Landasan Kependidikan

Hakikat Manusia Indonesia

Manusia Indonesia tidak pernah hidup sendiri, tapi selalu hidup dalam kesatuan dengan manusia lain. Kesatuan terkecil adalah keluarga yang mana individu manusia selalu berada dalam perbedaan dan kesatuan. Meskipun dilahirkan oleh ayah dan ibu yang sama para anggota keluarga selalu berbeda satu sama lain, bahkan yang kembar. Berbeda dalam umur, dalam jenis kelamin, berbeda dalam sifat. Namun individu anggota keluarga yang berbeda itu juga ada dalam kesatuan karena mereka semua secara alamiah berkepentingan dengan keadaan keluarga yang baik. Itu berarti bahwa manusia hidup dalam perbedaan dan kesatuan sekaligus.

Konsep manusia Indonesia  seutuhnya dikembangkan atas pandangan hidup bangsa Indonesia yakni pancasila, yang menganut paham integralistik disesuaikan dengan struktur sosial masyarakat yang berbhinneka tunggal ika. Dengan pandangan hidup pancasila, pengembangan manusia Indonesia seutuhnya diusahakan agar hidup selaras, serasi, dan seimbang dalam konteks hubungan manusia dengan ruang lingkupnya.

Menurut Suwarno (1993:112) rumusan subjektivikasi subjektif atau kelayakan moral pancasila dalam hubungannya dengan hakikat manusia Indonesia meliputi kelima sila dalam pancasila. Sila pertama menggambarkan hakikat manusia Indonesia yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang harus menaati perintah-Nya. Sila kedua berisi hakikat manusia yang memiliki sifat-sifat dan keadaan-keadaan berperikemanusiaan yang berkeadilan dan berperikeadaban. Sila ketiga menerangkan hakikat manusia Indonesia sebagai makhluk yang memiliki sifat-sifat berperikesatuan dengan inti peri kebangsaan. Hakikat manusia Indonesia pada sila keempat yakni sebagai rakyat Indonesia yang menghargai hak-hak asasi manusia. Pada sila kelima, hakikat manusia Indonesia yakni sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Sesuai dengan dasar pengendalian diri dalam mengejar kepentingan pribadi maka manusia Indonesia yang mendasarkan diri pada pandangan hidup pancasila dalam mewujudkan tujuan hidupnya, memiliki kesadaran bahwa setiap gerak arah dan cara-cara melaksanakan tujuan hidupnya senantiasa dijiwai oleh pancasila. Dari hal ini monodualistik terdapat pada kepentingan pribadi yang artinya sama dengan individual, yaitu individu yang mendasarkan diri pada pandangan hidup pancasila untuk tujuan hidupnya.  Sedangkan monopluralistik,  yaitu tujuan hidup tersebut senantiasa dijiwai oleh pancasila.

Pancasila sebagai Landasan Kependidikan

Landasan pendidikan nasional Indonesia merupakan suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktik pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa “Pancasila” yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia

Sebagaimana dicantumkan dalam UU Pasal 3 Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai dalam pancasila.

Secara umum pendidikan nasional Indonesia selalu menggabungkan antara tujuan religius dan nilai-nilai pengetahuan dan ketrampilan. Jadi, pendidikan menjadi bagian dari pengalaman nilai dan realisasi nilai keunikan Indonesia. Pancasila dapat dikelompokkan sebagai pendidikan humanis-religius.

Keunikan Indonesia yakni pancasila dapat dikelompokkan sebagai pendidikan humanis-religius. Sedangkan bangsa barat barat arus utama pemikiran terhadap manusia yaiitu otonom, bebas mengembangkan dan menentukan dirinya sendiri, seolah tidak memerlukan nilai-nilai religiusitas.

Pendidikan religiusitas didasari pandangan bahwa manusia itu tidak sempurna, maka tidak mungkin menjadi sempurna. Pendidikan humanis bertujuan untuk memanusiakan manusia, memahami manusia dari sudut perasaan lebih dari sekedar pengetahuan. Pendidikan humanis dapat dilakukan dengan pendekatan guru kepada siswa. Alhasil guru memiliki hubungan yang akrab dengan siswa. Jadi, ada hubungan erat antara dasar filsafat bangsa dengan politik pendidikan nasional. Pancasila menjadi dasar pendidikan nasional sedangkan pendidikan nasional Indonesia berdasar pancasila yang bersubstansi pendidikan humanis dan religious. Pendidikan humanis religius dimulai dari guru kepada siswa agar praktik pendidikan bersifat mengarahkan, memandirikan dan memberdayakan siswa sebagai makhluk berdimensi horizontal dan vertikal sekaligus.

Pentingnya Landasan Psikologi dalam Pendidikan

Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, agar sukses dalam mendidik diperlukan pemahaman terhadap tingkah laku peserta didik.

Tingkah laku peserta didik dapat dipelajari melalui analisis psikologi yang merupakan ilmu tentang jiwa manusia. Landasan psikologi   pendidikan adalah salah satu landasan yang penting dalam pelaksanaan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta didik. Menurut Rifa’i (2011:1) psikologi pendidikan ialah kajian tentang manusia belajar di latar pendidikan, efektivitas interverensi pendidikan, psikologi pembelajaran, dan psikologi sosial tentang sekolah sebagai organisasi.

Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami perubahan, karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik, anak didik dan lingkungan. Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis.

Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Adapun manfaat psikologi pendidikan dapat ditunjukkan dalam lima komponen pokok dalam proses pendidikan yaitu tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, proses belajar, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.psikologi pendidikan memberikan bimbingan tentang cara-cara merumuskan tujuan pembelajaran yang hendaknya menyatakan apa yang peserta didik mampu lakukan dan apa yang akan peserta didik lakukan jika diberi kesempatan. Psikologi juga sangat bermanfaat pada karakteristik peserta didik, proses belajar, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran sebagai sebuah landasan untuk mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan dan dibutuhkan peserta didik untuk memperoleh hasil dan kemajuan yang optimal.

 

Daftar Pustaka

Kartohadiprodjo, Soediman. 2010. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Makalah disampaikan dalam pertemuan Yayasan Jati Diri Bangsa dengan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 10 April 2012: Gatra Pustaka.

Mahfud, Choirul. 2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.

Sukardjo, M dan Ukim Komarudin. 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Suwarno, PJ. 1993. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

 

 

 

About Meina Febriani

Meina Febriani adalah seorang tenaga pengajar di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang.
This entry was posted in Uncategorized and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: