Antropologi Kesehatan ??apasih antropologi kesehatan itu? Bagi orang awam yang tidak mempelajari dan mengetahui antropologi pasti bertanya-tanya mengenai apa sebenarnya mata kuliah tersebut. Antropologi kesehatan ini merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di perguruan tinggi dan sudah banyak dipelajari di beberapa jurusan utamanya di Jurusan sosiologi dan antropologi Universitas Negeri Semarang.
Orang yang tidak pernah mempelajari mengenai antropologi mungkin sebagian besar dari mereka berpikiran bahwa antropologi ini merupakan ilmu tentang perbintangan atau benda-benda langit sejenisnya.Bagi mereka yang berpandangan demikian tentu bukan hal yang salah karena itu merupakan asumsi awal sebelum mereka mengetahui antropologi itu sendiri.Hal ini juga yang saya alami ketika awal masuk jurusan sosiologi dan antropologi.Saya sangat asing dengan antropologi ini. Sampai pada akhirnya saya mulai sedikit mengerti mengenai antropologi itu sendiri melalui proses belajar yang saya alami mulai dari mata kuliah pengantar antropologi.
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Objek dari antropologi adal;ah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan, dan perilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat sukubangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Lalu mengenai hubungan anatara antropologi dan kesehatan yang menyebabkan perlu dipelajarinya mata kuliah antropologi kesehatan adalah dikarenakan antropologi sendiri merupakan hubungan manusia dalam kebudayaan dimana budaya manusia mempengaruhi kesehatan.Ketika kita mengkaji mengenai masyarakat tertentu maka kita dapat mengetahui masalah kesehatan dalam masyarakat tersebut.Dengan pengertian yang kita dapat dari antropologi kesehatan ini maka kita bisa mengetahui ruang lingkup kajian antropologi kesehatan. Antropologi kesehatan mempelajari mengenai kebiasaan masyarakat, carapandang masyarakat terhadap penyakit, cara menanggulangi penyakit, penyebaran penyakit, dan trinjauan penyakit dari segi adat istiadat.
Kajian antropologi kesehatan adalah kajian mengenai fenomena kesehatan yang dilihat dalam perspektif antropologi atau perspektif kebudayaan.Antropologi sebagai perspektif dalam melihat fenomena kesehatan. Dalam hal ini antropologi sebagai ilmu bantu untuk mendekati masalah kesehatan dari perspektif budaya dimana antropologi kesehatan ini melihat kesehatan dalam masyarakat melalui pendekatan kebudayaan.
Selanjutnya seperti yang tercantum dalam powerpoint mata kuliah antropologi kesehatan yang saya ambil di semester lima ini, didalamnya disebutkan bahwa menurut Foster (1986) dalam antropologi kesehatan ini memiliki dua dimensi, yaitu :
- Dimensi teoritis, yaitu studi komprehensif tentang relasi timbal balik faktor biologi dengan budaya terkait dengan permasalahan kesehatan dan penyakit.
- Dimensi praktis merupakan partisipasi professional ahli antropologi dalam program perbaikan kesehatan masyarakat dan perubahan tingkah laku sehat yang lebih baik.
Setelah kita mengetahui sedikit mengenai antropologi kesehatan, ruang lingkup antropologi kesehatan, kajian antropologi kesehatan, dan dimensi antropologi kesehatan, selanjutnya saya akan memberikan sedikit penjelasan mengenai konsep sakit dan penyakit dalam antropologi kesehatan.Sebelum kita membahas mengenai konsep sakit dan penyakit dalam antropologi kesehatan, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mencari tahu apakah hubungan antara kebudayaan dan kesehatan.Antara kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat itu ternyata memiliki hubungan yang erat dengan adanya tingkat kesehatan dalam masyarakat tersebut.Kebudayaan yang berbeda dalam masyarakat menyebabkan adanya pola hidup yang berbeda sehingga apabila timbul penyakit dalam suatu masyarakat maka penyakit tersebut juga sesuai dengan kebudayaan dalam masyarakat yang bersangkutan.Penyakit yang berbeda ini membuat penanganan dan penyembuhan penyakit ynag dilakukan oleh masyarakat juga berbeda.Perbedaan antara kebudayaan dan kesehatan ini yang menjadikan kebudayaan dan kesehatan sebagai salah satu masalah dalam masyarakat.Perspektif terhadap fenomena kesehatan yang berbeda terjadi karena perlakuan manusia terhadap perilaku sehat yang berbeda.Hal ini juga bnayak dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya. Semakin baik tingkat kebudayaan masyarakat maka tinggkat kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat akan semakin baik karena masyarakat memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan sehingga mereka berusaha berlaku sebaik mungkin agar kesehatannya tetap terjaga.
