Salam Agent Of Change!
Siapa yang tak mengenal Raeni? Seorang gadis desa biasa yang melanjutkan pendidikannya di salah satu Universitas terbaik di Kota Semarang ini menjadi pembicaraan masyarakat dan terkenal karena prestasi yang telah diraihnya. Bagaimana tidak , seorang yang akrab di panggil Raeni ini merupakan wisudawan lulusan terbaik di UNNES pada tahun 2014 kemarin yang mana merupakan buah hati dari seorang tukang becak yang ada di Kelurahan Langenharjo,Kendal bernama bapak Mugiyono. Raeni gadis yang berasal dari Kota Kendal dan lahir pada 13 Januari 1993 ini telah berhasil mengubah lika-liku dan pahitnya kehidupan keluarga menjadi kebahagiaan dengan kesuksesan yang sudah diterima olehnya. Raeni yang berkuliah di Universitas Negeri Semarang (UNNES) adalah mahasiswi dari Fakultas Ekonomi yang lulus dan memperoleh Indeks Prestasi Komulatif 3,96 (summa cumlaude) telah membuat bangga orang tuanya. Kendati ia hanyalah seorang anak dari pengayuh becak dengan ekonomi yang pas-pasan tak menjadikan alasan untuknya pesimis dan hilang semangat dalam melanjutkan pendidikannya ini, namun hal tersebut ia jadikan motivasi supaya ia tetap bersemangat untuk melanjutkan pendidikannya demi meraih cita-citanya yakni menjadi seorang pendidik serta demi membuat ayahnya bangga dengannya, walaupun ia bisa kuliah hanya dengan mendapatkan beasiswa bidik misi dari Unnes.
Beasiswa Bidikmisi yang diperolehnya sangat membantu dirinya, ayahnya yang berpenghasilan pas-pasan setiap harinya hanya berpenghasilan kurang dari 100.000 per harinya tidak akan cukup jikalau ia tidak menerima beasiswa Bidikmisi tersebut. Pekerjaan ayah Raeni ini terpaksa dilakoni setelah ia mengundurkan diri sebagai karyawan di sebuah pabrik kayu lapis, terkadang juga pak Mugiyono bekerja sambilan sebagai penjaga malam di salah satu sekolah dengan di gajih Rp 450.000 per bulan. Selama kuliah ayahnya hanya menanggung biaya tempat tinggal Raeni (tempat kost) dan biaya kebutuhan sehari-hari (makan,membayar buku,dan lain sebagainya) Raeni selama anak tercintanya tersebut menempuh pendidikannya di Unnes. Sebenarnya Raeni memang selalu memperoleh IPK yang cumlaude dalam hasil kuliahnya, ia terus mempertahankan prestasi tersebut hingga lulus sarjana. “selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan pendidikan saya lagi ke S2 penginnya melanjutkan kuliah di Inggris. Jika saya mempunyai kesempatan mendapat beasiswa lagi.” kata Raeni dengan penuh semangat tinggi. Keinginan dan cita-cita Raeni didukung penuh oleh Ayahanda tercintanya yakni Pak Mugiyono supaya anak bungsunya tersebut dapat meraih cita-cita yang diinginkannya itu dan bisa hidup lebih baik daripada dirinya di masa yang akan datang.
“Sebagai orang tua saya hanya bisa mendukung dan mendoakan semampu saya demi anak saya agar anak saya bisa hidup layak di masa depan, juga saya rela mengajukan pensiun dini dari pabrik kayu lapis supaya saya mendapatkan pesangon.” ujar ayahanda Raeni yang memulai mengayuh becak sejak tahun 2010 itu. Sempat pertama kali ia menimba ilmu di Unnes ia merasa malu dan minder karena ayahnya bekerja sebagai tukang becak yang penuh keringat dan penghasilan seharinya tak seberapa “Dulu sempat merasa malu dan minder punya orangtua tukang becak. Tapi, kenapa harus merasa malu dan minder? Beliau orangtua saya,merawat saya, mendidik saya, meski tidak memberi biaya hidup banyak (saat kuliah), tapi mendukung saya dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Saya sangat bangga,” katanya.
Berkat beasiswa Bidikmisi yang diperoleh dari Unnes tersebut, anak bungsu pasangan Mugiyono dan Sujamah ini dapat melanjutkan kuliah hingga sarjana dengan IPK summa cumlaude. Ia dikenal dengan pribadi yang sederhana, rajin beribadah, disiplin, ramah , tidak sombong dan murah senyum , aktif dalam perkuliahan di kalangan dosen, lingkungan kos,di lingkungan fakultas maupun di lingkungan organisasi yang ia ikuti selama menuntut ilmu. Ia selalu berusaha mengerjakan sholat berjamaah di masjid atau mushola terdekat seperti yang orang tuanya ajarkan. Ia juga tak pernah melewatkan komunikasinya dengan orang tua meski hanya via telepon. Raeni juga sangat mandiri , selama mengenyam bangku perkuliahan dirinya mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai guru les private murid SMA. Saat hari wisuda tiba, gadis kalem ini dengan bahagianya tanpa malu lagi diantar ke lokasi wisuda oleh ayahanda tercinta menggunakan becak miliknya dengan senyum dan tangis haru pak Mugiyono mengantarkan putrinya yang telah meraih prestasi hasil dari menimba ilmu di Unnes ke tempat wisuda dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2014 dengan disaksikan ribuan pasang mata dengan terkagum-kagum dan kaget yang hadir ke wisuda tahun 2014 itu karena bukan mobil mewah yang mengantarnya melainkan becak milik ayahnya. Melihat prestasi yang diraih oleh Raeni membuat Rektor Unnes Prof. Dr. Fathur Rokhman M,Hum terharu dan menyambutnya dengan sangat bangga. Hal ini juga mengundang perhatian dan suka cita dari Presiden Susilo Bambang Yudhono dan istrinya Ani Yudhono yang mana waktu itu masih menjabat menjadi Presiden RI untuk mengupayakan serta memberikan beasiswa ke Raeni guna melanjutkan pendidikan S2-nya di Inggris yakni kuliah di University of Birmingham, Inggris. Raeni mengambil program Magister of Science, International Accounting and Finance melalui program beasiswa LPDP.
Sekarang Raeni telah lulus dari menuntut ilmu S2-nya selama di Inggris dan kembali ke Indonesia sejak akhir Oktober 2016. Banyak yang kita peroleh dari sosok Raeni yang dapat kita jadikan motivasi, banyak sekali pengalaman hidupnya digunakan sebagai jalan menuju kesuksesan. Ubahlah rasa tidak percaya diri dan gengsi menjadi diri yang berprestasi serta membahagiakan orang yang kita cintai dan mendukung kita. Pekerjaan orang tua dan seberapapun hasilnya tak boleh jadi alasan pesimis kita untuk meraih sukses. Yang penting niat, usaha dan proses harus seimbang dan konsisten. Seperti konsistensi yang diterapkan Raeni “yang saya tekankan dan selalu perhatikan manajemen waktu di setiap aktivitas saya, bagaimana kita dapat memanage waktu dengan sebaik-baiknya dan diisi hal-hal yang bermanfaat.” Kata gadis yang sekarang gelarnya sudah Master Of Science tersebut. Kita jadikan sebagai pandangan untuk kita lebih semangat dalam menjalani proses serta keadaan apapun yang ada di depan kita karena itulah lika-liku perjalanan kita dalam meraih cita-cita di masa yang akan mendatang.
Sumber referensi :
https://news.liputan6.com/read/2062384/kisah-raeni-si-anak-tukang-becak-kejar-ilmu-hingga-inggris. Di akses pada Kamis, 13 April 2017. Pukul 14:15 WIB.
https://chillinaris.blogspot.co.id/2014/06/kisah-hebat-raeni-wisudawan-summa-cum.html. Di akses pada Kamis,13 April 2017. Pukul 14:30 WIB.
https://www.bintang.com/lifestyle/read/2657399/lulus-dari-inggris-ini-kabar-terbaru-raeni-si-anak-tukang-becak. Di akses pada Jumat, 14 April 2017. Pukul 20.05 WIB
https://jateng.tribunnews.com/2016/11/21/tak-terasa-waktu-begitu-cepat-raeni-anak-tukang-becak-itu-sudah-lulus-s2-di-inggris . Di akses pada Jumat, 14 April 2017. Pukul 20.30 WIB.
Hai Niken, postinganmu cukup menarik dan bagus, tapi lebih baik lagi jika bisa disertai dengan foto supaya lebih menarik para pembaca, salam agent of change! 🙂
terima kasih raras atas sarannya! salam agent of change too! 🙂
Sebelumnya, terimaksih ya kak atas tambahan wawasannya mengenei tulisan yang sudah di posting, namun lebih baik lagi disertai dengan gambar supaya tidak terkesan monoton. Semagat kakak cantik.
Wah.. tulisan yang keren, isinya juga inspiratif. Namun benar agar terlihat lebih bagus alangkah baiknya diberi gambar yaa mba niken..
hai niken, postingan ini sungguh menarik, saya pribadi jadi terisnpirasi supaya jadi lebih baik. hanya saja seandainya disertakan foto pasti akan lebih indah tampilannya, sekali kali mampir di blog saya ya sis
terimakasih yulia, aenun dan itsna atas sarannya. nanti segera saya perbaiki 🙂 terima kasih sudah mampir dan tetap mampir ya di blog saya 🙂
Hii,
saya gagal paham dengan judulnya hehe tp tulisanya mantap :thumbup
isi tulisannya sangat memotivasi
hai niken, tulisannya sangat sangat menarik didalamnya pun kamu bisa menceritakan sangat detail mengenai pejalanan hidup si raeni ini, nice! 🙂