Calendar

November 2024
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  

Pengaruh Lingkungan Terhadap Pola Pemukiman Nelayan Tambak Lorok

Tambaklorok-Foto

Tambak Lorok merupakan salah satu daerah pantai di kota Semarang yang terletak di Sungai Banger, kelurahan Tanjung Mas, sekitar tahun 1950 pada kawasan ini muncul sebuah pemukiman yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian mencari ikan dan hasil laut lain atau sering disebut sebagai nelayan. Dengan adanya fenomena bahwa masyarakat yang bermukim di kawasan ini memiliki ketergantungan terhadap Natural Resources (sumber alam) dalam hal ini laut sebagai tempat mencari ikan, sungai dan muara sebagai tempat menambat perahu dan keluar masuknya perahu ke laut, dalam hal ini telah menyatu dengan kehidupan kebudayaan masyarakat serta berlangsung turun menurun maka pemukiman ini lebih dikenal dengan Pemukiman Nelayan.

Pemukiman disini menurut narasumber Bapak Suparno sangat berpengaruh dengan lokasi mata pencahariannya sebagai nelayan ikan. Dengan orientasi laut dan kawasan sekitar sebagai sasaran aktivitas untuk bekerja sebagai nelayan Bapak Suparno dan teman lainnya ke tempat kerja kebanyakan ditempuh dengan berjalan kaki dan sepeda. Hasil tangkapan ikan biasanya dijual ke TPI, TPI merupakan tempat jual beli yang mampu menampung seluruh hasil tangkapan ikan yang diperoleh penduduk setempat. Penduduk kawasan ini merupakan bagian dari sub sistem kota, yang peranan dan fungsinya berpengaruh besar terhadap kehidupan kota yaitu penghasil ikan dan sumber protein bagi masyarakat kota. Namun demikian terdapat suatu fenomena kehidupan pada masyarakat di kawasan ini dengan latar belakang pendidikan yang rendah anak Bapak Suparno ini hanya mengenyam pendidikan hanya sampai SMP saja karena keterbatasan ekonomi dan kemauan anak sendiri yang enggan untuk bersekolah dan memilih untuk bekerja membantu Bapak Suparno sebagai nelayan namun sekarang anak Bapak Suparno bekerja sebagai buruh pabrik seperti teman-temannya yang kebanyakan menjadi buruh pabrik di sekitar kawasan Tanjung Mas dari pada menjadi nelayan namun ada juga yang menerusakn pekerjaan orangtuanya sebagai nelayan karena menurut Bapak Suparno kebanyakan pemuda disini hanya mengenyam pendidikan SD,SMP,SMA dan jarang sekali yang berlanjut ke Perguruan Tinggi.

Hasil tangkapan ikan nelayan laut tidak terlepas dari keadaan alam, yang berkaitan dengan musim,  penangkapan ikan terdiri dari tiga yaitu pertama musim puncak, dimana pada saat ini hasil tangkapan nelayan melimpah. Kedua musim paceklik, dimana keadaan alam yang ditandai angin kencang (musim timuran dan baratan) pada saat ini hasil tangkapan nelayan sedikit bahkan tidak sedikit nelayan yang tidak mendapatkan hasil, bahkan ada beberapa nelayan yang sama sekali tidak pergi melaut. Ketiga musim sedang (biasa-biasa saja), dimana pada saat ini nelayan dalam mendapatkan hasilnya tidak terlalu melimpah..

Masyarakat nelayan Tambak Lorok memiliki ciri ketradisionalan yang masih melekat, seperti halnya masih melakukan prosesi sedekah laut dengan seluruh masyarakat nelayan Tanjung Mas. Prosesi sedekah laut yang didukung oleh seluruh rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) sewilayah Tanjung Mas dan warga Semarang Utara Yang meliputi Tambak Lorok dan Tambak Mulyo ini. Prosesi sedekah laut diawali dengan doa disini  peserta akan melakukan doa bersama sebelum kepala kerbau dilarung dan kirab, biasanya kirab budaya yang mengawali sedekah laut dimeriahkan pasukan drum band, anak-anak sekolah, pasukan Putri Domas, rombongan pembawa sesaji, nelayan, kesenian rebana, dan masyarakat lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan makan bersama di tengah laut. Prosesi sedekah laut akan ditutup pergelaran wayang kulit. Prosesi sedekah laut ini merupakan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berbagai kenikmatan yang diberikan kepada umatnya, salah satunya hasil laut yang melimpah. Meski Semarang menjadi kota metropolitas yang modern akan tetapi masyarakat masih melestarikan berbagai adat dan budaya yang berkembang sejak nenek moyang, salah satunya sedekah laut tersebut.

