (Conscious)
Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja kehidupan mental yang masuk dalam ke kesadaran (consciousness). Kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu singkat di daerah conscious, dan segera tertekan ke daerah preconscious atau unconscious.
b.    Prasadar (Preconscious)
Yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara kondisi sadar dan tak sadar. Pengalaman yang semula disadari apabilatidak dicermarti maka akan pindah ke prasadar, sebaliknya materi tak sadar bisa pindah ke sadar apabila sensor sadar menangkap sinyal sadar. Muncul dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.
c.    Tak sadar (Unconscious)
Tak sadar adalah bagian paling dalam dan paling penting dari jiwa manusia. Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran adalah kenyataan empirik, berisi insting, impuls, dan drivers yang dibawa dari lahir dan pengalaman traumatik yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
Secara skematis Sigmund Freud menggambarkan jiwa sebagai Gunung Es dimana bagian yang muncul di permukaan air merupakan bagian terkecil yaitu puncak dari Gunung Es itu yang dalam kejiwaan adalah bagian kesadaran, agak kebawah adalah bagian prasadar, dan bagian terbesar yang merupakan dasar air adalah alam ketidaksadaran.
Struktur Kepribadian
Menurut teori Freud, kepribadian terdiri dari dari tiga sistem utama, yaitu id, ego, dan superego. Setap tindakan yang kita ambil merupakan hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.
Id yang telah ada sejak manusia lahir merupakan sumber energi psikologis yang tidak disadari dan motivasi untuk menghindari rasa sakit dan mendapatkan kesenangan. Id memiliki dua insting yang saling bersaing: insting hidup atau seksual dan insting kematian atau agresifitas. Id dapat melepaskan ketegangan dalam bentuk aksi refleks, gejala fisik atau gambaran mental dan pemikiran tak tersensor.
Ego adalah wasit antara kebutuhan insting dan tuntutan sosial masyarakat. Ego tunduk pada kenyataan hidup, mengekang hasrat id terhadap seks dan agresifitas sampai tepat ditemukan. Freud berpendapat, ego disadari sekaligus tidak disadari dan mewakili akal sehat dan penilaian yang baik.
Superego mewakili moralitas dan otoritas orangtua: termasuk suara hati yang memberitahu kita saat melakukan kesalahan. Superego sebagian disadari namun lebih besar tidak disadari, menilai aktifitas id, memberikan perasaan menyenangkan, yaitu kebanggaan dan kepuasan saat berhasil, dan perasaan buruk yaitu merasa bersalah dan malu saat melanggar peraturan.
Menurut Freud kepribadian yang sehat adalah seimbang antara ketiga sistem didalamnya. Senjata dan strategi untuk menjadikan kepribadian menjadi seimbang disebut dengan mekanisme pertahanan diri (defence mechanisms) yang berfungsi menolak atau menubah kenyataan sekaligus melindungi dari konflik dan kecemasan. Mekanisme pertahanan diri menjadi tidak sehat ketika menimbulkan perilaku merugikan dan masalah emosional. Beberapa contoh mekanisme pertahanan diri oleh Freud adalah sebagai berikut:
1.    Represi, terjadi saat ide, ingatan, atau emosi yang mengancam ditahan agar tidak keluar ke tataran kesadaran. Namun ilmuwan modern cenderung menganggap bahwa represi merupakan pertahanan diri yang tidak disadari.
2.    Proyeksi, terjadi saat perasan-perasaan yang tidak dapat diterima atau mengancam didalam diri seseorang ditekan dan dialihkan kepada orang lain.
3.    Pemindahan (displacement) terjadi saat seseorang mengarahkan emosi-emosi mereka terhadap benda, binatang, atau orang lain yang bukan merupakan sasaran emosi mereka yang sesungguhnya.
4.    Pembentukan Reaksi (reaction formation) terjadi saat perasaan-perasaan yang menghasilkan kecemasan yang tidak disadari berubah menjadi perasaan kebalikannya dalam kesadaran. Dalam reaction formation emosi ditampilkan secara berlebihan dan orang yang mengalaminya menunjukkannya secara terang-terangan dan kompulsif.
5.    Regresi, terjadi saat seseorang mundur ke fase perkembangan psikologis sebelumnya.
6.    Penyangkalan (denial), terjadi saat seseorang menolak mengakui bahwa sesuatu yang tidak nyaman telah terjadi, misalnya perilaku buruk.
Dinamika Kepribadian
Freud sangat terpengaruh oleh filsafat determinisme dan positivisme abad XIX dan menganggap organisme manusia sebagai suatu komplek sistem energi. Freud berpendapat bahwa energi psikis dapt dipindahkan ke energi pisioligis dan sebaliknya. Salah satu masalah yang banyak dibicarakan oleh para ahli ialah jumlah dan macam-macam instink. Macam-macam instink itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.    Instink-instink hidup
