Materi Antropologi Kelas X : Perilaku Menyimpang dan Sub Kebudayaan Menyimpang

A. Pengertian perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang sering juga diartikan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyaakat. Berikut terdapat beberapa pengertian perilaku menyimpang menurut para ahli :
• Robert M. Z lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka untuk memperbaiki perilakumenyimpang.
• Paul B. Horton
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
• Lewis Coser
Perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan kebudayaa

n dengan perubahan sosial.
B. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan Positif
Bentuk peyimpangan yang diterima oleh masyarakat yang mempunyai dapak positif terhadap sistem sosial karena engandung unsur keatif, inovatif, dan mempekaya alternatif.
Contoh : Emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan banyak wanita karier.
2. Penyimpangan Negatif
Bentuk penyimpangan mengganggu sitem sosial yang cenderung bertindak kearah yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma sosial serta dipandang rendah.
Misal : seorang individu melakukan pencurian, perampokan, pembunuhan, pemekosaan.


C. Macam-macam Perilaku Menyimpang Dan Contoh
Adapun macam-macam perilaku menyimpang itu sendiri adalah :
1. Berdasarkan kekerapannya
• Penyimpangan Primer
Penyimpangan prime merupakan suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh individu namun masih dapat di terima oleh kelompok sosialnya.
Misalnya : Melanggar lampu lali litas.

• Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder merupakan suatu bentuk penyimpangan sosial yang sering dilakukan dan sudah dianggap parah sehingga menggangu orang lain.
Misalnya : mabuk-mabukan, mencuri, berjudi dan lain-lain.
2. Berdasarkan jumlah pelakunya
• Penyimpangan individu
• Penyimpangan kelompok
D. Proses pembentukan perilaku menyimpang
• Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna.
Proses sosialisasi yang tidak sempurna biasanya timbul karena nilai dan norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi sehingga seseorang tidak mempehatikan resiko yang terjadi.
Misalnya : Anak melakukan kejahatan seperti mencuri karena dilatar belakangi oleh faktor keluarga yang broken home dan karena tekanan ekonomi.
• Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
Perilaku menyimpang yang berseumber dari pergaulan yang salah.

Misalnya : Seorang anak yang tinggal di daerah yang mayoritas warganya suka melakukan judi atau mabuk-mabukan, dari situ anak akan mulai belajar dan mencari tahu bagaimana ia dapat berperan yang sama seperti orang-orang yang ada di sekitarnya.

E. Teori-Teori Penyimpangan

Penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat dapat dipelajari melalui berbagai teori, diantaranya sebagai berikut.

1. Teori Labeling
Menurut Edwin M. Lemert, seseorang menjadi orang yang menyimpang karena proses labelling berupa julukan, cap dan merk yang ditujukan oleh masyarakat ataupun lingkungan sosialnya. Mula-mula seseorang akan melakukan penyimpangan primer (primary deviation) yang mengakibatkan ia menganut gaya hidup menyimpang (deviant life style) yang menghasilkan karir menyimpang (deviant career).

2. Teori Hubungan Diferensiasi
Menurut Edwin H. Sutherland, agar terjadi penyimpangan seseorang harus mempelajari terlebih dahulu bagaimana caranya menjadi seorang yang menyimpang. Pengajaran ini terjadi akibat interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain yang berperilaku menyimpang.

3. Teori Anomi Robert K Merton
Robert K. Merton menganggap anomie disebabkan adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara yang diapakai untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Merton terdapat lima cara pencapaian tujuan budaya, yaitu:

a. Konformitas
Konformitas adalah sikap yang menerima tujuan budaya yang konvensional (biasa) dengan cara yang juga konvensional.

b. Inovasi
Inovasi adalah sikap seseorang menerima secara kritis cara-cara pencapaian tujuan yang sesuai dengan nlai-nilai budaya sambil menempuh cara baru yang belum biasa dilakukan.

c. Ritualisme
Ritualisme adalah sikap seseorang menerima cara-cara yang diperkenalkan sebagai bagian dari bentuk upacara (ritus) tertentu, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaannya.

d. Retreatisme
Retreatisme adalah sikap seseorang menolak baik tujuan-tujuan maupaun cara-cara mencapai tujuan yang telah menajdi bagian kehidupan masyarakat ataupun lingkungan sosialnya.

e. Pemberontakan

Pemberontakan adalah sikap seseorang menolak sarana dan tujuan-tujuan yang disahkan oleh budaya masyarakatnya dan menggantikan dengan cara baru.

Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Septiyan, Muhamad Khalali. ” Perilaku Menyimpang Dan Sub Kebudayaan Menyimpang”. 22 Desember 2015. https://blog.unnes.ac.id/khalali/2015/12/06/perilaku-menyimpang-dan-sub-kebudayaan-menyimpang/#more-80

sumber: https://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/2015/12/16/perilaku-menyimpang-dan-sub-kebudayaan-menyimpang-materi-antropologi-kelas-x-2/#more-206

https://blog.unnes.ac.id/syarafina/

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

Tinggalkan Balasan

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

 
Lewat ke baris perkakas