-
REVIEW RITUAL PROTES GAYA JAWA-JOGJA, SEBUAH ANALISIS ANTROPOLOGI-STRUKTURAL
Ritual (rites) secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses aktivitas yang polanya sama dan biasanya dilaksanakan secara berulang ulang. Ritual terbagi dalam ritual protes, ritual religious, ritual integrasi, dan ritual peralihan. Pada jurnal ini membahas tentang ritual protes yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta terhadap pemegang kekuasaan atau penguasa Republik Indonesia yang terjadi pada bulan Mei 1998. Protes ritual ini terjadi di dua tempat yaitu di Kampus Universitas Gadjah Mada dan Kraton Yogyakarta. Ritual protes tersebut mempunyai maksud untuk menuntut pelaksanaan reformasi dengan penggantian Presiden Soeharto. Ritual protes di UGM dinamakan Pertemuan Akbar Hari Kebangkitan Nasional di lapangan auditorium Grha Sabha Pramana UGM. Sedangkan ritual Protes di keratin Yogyakarta dinamakan Pisowanan Ageng. Dan nama resmi dua ritual protes tersebut yaitu Aksi Keprihatinan Masyarakat Yogyakarta (AKMY) yang termuat dalam Koran KR tanggal 20 mei 1998.
Dari contoh dua ritual protes tersebut dapat dikaji dengan teori strukturalisme Levi Straus. strukturalisme Levi strauss asumsinya adalah bahwa kenyataan yang sebenarnya bukanlah kenyataan sebagaimana yang kita lihat.kenyataan yang sebenarnya adalah yang terdapat dibalik “kenyataan” itu sendiri, yang tidak dapat dilihat oleh panca indera tetapi dapat dilihat perwujudannya/manifestasinya yaitu yang disebut struktur. Salah satu prinsip penting dalam analisis structural adalah melihat sesuatu dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam kontes relasi sintagmatis dan relasi paradigmatis.
Dalam kosmologi jawa relasi structural antara raja dan rakyat adalah relasi oposisi biner. Raja adalah penguasa, sedangkan rakyat adalah yang dikuasai. Raja adalah gusti sedangkan rakyat adalah kawula. Keduanya saling berinteraksi dalam ruang khusus yaitu caos, sowan, dan seba. Ketiga ritual tersebut lebih diperuntunkan kepada para abdi dalem atau hamba sahaya raja serta kerabat raja sebagai wujud loyalitas kepada raja. Ruang interaksi raja dengan rakyat adalah ritual pepe dan mbalela. Pepe dilakukan oleh rakyat jika terdapat permasalahan penting yang memerlukan campur tangan raja untuk mengatasinya. Pepe dilakukan dengan cara berjemur di alun alun utara kraton Yogyakarta agar mendapatkan perhatian dari raja. Sedangkan mbalela adalah ruang interaksi rakyat atau pejabat kerajaan yang sudah tidak sudi datang kepada raja karena rasa benci, amarah, atau kecewa kepada raja.
Dari kejadian ritual protes yang terjadi di dua tempat di Yogyakarta tersebut memperlihatkan bahwa
- Sultan Hamengkubowono dengan presiden soeharto adalah relasi oposisi. Begitu juga Rektor UGM dengan presiden Soeharto
- Rakyat Yogyakarta dengan presiden Soeharto adalah relasi oposisi. Begitu juga mahasiswa UGM dengan presiden Soeharto
- Sultan Hamengkubuwono dengan rakyat Yogyakarta adalah relasi aliansi/sinergi
Kenyataan dalam kerangka strukturalisme yang terpapar dari jurnal tersebut adalah suatu kenyataan yang sebelumnya tidak pernah dilihat oleh kebanyakan orang melalui berbagai media masa maupun dari perbincangan. Ternyata kenyataan structural ini bukanlah sesuatu yang kebetulan, tetapi merupakan bagian dari struktur kosmologi kebudayaan jawa dalam kaitannya dengan ritual protes di kraton Yogyakarta dan para pelaku ritual belum tentu sadar akan struktur ini karena sifat struktur adalah tidak disadari atau unconscious.
Ritual protes dengan setting kampus UGM dan alun alu kraton Yogyakarta menunjukkan adanya relasi dari tiga kedudukan yaitu antara Mahasiswa-Rektor-Presiden Soeharto. Jika ditransfomasi maka mahasiswa menjadi rakyat dan rector UGM menjadi Sultan Hamengkubuwono. Tetapi Presiden Soeharto tetap sebagai kiblat atau menjadi sasaran ritual protes.
UNIKNYA BELAJAR ANTROPOLOGI KESEHATAN Resiprositas pada Masyarakat Lasem
11 thoughts on “REVIEW RITUAL PROTES GAYA JAWA-JOGJA, SEBUAH ANALISIS ANTROPOLOGI-STRUKTURAL”
Tinggalkan Balasan
REVIEW RITUAL PROTES GAYA JAWA-JOGJA, SEBUAH ANALISIS ANTROPOLOGI-STRUKTURAL
Pengunjung ke:
kunjungi juga:
Pos-pos Terbaru
Arsip
Kategori
ini kategori apa bosku
makasih bosku masukannya, ini baru mau dikategoriin
artikelnya menambah pengetahuan :2thumbup
artikelnya dilampirkan ya…
review yang menarik kakak
judul dari tiap postingan tidak konsisten.. ada yang kapital semua dan ada yang tidak.. terlihat kurang rapi
bagus dan bermanfaat
Atur justify.
saya sudah membaca tulisan yang sama di blog sebelumnya, lebih baik dicantumkan sumber bacaan. Lalu berikan fokus yang berbeda sehingga tulisannya lebih hidup
Sumber artikelnya kak?
mohon disertakan sumber referensinya
Kalimat pengejaannya lebih diperhatikan lgi