Penyakit adalah masalah umat manusia sepanjang peradabannya karena penyakit tidak dapat lepas dari manusia sepanjang manusia ini masih hidup. Kebudayaan merupakan respon atau cara adaptasi dengan lingkungan. Setiap orang, masyarakat, kebudayaan, selalu memiliki cara menghadapi penyakit. Misalnya saja orang dari kebudayaan yang berbeda jika penglaami penyakit yang sama maka mereka akan memiliki cara menghadapi penyakit yang berbeda. Orang yang smaa-sama demam akan memiliki penanganan yang berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya tergantung pada tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat.
Konsep sehat, sakit, dan penyakit yang dimiliki masyarakat dibentuk oleh kebudayaan yang melatarbelakanginya.Masyarakat tradisional berperan pada kepercayaan magi, irasional, kepemimpinan kharismatik, hubungan komunitas erat/ solidaritas mekanis, non-industri, dan resiprositas.Sehingga tidak jarang di masyarakat jawa yang masih tradisional, banyak dikenal penyakit sawan, santet, dan sejenisnya.Masyarakat menganggap bahwa penyakit seperti santet ini merupakan penyakit kiriman dari orang yang hendak berniat jahat terhadap kita, Sedangkan pada masyarakat modern lebih bersifat rasional, empiric, masyarakat terspesialisasi, relasi atau splidaritas organis.Masyarakat modern banyak menganggap datangnya suatu penyakit ini pebagai akibat dari kurangnya keseimbangan dalam tubuh yang semua permasalahan kesehatan ini diselesaikan dengan medis.Masyarakat di era modern lebih berpikir rasional dengan adanya penyakit yang ada dalam tubuh seseorang.System kesehatan juga didasari hal-hal atas konsep tentang kesehatan/penyakit, penyebab penyakit, cara menyembuhkan, praktisi penyembuhan, dan lain-lain. Kebudayaan dengan relativismenya ini memaknai sehat, sakit, dan penyakit berbeda-beda. Penyakit dalam kebudayaan suatu daerah belum tentu juga menjadi penyakit di kebudayaan lain. Misalnya penyakit demam berdarah.Bagi sebagian orang di jaman modern ini menganggap bahwa penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang mematikan.Namun, untuk masyarakat di daerah Papua, penyakit ini justru dianggap biasa seperti layaknya demam biasa.Parah tidaknya penyakit ini tergantung pada kebudayaan dan kepribadian orang pada masing-masing masyarakat.
Perspektif tentang kesehatan dan penyakit merupakan bagian dari perawatan sakit dan perilaku sakit yang mana hal ini dittentukan oleh pengetahuan, kepercayaan, dan nilai dannorma. Contohnya ada beberapa jenis penyakit yang tidak dianggap sakit oleh masyarakat jawa, misalnya pilek, pusing, masuk angin dan cengeng. Menurut orang jawa, masuk angin itu hanya masalah biasa dalam tubuh yang mana tanpa diberi obat, lama-kelamaan penyakit ini akan hilang dengan sendirinya, begitu pula dengan cengeng. Namun, menurut orang-orang modern yang memiliki pemahaman pengetahuan tentang kesehatan yang lebih tinggi, mereka menganggap bahwa masuk angin dan cengeng ini merupakan disfungsi dalam tubuh manusia.Masuk angin yang terjadi bisa diakibatkan karena antibody dalam tubuh yang melemah sehingga virus mudah menyerang tubuh.Dengan demikian bisa dikatakan bahwa konsep sakit setiap orang berbeda-beda.Dalam anggapan masyarakat jawa hal demikian tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal karena konsep sakit yang berbeda dengan konsepsi sakit yang dijelaskan dalam medis modern. Sakit dalam masyarakat jawa lebih terkait dengan permaslahan fungsional dan disfungsional dalam peran dan aktivitas social.
