Social Sciences

we learn about you and we share it to you

Materi Antropologi SMA Kelas XII Bab 3 : Relativitas, Ketahanan, Inovasi Dan Asimilasi Budaya

https://blog.unnes.ac.id/liasuprapti/wp-content/uploads/sites/611/2015/12/relativitas.jpg

Relativitas budaya

Secara epistemologis, relativisme budaya merupakan tanggapan terhadap etnosentrisme barat untuk mencegahnya agar tidak menimbulkan rasisme. Rasisme secara sederhana dapat diartikan sebagai kebencian suatu sukubangsa terhadap suku bangsa yang lain. Budaya antara daerah yang satu dengan lainnya itu berbeda dan tidak dapat dipandang sebelah. apa yang menurut masyarakat di suatu daerah baik belum tentu baik juga untuk masyarakatdi daerah lain. Maka dari itu terbentuklah nilai-nilai budaya yang bersifat relatif.

Ketahanan budaya

Sebagai negara kepulauan dengan beragam sukubangsa, Indonesia memiliki banyak kebudayaan dari berbagai daerah dengan ciri khasnya masing-masing. Dengan beragam kebudayaan ini, apabila masyarakat dapat bersatu dan bangga terhadap budayanya maka akan tercipta keharmonisan dalam negara Indonesia. Sehingga setiap suku bangsa harus dapat menjaga, mendalami, serta dapat melestarikan keberagaman, kekhasan, dan keunikan budaya terutama pada budaya lokal. Setiap suku bangsa atau masyarakat tentunya memiliki beberapa warisan budaya. Oleh karena itu akan lebih baik apabila masyarakatnya dapat menjunjung tinggi warisan budaya yang telah kita miliki. Selain itu, masyarakat juga harus memahami artisebuah kebudayaan. Sehingga keanekaragaman budaya yang dimiliki dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa. Sehingga budaya yang diliki tetap terjaga kelestariannya dan tidak diklaim oleh bangsa lain.

Ketahanan nasional merupakan kemampuan bangsa untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa untuk mencapai kesehjahteraan bangsa. Ketahanan nasional sendiri dipengaruhi oleh beberapa aspek, diantaranya:

Ketahanan dan kestabilan politik

Sistem pertahanna di suatu negara sangat dipengaruhi oleh politik dalam negara itu sendiri. Oleh karena itu politik harus berjalan dan berada di tangan orang yang baik dan bersih. Dalam politik dibutuhkan pemerintah yang jujur dan adil, serta dapat menciptakan sistem politik yang demikratis.

Ketahanan dan kestabilan ekonomi

Sistem perekonomian yang kuat harus bertumpu pada ketahanan dan kemampuan bangsa, baik dari segi sumber alam maupun sumber daya manusianya. Kekuatan dan kestabilan perekonomian dapat tercipta apabila dalam sektor moneter maupun rill mempunyai sistem dan pelasanaan yang baik.

Ketahanan dan kestabilan sosial budaya

Ketahanan dan kestabilan sosial budaya dipengaruhi oleh beberappa faktor, diantaranya:

Nilai-nilai yang ditanamkan dan diyakini oleh masyarakat dan sistem sosial budaya yang diciptakan oleh pemerintah.
Tingkat pendidikan masyarakat, masyarakat harus memeiliki kemampuan untuk bertumpu pada kekuatan lokal dan keunggulan yang dimiliki.

Asimilasi

Asimilasi biasa disebut juga dengan pembaharuan. Asimilasi merupakan prose perubahan kebudayaan secara keseluruhan karena bercampurnya dua kebudayaan atau lebih dalam suatu daerah tertentu sehingga kebudayaan asli yang dimiliki oleh daerah tertentu tidak tampak lagi. Menurut Koentjaraningrat, asimilasi merupakan proses sosial yang terjadi pada masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda. Kemudian keduanya saling berinteraksi secara intensif. Sehingga sifat khas dari masing-masing berubah dan membentuk unsur kebudayaan campuran. Selain itu Koentjaraningrat mengatakkan bahwa bahwa asimilasi terjadi disebabkan karena golongan manusia dengan latar belakang yang berebda, hubungan yang terjalin antara keduanya suudah lama, dan masing-masing kebudayaan mengalami perubahann dan hilang cirii khasnya, sehingga membentuk budaya baru yang berupa budaya camppuran. Koentjaraningrat juga menjelaskan bahwa asimilasi terjadi kkarena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat. muncul perasaan takut dalam diri masyarakat kekuatan kebudayaan. Adanya superioritas individu terhadap kebufayaan yang dimiliki juga pendorong masyarakat mengalami prose asimilasi.

Menurut Harsojo proses asimilasi akan terjadi apabila dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

Faktor pendorong asimilasi

Toleransi, sikap saling mengahargai antar kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat sehingga mereka saling membutuhkan.
Simpati, kontak yang dilakukan dengan masyarakat lain yang didasari oleh sikap saling menghargai dan menghormati. Misalnya menghormati orang asing dengan menghargai kelebihan dan kelemahan kebudayaan yang dimilikinya.
Adanya sikap saling terbuka antara penguasa dalam masyarakat.
adanya amalgamasi atau perkawinan campuran.
Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan sehingga masyarakat merasa lebih nyaman satu engan yang lainnya.

Faktor penghambat asimilasi

Fanatisme dan prasangka, adanya rasa takut yang terjadi pada masyarakat inferior terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lain.
Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang menimbulkan berkurangnya sikap toleransi dan simpati antar suku bangsa.
Adanya perasaan superior dalam diri individu terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lain.
Terisolasinya masyarakat tertentu sehingga masyarakat tidak dapat bergaul atau tidak mendapat informasi dari dunia luar.
Adanya in-group yang kuat.

Daftar pustaka

www.zonasiswa.com/2015/09/asimilasi-budaya-pengertian-proses.html

(diunduh pada tanggal 11 Desember 2015)

https://kangyuyunnurulaen.blogspot.co.id/?m=1

(diunduh pada tanggal 11 Desember 2015)

 

Pentingnya Peranan Budaya Memperkokoh Ketahanan Budaya Nasional

(diunduh pada tanggal 11 Desember 2015)
blog.unnes.ac.id/liasuprapti(diunduh pada tanggal 15 Desember 2015)

posted by Maharani Elma in Antropologi SMA and have No Comments

Place your comment

Please fill your data and comment below.
Name
Email
Website
Your comment

Lewat ke baris perkakas