Pada umumnya alat tangkap yang digunakan nelayan  yang tinggal di sekitar lokasi TPI Tambak Lorok yaitu Bagan Apung, Cantrang, Gill net, Dogol, Bubu dan Arat. Tetapi, hanya hasil tangkapan ikan  nelayan Bagan Apung, Cantrang dan Dogol yang masuk ke TPI, selebih nya lebih memilih untuk dijual sendiri. Jenis-jenis ikan hasil tangkapan secara global yaitu Ikan Kembung, Ikan Belanak, Ikan Kempar, Ikan Sriding, Ikan Perak, Ikan Bandeng, Rajungan, Udang, Cumi-cumi dan Teri. Untuk hasil tangkapan ikan yang penjualannya tidak melalui TPI, selain dijual sendiri di pasar sekitar TPI juga ada yang langsung ke Pasar Ikan Rejomulyo baik dalam bentuk ikan mentah maupun dalam bentuk ikan asinan ataupun asapan yang diolah sendiri oleh nelayan. Menurut Bapak Suparno ia biasanya menjual hasil tangkapan ikan yang bagus dipasarkan di TPI Tambak Lorok yaitu ikan yang mempunyai kualitas yang masih baik dalam bentuk ikan segar dengan ciri-cirinya Insang yang berwarna Merah jernih, Mata yang masih bening dan Bau ikan yang tidak busuk. Ini disebabkan operasi penangkapan ikan yang dilakukan Bapak Suparno dengan One day Fishing (Balik hari) serta Bapak Suparno juga membawa perbekalan es yang mencukupi untuk pendinginan ikan di atas perahunya. Biaya operasional penangkapan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya perahu, jauh dekatnya jelajah perahu menuju lokasi penangkapan ikan di laut, jumlah waktu yang dibutuhkan, biaya ransom dan biaya lainnya (biaya administrasi), sedangkan dalam perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam usaha perikanan tangkap tidak terlepas dari perhitungan biaya tetap, biaya tidak tetap. Besarnya biaya operasional (biaya tetap dan tidak tetap) antara perahu dengan alat tangkap yang satu dengan perahu alat tangkap lainnya tidak sama. Dalam penangkapan ikan di perairan bebas dibutuhkan perahu yang digunakan untuk menuju lokasi penangkapan serta mengangkut hasil-hasil tangkapan, serta alat tangkap yang beragam jenisnya. Penggunaan alat tangkap bergantung kepada jenis perahu tangkap yang digunakan. Ada juga alat tangkap yang di pasang secara permanen pada tubuh perahu. Baik jenis Perahu tangkap maupun jenis alat tangkap akan berpengaruh terhadap besarnya biaya operasional yang digunakan untuk menangkap ikan, seperti bahan bakar, biaya perawatan, dan lainnya.

Menurut Bapak Suparno hasil penangkapan ikan dari beberapa tahun yang lalu mengalami penurunan tidak seperti tahun-tahun yang sebelumnya. Hasil tangkapan ikan para nelayan menurun dikarenakan beberapa factor yaitu pertama, cuaca di perairan Laut Jawa khususnya daerah semarang sedang tidak stabil. Angin kencang dan ombak yang tinggi mempengaruhi kinerja para nelayan yang hanya mengandalkan peralatan yang tergolong sederhana. Kedua, adanya beberapa kapal pukat harimau yang beroperasi di perairan Semarang menyebabkan para nelayan Tambak Lorok kekurangan stok ikan. Ketiga, peralatan yang digunakan para nelayan Tambak lorok sangat sederhana. Kapal-kapal tua dan mesin pendorong kapal yang kurang layak pakai masih dipaksa untuk melaut. Keempat, setelah kenaikan harga solar beberapa waktu lalu, para nelayan mengaku cenderung untuk lebih mengirit pemakaian BBM mereka. Itulah yang menyebabkan ikan jarang adanya, maka merekapun tidak akan melaut. Dengan jarangnnya mereka melaut, hal ini berimbas meluas kemasyarakat. Stok ikan laut di pasaranpun mulai jarang dan harganyapun meninggi. Keadaaan ekonomi nelayan pun berkurang. Harga mesin kapal dan BBM yang mahal pun membuat para nelayan ragu untuk meng-upgrade peralatan meraka dengan yang baru dan lebih memadai. Di daerah Tambak Lorok pun sudah terdapat Koprasi nelayan akan tetapi Koperasi nelayan  tersebut belum cukup membantu menjadi solusi tepat bagi meraka. Perhitungan pembelian peralatan dengan sistem kredit ternyata justru sangat mahal. Bisa dua kali lipat daripada pembelian secara cash. Lagi-lagi kehidupan para nelayan pun yang dirugikan.