Dalam antropologi kesehatan juga terdapat konsep sakit berupa disease dan illness.Disease merupakan sakit dalam perspektif medis dimana terdapat gangguan fungsi atau adaptasi biologis individu. Penyakit hanya akan dianggap sakit oleh masyarakat jika ada unsure illness. Misalnya jika dilihat secara medis, maka sakit gigi tergolong dalam penyakit, namun sakit gigi ini dianggap sehat oleh masyarakat sehingga tidak ada perlakuan khusus dari masyarakat.Sakit gigi hanya didiamkan begitu saja tanpa adanya usaha dari masyarakat untuk mengobatinya dengan membawa ke dokter atau sekedar memberinya obat.
Pada masyarakat tradisional, sakit dianggap sebagai gangguan fungsional terhadap peran social cultural. Sakit merupakan sarana menggerakkan solidaritas kelompok sehingga muncul adanya sikap simpati dan proses penyembuhan. Solidaritas kelompok yang muncul dalam masyarakat ini akibatnya menimbulkan adanya system resiprositas dalam masyarakat. Contohnya jika ada salah satu tetangga yang sakit maka tetangga desa yang lain akan datang menjenguk dan mendoakan kesembuhannya. Proses ini akan berlangsung terus menerus dan bersifat timbale balik antar manusia serta berlangsung turun temurun.
Penyakit pada masyarakat tradisional merupakan gangguan baik secara fisik maupun non fisik.Menurut anggapan masyarakat tradisional, seseorang tersebut dianggap sakit apabila orang tersebut sudah tidah bisa berperan dalam masyarakat dikarenakan gangguan pada fisik maupun non fisiknya.Penyakit merupakan peringatan dari tuhan, sehingga pada zaman dahulu, dalam suatu masyarakat terdapat pagebluk, wabah, atau epidemic yang menyerang seluruh warga dalam lingkungan tersebut. Wabah penyakit atau pagebluk yang muncul dalm masyarakat ini merupakan cara tuhan untuk memberikan teguran pada manusia mengenai perbuatannya selama hidup sehingga manusia dapat mengevaluasi dirionya dan dapat berubah menuju ke arah yang lebih baik. Penyakit yang datang dalam masyarakat di kebudayaan tertentu juga dianggap sebagai penanda munculnya masa krisis dalam kehidupan masyarakat.Sehingga dengan adanya penyakit ini kemudian dapat memunculkan adanya keresahan social dalam masyarakat.
Kebudayaan dalam suatu Negara ikut menentukan sakit dan penyakit.Menurut pandangan medis, suatu gejala yang muncul pada seseorang yang bisa dibilang merupakan disfungsional dalam tubuh bisa dibilang merupakan suatu indikasi penyakit, namun menurrut pandangan sebagian orang dalam kebudayaan tertentu, hal tersebut bisa jadi bukanlah suatu gejala penyakit.Misalnya obesitas pada masyarakat di Afrika Eropa beranggapan bahwa itu sebagai symbol kemakmuran dan status social. Sedangkan diare merupakan rangkaian proses ritus peralihan dewasa pada masyarakat jawa.
Setelah kita mengetahui mengenai konsep sakit dan penyakit, selanjutnya saya akan mencoba menjabarkan mengenai system medis dalam antropologi kesehatan. System medis sebagaistrategi adaptasi social budaya berfokus pada masalah-masalah orang-orang sakit, yang sebagai makhluk budaya telah lama mengembangkan pranata-pranata sosial, teori-teori ekologi dan teknik-teknik pengobatan yang memungkinkan mereka menanggulangi dislokasi sosial dan dislokasi lainnya karena penyakit yang mengakibatkan ketidakmampuan.Penyakit dengan rasa sakit dan penderitaannya merupakan gejala biologis maupun kebudayaan yang bersifat universal.
