Salam Agent of Change!
How are you readers? RIGHT? ok!. Kesempatan kali ini saya akan memposting tugas kuliah saya yakni terkait dengan tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan semester 5. Nah, disini saya akan memposting tugas mengenai review singkat saya terkait dengan video etnomedicine (pengobatan tradisional) masyarakat suku bangsa Dayak, Indonesia. Oh ya, bicara video maaf sekali belum bisa mengunggah videonya sekalian karena saat itu saya hanya menontonnya di ruang kelas saat pembelajaran berlangsung bersama dosen dan teman-teman saya lainnya. But, nanti jika sudah ada video saya akan perbaharui postingan saya ini ya readers 🙂 HAPPY READING 🙂
REVIEW VIDEO ETNOMEDICINE MASYARAKAT SUKU BANGSA DAYAK
Indonesia memang kaya akan kearifan lokal yang dimiliki oleh masing-masing suku bangsa yang ada di dalamnya. Khususnya adalah di suku bangsa Kalimantan, yang mana masih menyimpan serangkaian kearifan lokalnya sekaligus misteri yang tersirat didalam tradisi kesukuannya baik. Misalnya pada video etnomedicine masyarakat suku bangsa Dayak. Dimana didalamnya menceritakan prosesi pengobatan yang ada dan dilakukan masyarakat suku bangsa Dayak Benuak dan suku bangsa Dayak Tunjung, yang berada di kawasan hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Dimana terdapat tradisi para leluhur yang dipegang teguh secara turun termurun, sehingga tidak akan luntur keasliannya. Salah satunya prosesi pengobatan yang ada di suku bangsa dayak Tunjung ialah ritual Belian yang dalam prosesi pengobatannya masih tradisional.
Pada masyarakat Dayak Tunjung, pengusung atau tetua ritual Belian yang diberi nama sebutan Pemelian ini memiliki peranan seperti seorang dokter. Namun, secara tradisional pemelian ini memiliki cara tersendiri untuk meyembuhkan penyakit. Pemelian menggunakan terapi secara spiritual magis sakral dalam menyembuhkan para pasiennya, seperti yang diwariskan para leluhur. Ada dua jenis ritual belian yang masih dipegang teguh dalam masyarakat suku bangsa Dayak yakni Ritual Belian Bawo dan Ritual Belian Sentiu. Akan tetapi, keduanya terdapat sebuah perbedaan dalam prosesi pelaksanaan penyembuhan para pasiennya tersebut. Ritual Belian Bawo merupakan budaya keturunan yang dilakukan langsung di rumah si sakit (pasien).Dalam video tersebut, menurut kepercayaan masyarakat suku bangsa Dayak adalah pasien dianggap sedang kehilangan rohnya, akan tetapi menurut dokter atau medis modern bahwa pasien tersebut menderita struk. Rangkaian prosesi pengobatannya adalah dengan tarian, doa, gamelan (sebagai alat untuk memanggil arwah leluhur), sesajen yang isinya di sesuaikan dengan sesuaikan dengan penyakit digunakan untuk menangkap roh yang nantinya akan dikembalikan pada pemiliknya (si sakit) tersebut. Ketika kembalinya roh tersebut kepada pemiliknya (si sakit) disini menandakan bahwa ia akan sembuh dari sakitnya. Makna dari tarian disini adalah untuk memberikan rasa nyaman dan mengantarkan arwah atau roh tersebut.
Kemudian ritual pengobatan yang kedua adalah Ritual Belian Sentiu dimana dalam pemanggilan arwah atau roh, pasien diletakkan di sebuah tandu dan diberi patung toga kemudian dibalurkan minyak khusus yang telah dibacakan doa. Puncak ritualnya adalah Pemelian berlari ke tengah hutan untuk memanggil arwah atau roh. Setelah pemelian berlari ke tengah hutan tersebut kemudian pemelian tersebut menyedot beberapa bagian anggota tubuh pasien yang dirasa sedang sakit. Dalam pemanggilan roh juga digunakan tarian dan musik gamelan seperti yang ada di Belian Bawo, namun yang membedakan adalah kerincing kaki dan gelang yang dipakai pemelian yang diyakini dapat memanggil arwah. Perbedaannya adalah bahwa gelang pada belian Bawo dipakai di tangan sedangkan pada belian Sentiu dipakai di kaki. Pada ritual belian ini juga terdapat sebuah ‘balai’ yang mana sebagai tempat sesajen dan arwah masuk.
Berdasarkan Ritual Belian yang masih dipegang teguh oleh masyarakat suku bangsa Dayak di atas membuktikan bahwa masyarakat suku bangsa tersebut masih mempercayai praktik pengobatan tradisional (etnomedicine). Hal tersebut sama dengan argumen Foster dan Anderson bahwa etnomedicine ialah pengetahuan masyarakat mengenai kepercayaan medis masyarakat lokal dan praktik pelaksanaannya dalam menghadapi penyakit. Pada saat masyarakat suku bangsa Dayak mengalami sakit, maka mereka mendiagnosa si sakit dengan menggunakan kepercayaan atau pengetahuan lokal mereka yakni sakit yang diderita sang pasien di karenakan kehilangan rohnya di suatu tempat, hal ini menunjukkan pada sistem medis (diagnosa penyakit) dilakukan berdasarkan pengetahuan atau kepercayaan masyarakat lokal suku bangsa Dayak itu sendiri.
Konsep sakit dalam masyarakat suku bangsa Dayak ini dapat didefinisikan secara kultural (illness) yang mana dipengaruhi oleh latar belakang sosial, budaya, lingkungan sosial, dan lain sebagainya serta diagnosanya juga berdasar pada masyarakat lokal itu sendiri. Selain itu , adanya ritual Belian juga dapat mempererat jalinan atau hubungan sosial diantara anggota masyarakat, yang mana dibuktikan dalam bentuk kerjasama anggota masyarakat dalam menyiapkan pelaksanaan ritual Belian ini. Seperti yang kita ketahui dalam pelaksaan ritual Belian ini mengundang arwah leluhur mereka untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh masyarakat suku bangsa Dayak. Mereka menganggap bahwa hadirnya arwah para leluhur di sisi mereka dapat mempercepat keyakinan masyarakat yang sedang sakit untuk segera sembuh. Ritual Belian atau pemelian ini lebih memberikan pendekatan melalui kondisi psikologis pasien atau masyarakat yang sedang mengalami sakit.
Bentuk sistem medis yang dilakukan oleh masyarakat suku bangsa Dayak adalah dengan Folk Medicine yang dikemukakan oleh Kleinmann bahwa masyarakat Dayak tersebut menggunakan tata cara sistem medis dengan tradisi secara turun temurun yang ada di masyarakat dalam menghadapi penyakit. Masyarakat suku bangsa Dayak memiliki suatu kepercayaan sendiri dalam masyarakatnya dimana dalam pengobatan ketika mengalami penyakit mereka tidak menggunakan sistem medis modern (dokter) melainkan lebih memegang teguh kepercayaan pengobatan non-medis yaitu ritual atau tradisi pengobatan yang telah turun temurun. Selain itu, etiologi penyakit dalam etnomedicine masyarakat suku bangsa Dayak disini merupakan sistem medis personalistik. Dimana dalam konsep sistem medis personalistik ini penyebab penyakir adalah adanya intervensi agen (makhluk gaib atau supranatural dan makhluk manusia/dukun/tukang sihir). Seperti yang kita lihat pada teknik pengobatan masyarakat suku bangsa Dayak yang salah satunya adalah memanggil roh atau arwah leluhur jadi dapat dikatakan bahwa dalam prosesi penyembuhannya menggunakan agen supranatural juga melalui pemberian sesaji dan pengembalian roh atau arwah pada pasian yang dilakukan sang Pemelian.
Referensi :
Foster, Anderson. 2006. Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.