Materi Antropologi Kelas X : Budaya Asing, Budaya Lokal, dan Hubungan Antar Budaya
Sebagai makhluk yang dikaruniai akal, cipta dan rasa, manusia mampu berpikir, berlogika dan berkarya. Dengan adanya kelebihan tersebut, banyak hasil karya yang diciptakan oleh manusia mulai dari kesenian, tempat tinggal, bahasa, benda, dan lain-lain. Hasil karya tersebut menghasilkan kebudayaan. Pada dasarnya setiap daerah mempunyai kebudayaan masing-masing, di mana setiap kebudayaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Situasi ini menjadikan kebudayaan digolongkan menjadi tiga bentuk yaitu kebudayaan lokal, kebudayaan nasional, dan kebudayaan asing. Penggolongan tersebut tentunya digolongkan berdasarkan kacamata Indonesia. Lalu, apa itu kebudayaan? Serta apa yang dimaksud dengan kebudayaan lokal, nasional, dan asing?
- Kebudayaan Asing
Kebudayaan suatu negara atau wilayah tidak terbentuk secara murni, namun telah terpengaruh dan bercampur dengan unsur kebudayaan dari luar. Pengaruh budaya asing terjadi pertama kali saat suatu bangsa berinteraksi dengan bangsa lain melalui perdagangan dan penjajahan. Pada masa kolonial belanda diterapkan sistem administrasi seperti kelurahan, kawedanan, desa dan dusun yang pada saat ini masih eksis dan tetap ada.
Budaya asing merupakan kebudayaan yang berada di luar wilayah kebudayaan diri masyarakat tertentu dan terbentuk tidak secara alami. Pengaruh budaya asing yang bersifat positif adalah budaya baca tulis yang mulai diterapkan pada masyarakat di segala lapisan sosial.
Pada abad ke20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di Indonesia dapat terlihat melalui terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses globalisasi terjadi penyebaran unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi. Hal ini berdampak pada semakin mudahnya unsur budaya asing mempengaruhi budaya lokal. Akan tetapi tidak semua unsur budaya asing membawa pengaruh buruk terhadap budaya lokal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses terbentuknya sistem organisasi dan sistem komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengikuti sistem serta kaidah-kaidah yang sama. Pada era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh negara lain melalui media massa, seperti televisi, radio, surat kabar atau internet. Globalisasi berlangsung melalui saluran-saluran tertentu, seperti media massa, pariwisata internasional, lembaga perdagangan dan industri internasional, serta lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Saluran-saluran globalisasi, antara lain sebagai berikut.
- Kebudayaan Lokal
Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan tersendiri. Apabila berasal dari daerah jawa, maka akan mengenal beberapa tarian, lagu daerah, pakaian daerah, bahasa daerah, makanan daerah, dll. Meskipun kita berasal dari daerah jawa, namun tetap memiliki ciri khas tersendiri. Misalnya Yogyakarta dan Surakarta, kedua kota tersebut merupakan sama-sama berasal dari daerah jawa dan letaknya saling berdekatan, akan tetapi dilihat dari pakaian daerah dan makanannya pun memiliki bentuk dan cita rasa yang berbeda pula.
Budaya lokal merupakan kebudayaan yang masih memiliki nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat.
Budaya lokal biasanya dikenali dalam bentuk kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu suku bangsa.kelembagaan sosial merupakan ikatan sosial bersama diantara anggota masyarakat yang mengordinasikan tindakan soail bersama antar anggota masyarakat. Dalam lembaga sosial, hubungan sosial di antara anggotanya sangat bersifat pribadi dan didasari oleh loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan gengsi sosial yang dimiliki. Bentuk kelembagaan sosial tersebut dapat dijumpai dalam sistem gotong royong di Jawa dan di dalam sistem banjar atau ikatan adat di Bali.
- Hubungan Antar Budaya
Koentjaraningrat, perubahan kebudayaan dipengaruhi oleh proses evolusi kebudayaan, proses belajar kebudayaan dalam suatu masyarakat, dan adanya proses penyebaran kebudayaan yang melibatkan adanya proses interaksi atau hubungan antarbudaya. Berbagai inovasi menurut Koentjaraningrat menyebabkan masyarakat menyadari bahwa kebudayaan mereka sendiri selalu memiliki kekurangan sehingga untuk menutupi kebutuhannya manusia selalu mengadakan inovasi. Sebagian besar inovasi yang terdapat dalam kehidupan masyarakat adalah hasil dari pengaruh atau masuknya unsur-unsur kebudayaan asing dalam kebudayaan suatu masyarakat sehingga tidak bisa disangkal bahwa hubungan antarbudaya memainkan peranan yang cukup penting bagi keragaman budaya di Indonesia.
Kontak kebudayaan antara berbagai kelompok masyarakat yang berbeda-beda menimbulkan keadaan saling memengaruhi satu sama lain. Terkadang tanpa disadari ada pengambilan unsur budaya dari luar. Oleh karena itu, salah satu faktor pendorong keragaman budaya di Indonesia adalah karena kontak dengan kebudayaan asing. Koentjaraningrat menyatakan bahwa penjajahan atau kolonialisme merupakan salah satu bentuk hubungan antarkebudayaan yang memberikan pengaruh kepada perkembangan budaya lokal. Proses saling memengaruhi budaya tersebut terjadi melalui proses akulturasi dan asimilasi kebudayaan.
Daftar Pustaka
Koentjaraningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Indriyawati, Emmy. 2009. Antropologi Untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:Pusat Perbukuan
Materi Kelas X: Budaya Asing, Budaya Lokal, dan Hubungan Antar Budaya
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.