Orang yang sakit memiliki peranan dan hak-hak tertentu serta mengharapkan bentuk-bentuk tingkah laku dari orang lain dengan siapa mereka berinteraksi. Biasanya dalam suatu masyarakat yang solidaritasnya masih kuat, jika ada salah satu tetangga ynag sakit, maka tetangga yang lain akan dating menjenguknya. Selain itu, orang yang sakit akan dibebaskan dari kewajiban-kewajiban dalam lingkungan sosialnya. Misalnya jika seseorang sakit, maka dia akan diberikan cuti untuk beristirahat dari rutinitas kerjanya agar kondisinya bisa pulih kembali. Munculnya berbagai masyarakat manusia menciptakan strategi adaptasi baru dalam menghadapi penyakit baik itu strategi pada pencegahan dan pengobatan penyakit.Secara singkat, sistem medis sebagai mencakup semua kepercayaan tentang usaha untuk meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut.
Dalam system medis antropologi kesehatan juga dikenal adanya teori penyakit dan system perawatan penyakit.[1] System medis menjadi suatu system teori penyakit meliputi kepercayaan-kepercayaan mengenai ciri-ciri sehat, sebab-sebab sakit, serta pengobatan dan teknik-teknik penyembuhan lain yang digunakan oleh para dokter.Sistem-sistem teori penyakit berkenaan dengan kausalitas, penduduk mengenai hilangnya kesehatan, dan pelanggaran tabu, mengenai pencurian jiwa, kegagalan pertaahana immunologi organ manusia terhadap agen-agen patogen seperti kuman-kuman dan virus. System medis sebagai suatu system perawatan kesehatan adalah suatu pranata sosial yang melibatkan interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh.Memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk merawat orang sakit dan untuk menolong orang sakit.
Bukan hanya terbatas pada hal tersebut saja, Foster dan Anderson memperkenalkan istilah penting yaitu etnomedisin. Etnomedisin adalah salah satu cabang antropologi kesehatan yang membahas tentang asal penyakit, sebab-sebab dan cara menyembuhkan berdasarkan kepercayaan masyarakat tertentu. Etiologi penyakit dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu sistem medis personalistik dan sistem medis naturalistik. Sistem medis personalistik merupakan suatu sistem yang memandang penyakit yang diderita oleh seseorang disebabkan oleh makhluk supranatural (makhluk gaib), makhluk bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang sihir). Sedangkan sistem medis naturalistik berpandangan bahwa sakit itu dikarenakan kurang seimbangnya unsure dalam tubuh. Unsur-unsur pembentuk tubuh tersebut antara lain panas dingin cairan tubuh (humor atau dosha), yin dan yang. Apabila keseimbangan dalam tubuh ini terganggu, maka akan menimbulkan penyakit. Dalam sistem medis naturalistik terdapat tiga pengobatan yang dikenal di dunia yaitu patologi humoral (Amerika Latin), Pengobatan Ayurveda (India dan sekitarnya) dan Pengobatan Tradisional China.[2]
Itulah sedikit ilmu mengenai antropologi kesehatan yang sudah saya dapatkan setelah saya menempuh mata kuliah tersebut selama setengah semester ini.Semoga orang awam maupun orang yang belum mempelajari antropologi kesehatan ini menjadi sedikit mengerti mengenai pentingnya kesehatan dalam masyarakat dan mengerti hubungan antara kebudayaan dan kesehatan itu sendiri.
- [1]Sumber Foster, George M. Dan Anderson, Barbara Gallatin. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)
- [2]Sumber Foster, George M. Dan Anderson, Barbara Gallatin. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)
cukup menarik, terutama bagi orang awam yang tidak bahkan belum pernah belajar tentang antropologi kesehatan. semoga bermanfaat
artikelnya sangat menarik, semoga dapat menambah pengetahuan para pembacanya mengenai apa itu antropologi kesehatan 🙂
Tulisan yang anda buat sangat menarik. Hanya dengan membaca ini, orang awan sudah tau gambaran sedikit tentang antropologi kesehatan serta apa saja yang dibahas. Terimakasih, saya sekarang jadi mengerti 😀
makasih kakak, tulisannya membuat saya paham mengenai konsep-konsep antropologi kesehatan
tulisan yang menginspirasi mahasiswa SosAnt 🙂
Sangat menarik
tulisan yang menarik