Kurangnya perhatian dari Pemerintah terhadap masyarakat nelayan Tambak Lorok Semarang yang pemukiman nelayan itu dihadapkan pada tuntutan kebutuhan akan dapat tertampungnya kegiatan-kegiatan kehidupan masyarakat yaitu kegiatan kerja sebagai masyarakat nelayan baik continue maupun tertentu. Dalam hal ini adalah penyediaan sarana dan prasarana lingkungan dari pemerintah yang akan menunjang perkembangan lingkungan pemukiman tersebut dengan adanya keberadaan fasilitas sosial dan fasilitas perekonomian. Sebaiknya kawasan Tambak Lorok harus dibenahi oleh Pemerintah agar tidak terkesan kumuh, pembenahan dan penataan lingkungan pemukiman nelayan tersebut dengan memperhatikan tuntutan pengembangan sesuai dengan potensi yang pada hal ini ditekankan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui perbaikkan lingkungan dan peningkatan kualitas hunian dan lingkungan pemukiman yang dimulai dari fasilitas dasar lingkungan. Karena pada dasarnya pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.

Pemukiman dikampung nelayan Tambaklorok terlihat tidak beraturan,bangunannya rendah karena terkena rob dan abrasi tiap beberapa tahun sekali harus ditinggikan apabila tidak maka bangunan rumah akan tenggelam. Kondisi sosial masyarakat yang minim mengakibatkan terbentuknya suatu lingkungan pemukiman yang belum memenuhi aspek kesehatan, teknis, kelestarian lingkungan hidup, ekologi, dan iklim. Akibat kekurang perhatian terhadap aspek tersebut maka kesan kumuh terlihat pada lingkungan dan bangunan rumah pada kawasan ini. Kawasan ini merupakan pemukiman padat penduduk yang lokasinya memang sangat dekat dengan laut. Bukan pada saat banjir saja yang membuat kawasan ini terendam, air rob juga membuat kondisi pemukiman ini semakin parah. Warga yang tinggal di tepian laut, juga harus menghadapi gelombang tinggi. Dinding rumah mereka kadang mengalami kerusakan akibat dihantam gelombang laut. Disana banyak juga terdapat rumah-rumah yang ditinggalkan oleh para penguninya akibat terkena banjir rob. Rumah-rumah tersebut menjadi ekositem tempat tinggal binatang-binatang kecil seperti nyamuk dan ikan-ikan kecil.

Selain itu banjir rob mengganggu aktivitas masyarakat nelayan disana, rob mengakibtakan nelayan sulit untuk mencari ikan yang disebabkan oleh gelombang tinggi. Sehingga ini mempengaruhi penghasilan masyarakat nelayan Tambak Lorok. Karena memang setiap hari selalu ada pelelangan ikan-ikan hasil tangkapan yang biasanya dilakukan pagi dan siang hari.

Hal terebut mendorong niat pemerintah untuk menjadikan kampung nelayan Tambak Lorok sebagai kampung Wisata Bahari. Ini di wujudkan dengan adanya pembangunan-pembangunan seperti pemasangan beton-beton dibibir pantai serta pembangunan lainya. Ini dapat membantu masyarakat untuk lebih sejahtera dan mendapat tempat tinggal yang lebih baik.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim, 2010. Dampak Banjir rob. https://www.wikimu.com/News/Display. Diakses  pada tanggal 1 April 2011

Manik, Karden Eddy S. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan. Jakarta.

Nybakken, J. W. 2002. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta.

https://berita.suaramerdeka.com/smcetak/tambaklorok-menuju-kampung-wisata-bahari/

https://www.scribd.com/doc/243491769/KAJIAN-PUSTAKA-penelitian-nelayan-tambak-lorok#scribd

https://www.scribd.com/doc/252230954/Di-Balik-Proyek-Besar-Kampong-Nelayan-Tambak-Lorok#scribd

 

Leave a Reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

  

  

  

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: