Teori Struktural Levi-Strauss

Teori-teori Struktural Levi-Strauss
1.    Riwayat hidup
Levi-Strauss lahir di Brussel dari keluarga Yahudi dan belajar ilmu hukum dan filsafat di Universitas Paris. Pada tahun 1934 beliau menjadi guru besar sosiologi di Universitas Sao Paolo di Brazil dan selama waktu itu beliau melakukan perjalanan ke daerah pedalaman sungai amazon untuk mengunjungi beberapa suku bangsa Indian penduduk asli Amerika Latin yang hidup bercocok tanam diladang daerah hutan rimba tropik, suku bangsa Bororo, yang menghasilkan karangan pertama etnografinya yaitu Contribution à l’ Ȇtude de l’Organization Sociale des Indiens Bororo (1936). Dari ekspedisi itu ia juga menghasilkan sebuah buku yaitu ‘Tristes Tropique’.
Pada tahun 1938 ia juga melakukan penelitian antropologi yang lebih mendalam dalam masyarakat suku Nambikuara dan Tupi-Kawahib. Selain menjadi antropolog ia juga sempat masuk dinas tentara pada saat perang dunia II dan sesudahnya Levi Strauss diangkat menjadi atase kebudayaan di Washington oleh Pemerintah Perancis. Dalam tahun 1950 Levi Strauss kembali kedunia universitas ketika ia diangkat menjadi direktur urusan ilmiah di Ȇcole Pratique des Hautes Ȇtudes di Universitas Paris. Diantara 1953-1960 beliau menjadi sekertaris jendral International Council of the Social Science yaitu suatu dewan internasional dari UNESCO. Dalam tahun 1968 ia dianugrahi medali emas untuk jasanya memajukan ilmi-ilmu sosial di Perancis dari Centre Nationale de la Rȇcherche Scientifique dan pada tahun 1976 ia menerima hadiah Bintang Viking untuk ilmu antropologi.
2.    Metode Segitiga Kuliner
Dalam metode-metode yang dikembangkan oleh Levi-Strauss, analisa yang diambilnya dari ilmu linguistik yang disebut dengan metode “segitiga kuliner” (triangle culinaire). Metode ini diterapkan untuk mengamati unsur-unsur makanan yang dikonsumsi manusia. Alasan ketertarikan Levi-strauss mengamati makanan karena makanan merupsakan kebutuhan alamiah bagi manusia maupun binatang. Makanan dipakai oleh Levi-Strauss untuk menjelaskan antara suatu yang alami dan produk budaya. (Leach 1970: 96-97).
Levi-Strauss menjelaskan bahwa makanan manusia terdiri dari tiga jenis, yaitu makanan melalui proses pemasakan, melalui proses fermentasi, dan makanan yang mentah. Akal manusia akan memilih untuk memanfaatkan makanan yang ingin dikonsumsinya, baik yang “bebas dari proses’ ataupun yang melalui ‘proses’. Makanan yang dimasak termasuk dalam golongan kebudayaan, sedangkan yang fermentasi termasuk dalam golongan alam. Namun kata Levi-Strauss akal manusia mencari antara dua extrem dalam suatu kontinuum yaitu golongan makanan mentah yang termasuk dalam golongan alam.
3.    Analisa Sistem Kekerabatan
Levi-Strauss menanggap ilmu antropologi sebagai ilmu yang dapat memberikan data etnografis mengenai masyarakat primitif yang dianggap perlu untuk mengembangkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep filsafatnya. Masyarakat yang bersahaja dianggapnya sebagi contoh dari masyarakat elementer. Analisa Levi-Strauss berpangkal pada keluarga inti. Ketiga macam hubungan dalam keluarga inti antara lain karena hubungan darah, hubungan kawin, dan hubungan keturunan. Menurut Levi-Strauss hubungan antara saudara sekandung dan hubungan karena perkawinan ada 2 macam yaitu secara universal dan strutural. Universal disini yaitu selalu bertentangan kebutuhan, dimana seorang individu biasanya akan bersikap positif dalam hubungan saudara sekandungnya dan negatif dalam hubungan dengan iparnya. Sedangkan struktural, hubungan antar warga A adalah + dan hubungan antar warga B adalah – . Tetapi jika dilihat kenyataannya kehidupan kekerabatan dianggap positif berdasarkan sifat bersahabat, mesra dan cinta-mencintai dan negatif berdasar sikap sungkan, resmi dan menghormati. Hipotesa Levi-Strauss tersebut didasar pada beberapa penelitian etnografinya, contohnya adalah mengenai keluarga inti dalam masyarakat penduduk kepulauan Trobriand yang mempunyai sistem keturunan matrilineal.
Pranata perkawinan pada dasarnya merupakan tukar menukar antara kelompok adalah akibat dari konsepsinya mengenai asal mula pantangan inceste, yaitu pantangan nikah antar saudara kandung. Konsepsinya berdasarkan pendirian kuno dalam ilmu antropologi mengatakan bahwa dalam proses evolusi sosial timbul suatu saat dimana ada orang dalam suatu kelompok manusia mulai mencari isteri dari kelompok lain.