Instink kehidupan yang baik berupa kecondongan untuk mempertahankan ego, libido narsissistis maupun libido berobyek. Bertujuan untuk pengikatan, artinya mengadakan kesatuan yang semakin erat dan karena itu semakin mantap untuk mempertahankan hidup.
2.    Instink-instik mati
Instink kematian bertujuan untuk menghancurkan dan menceraikan apa yang sudah bersatu, karena tujuan terakhir makhluk hidup ialah mau tidak mau meninggal dunia. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa instink kehidupan dan instink kematian bersifat konservatif, artinya bahwa keduanya berusah untuk mempertahankan suatu keadaan yang lebih dahulu. Instink kehidupan berusah mempertahankan kehidupan yang sudah ada, sedangkan instink kematian berusaha mempertahankan keadaan inorganik. Menurut Freud dua jenis instink ini sesuai dua proses pada taraf biologis dalam taraf organisme, yaitu pembentukan dan penghancuran.
Perkembangan Kepribadian
Freud berpendapat bahwa kepribadian berkembang dalam tahapan-tahapan psikoseksual, saat energi seksual berubah-ubah seiring perkembangan anak. Setiap tahap menghasilkan sejumlah perasaan frustasi, konflik, dan kecemasan. Apabila salah satu tahap tidak berkembang normal, maka dapat mengganggu dan anak dapat terfiksaksi atau tertahan pada tahap tertentu.
Menurut Freud pada tahun pertama yaitu tahap oral, saat bayi menghayati dunianya melalui mulut, orang dewasa akan mencari kepuasan oral dengan merokok, makan berlebihan, dan lain-lain. ada juga yang terfiksasi pada tahap anal, anak usia 2 atau 3 tahun ketika belajar kencing. Mereka dapat menjadi “anal retentive”, terobsesi dengan keteraturan dan kebrsihan, namun ini bisa menjadi kebalikannya yaitu “anal repulsive”, yaitu berantakan dan tidak teratur.
Bagi Freud, tahapan yang paling penting pembentuk kepribadian adalah tahap phallic (Oedipal) dari usia 3 sampai 5/6 tahun. Freud percaya bahwa anak laki-laki dan perempuan mengalami tahap oedipal secara berbeda. Anak laki-laki menemukan kesenangan dan kebanggaan memiliki penis, ketika anak laki-laki melihat wanita pertama kali dalam keadaan telanjang akan muncul pemikiran bahwa penis perempuan dipotong.
Sedangkan perempuan saat mereka mengetahui anatomi tubuhnya tidak memiliki penis seperti laki-laki, mereka menjadi panik karena hanya memiliki klitoris yang kecil dan bukan penis yang besar. Akibatnya perempuan memilik rasa iri pada penis anak laki-laki (“penis envy”).
Freud percaya bahwa saat Oedipus Complex terselesaikan pada usia 5 atau 6 tahun kepribadian anak secara mendasar telah terbentuk. Anak masuk ke dalam tahap latency yang nonsekual dan bersiap masuk ke tahap genital, yang dimulai saat pubertas dan merupakan awal dari seksualitas dewasa.
Dahulu, dalam pandangan Freud, kepribadian pada masa dewasa dibentuk oleh cara seseorang melalui tahapan awal psikoseksual untuk mengurangi kecemasan, dan kekuatan ego untuk mengimbangi konflik antara id (apa yang ingin kita lakukan) dengan superego (suara hati).
Teori Psikoanalisis Freud ini berkembang pesat pada abad 20, namun menimbulkan perdebatan dalam ilmu psikologi empiris yang sedang berkembang pesat. Perdebatan ini membagi para ilmuwan kedalam dua kubu hingga sekarang. Banyak orang yang percaya bahwa kerangka berfikir dalam teori Freud tak lekang oleh waktu dan brilian, di pihak lain bahwa teori psikoanalisa hanyalah omong kosong, tidak didukung oleh bukti-bukti emoiris, bahkan bukan seorang psikolog klinis seperti yang ia katakan. Sebaliknya, Freud sering memaksa pasien-pasiennya untuk menerima penjelasannya atas gejala yang mereka alami tanpa menghiraukan bukti yang tidak mendukung gagasannya.
Sisi positif teori Freud adalah teori ini menerima kaum wanita ke dalam profesi psikoanalisis, dan memaparkan dengan sangat baik mengenai kesusahan kaum wanita akibat pandangan masyarakat memandang seksualitas wanita sebagai “tabu”. Teori Freud merupakan gabungan antara visi dan kebutuhan intelektual, sensitivitas, dan kesombongan. Gagasan-gagasannya yang provoaktif meninggalkan warisan yang kuat untuk psikologi.

DAFTAR PUSTAKA
Wade, Carole dan Carol Tavris. 2007. PSIKOLOGI. Edisi ke 9 Jilid 2. Jakarta: Erlangga

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

11 Comments »

 
 

Tinggalkan Balasan

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

 
Lewat ke baris perkakas