Levi-Strauss mengemukakan sistem kekerabatan berdasarkan konsep tukar-menukar wanita, dimulai dengan membedakan dalam dua kategori struktur, yaitu structures elementaries dan structures complexes. Struktur elementer terjadi akibat dari berbagai macam peraturan perkawinan antara saudara sepupu silang (cousins croises), sedangkan struktur kompleks terjadi sebagai akibat dari usaha pria mendapatkan wanita berdasarkan perjanjian mas kawin, pilihan sendiri, dan konsiderasi ekonomi lainnya, atau berdasarkan alasan-alasan politik.
Levi-Strauss menyimpulkan teorinya, bahwa ada dua macam struktur elementer akibat dari cara tukar-menukar wanita, yaitu : 1) struktur ‘tukar menukar terbatas’ yaitu struktur yang paling sederhana yaitu hanya diperlukan dua kelompok yang saling memberi dan saling menerima. 2) struktur ‘tukar-menukar meluas’ yaitu paling sedikit tiga, bisa empat, delapan atau lebih, berfungsi paling rapi apabila satu kelompok memberi wanitanya kepada kelompok kedua, kelompok kedua memberi kepada kelompok ketiga dan seterusnya.
4.    Konsep Levi-Strauss mengenai Azas Klasifikasi Elementer
Levi-Strauss menjelaskan kategori-kategori secara elementer digunakan oleh manusia untuk mengklasifikasi seluruh alam semesta beserta isinya. Salah satu cara paling elementer adalah membagi alam semesta kedalam dua golongan berdasar ciri yang paling kontras, bertentangan atau kebalikannya yaitu oposisi pasangan. Dua golongan yang bersifat mutlak berupa gejala alam seperti bumi/langit, suatu keadaan seperti hidup/mati, makhluk seperti manusia/binatang, atau warna hitam/putih, tetapi bisa juga bersifat relatif seperti kiri/kanan, depan/belakang dan sebagainya.
Konsep elementer tersebut telah menimbulkan konsep akan adanya golongan ketiga yang bisa menempati kedua kedudukan dalam kedua pihak dalam satu pasangan binari. Pihak ketiga dianggap suatu golongan antara yang memiliki ciri-ciri dari kedua belah pihak namun tidak tercampur melainkan saling terpisah dalam keadaan yang berlainan.
5.    Pengaruh strukturalisme Levi Strauss
Pengaruh strukturalisme Levi Strauss terjadi dibeberapa negara didunia.
a.    Strukturalisme Levi Strauss di negeri Belanda
Timbul suatu metode analisa data etnografi, khususnya data mitologi (Panji) dan data sistem kekerabatan diantara berbagai suku bangsa di indonesia yang banyak persamaan dengan strukturalisme Levi Strauss. Levi-Strauss mulai ada kontak dengan antropolog Belanda dalam karangannya Les Organisations Dualistes Existent-Elles?. Karangan yang membandingkan struktur dualisme diadik dengan struktur dualisme konsentrikal, mengambil data etnografi Indonesia melalui karangan oleh J.M. van der Kroef(1954). Setelah itu banyak ahli antropologi Belanda di negeri Belanda maupun di Indonesia tertarik akan konsep Levi Strauss.
b.    Pengaruh Levi Strauss di Inggris
Hampir semua ahli antropologi yang menyebut dirinya British Social Anthropologists pernah membaca karya Levi Strauss, karena dijurusan-jurusan antropologi di universitas-universitas di Inggris sejak kedua dasawarsa terakhir ini buku-buku itu menjadi bacaan wajib bagi semua mahasiswa antropologi. Mereka menganggap  konsep-konsepnya mengenai perkawinan saudara sepupu silang dan terutama metode analisa mitodologinya hanya sebagai salah satu alat penelitian atau analisa apabila mereka menemukan gejala-gejala sosial budaya yang cocok dianalisa dengan alat penelitian tadi.
R. Needham gemar meredaksi proyek terjemahan raksasa dari buku Levi-Strauss kemudian diterbitkan lagi menjadi satu dalam buku bunga rampai berjudul Remarks and Inventions (Needham 1974). R.H. Barnes juga menggunakan konsep-konsep Levi-Strauss secara luas karena ia pernah meneliti di derah Kedang Nusa Tenggara Timur. Walaupun Barnes menggunakan konsep-konsep serta metode analisa Strauss dan Needham dalam studinya mengenai masyarakat Kedang, ia sampai kepada kesimpulan yang agak berbeda dengan kedua tokoh antropologi itu.
c.    Pengaruh Levi Strauss di Amerika Serikat
Levi Strauss memperoleh pengaruh yang sangat luas dikalangan antropolog di Amerika Serikat. Pengaruh yang sedemikian luasnya sehingga untuk meninjau dan meringkas seluruhnya itu diperlukan sebuah buku yang khusus. C. Kluckhohn yang paling dulu tertarik akan konsep-konsep Levi Strauss mengenai pertentangan dan klasifikasi dualisme diadik dan konsentrikal dalam bahasa mitologi. Ini dapat ia mengerti dengan mudah karena sebagai ahli khusus dalam masalah nilai-nilai budaya yang banyak sangkut pautnya dengan metodologi menganalisa mitologi, upacara keagamaan, ilmu gaib dan ilmu sihir.

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

7 Comments »

 
 

Tinggalkan Balasan

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

 
Lewat ke baris perkakas