Seiring dengan kian pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, arus globalisasi juga semakin menyebar ke segenap penjuru dunia tidak terkecuali Indonesia. Penyebarannya berlangsung secara cepat dan meluas, tak terbatas pada negara-negara maju dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi juga melintasi batas negara-negara berkembang dan miskin dengan pertumbuhan ekonomi rendah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan derasnya arus globalisasi merupakan dua proses yang saling terkait satu sama lain. Keduanya saling mendukung. Tak ada globalisasi tanpa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga berjalan lambat jika masyarakat tidak berpikir secara global. Semua golongan, suka atau tidak suka, harus menerima kenyataan bahwa globalisasi merupakan sebuah virus mematikan yang bisa berpengaruh buruk pada pudarnya eksistensi budaya-budaya lokal dan berpengaruh pada perubahan komunitas lokal. Karena globalisasi diusung oleh negara-negara maju (baca: Barat) yang memiliki budaya berbeda dengan negara-negara berkembang, maka nilai-nilai Barat bisa menjadi ancaman kelangsungan hidup komunitas lokal yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Pegertian Globalisasi
Globalisasi sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu Globalization. Kata “Global” berarti mendunia sedangkan “Lization” berarti proses. Sehingga dalam Pengertian Globalisasi menurut Bahasa adalah suatu proses yang mendunia. Globalisasi merupakan suatu proses masuknya negara ke dalam pergaulan dunia. Globalisasi membuat suatu negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan dalam berinteraksi antarnegara baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran informasi, dan gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk interaksi lainnya. dengan adanya globalisasi, setiap individu dapat terhubung oleh siapa saja yang ada dibelahan bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan komunikasi melalui media cetak dan elektronik yang mendunia. Adapun pengertian lain globalisasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
•Menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara intensif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita kan koneksi tersebut.
•Barker (2004), mengatakan bahwa globalisasimerupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah pada berbagai arah di seluruh dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
•Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dimana kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah jauh.
•Albrow mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global.
Faktor Penyebab Global
Globalisasi yang terjadi di semua negara di dunia tidak terjadi sendirinya, akan tetapi terdapat factor-faktor yang menjadi penyebab globalisasi baik dari dalam maupun dari luar. Adapun factor-faktor tersebut adalah:
Faktor Ekstern (luar negeri dan perkembangan dunia)
•Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
•Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih
•Adanya kesepakatan internasional tentang pasar bebas
•Modersisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di dunia mempengaruhi negara lain untuk mengadupsi atau meniru hal yang sama.
•Keberhasilan perjuangan prodemokrasi di beberapa negara di dunia sedikit banyak memberi inspiransi bagi munculnya tuntutan tranparansi dan globalisasi di sebuah negara.
•Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional.
•Perkembangan HAM
Faktor Intern (dari dalam negeri)
•Ketergantungan sebuah negara terhadap negara-negara lain di dunia
•Kebebasan pers yang tak terkendali
•Munculnya berbagai lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat
•Berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan
•Berkembangnya cara berfikir dan semakin majunya pendidikan dalam masyarakat
Dampak Globalisasi terhadap Perubahan Komunitas Lokal
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari globalisasi adalah perubahan komunitas lokal. Komunitas biasanya merujuk pada suatu kelompok lingkungan yang para anggotanya menghuni ruang fisik atau wilayah geografik yang sama di lingkungan tetangga, desa, atau, kota. Komunitas juga diartikan sebagai suatu kelompok yang anggotanya memiliki ciri-ciri serupa, yang biasanya di himpun oleh suatu rasa memiliki atau bias pula oleh ikatan dan interaksi social tertentu yang menjadikan kelompok itu sebagai suatu entitas social tersendiri. Contohnya suatu suku bangsa atau kelompok etnik, kaum beragama tertentu, kalangan akademik, atau komunitas professional.
Suatu komunitas lokal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain
2.Memiliki struktur sosial
3.Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
4.Memiliki faktor pengikat
5.Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Contoh perubahan komunitas lokal di Cepu (Paguyuban Seni Barong)
br
Kesenian Barong atau lebih dikenal dengan kesenian Barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Namun, Kabupaten Blora yang bisa dikatakan paling eksis. Bayangkan saja, dari 295 desa di Kabupaten Blora, terdapat 625 paguyuban kesenian barongan. Artinya, setiap desa minimal memiliki dua grup kesenian barongan. Kesenian barong banyak banyak terlibat di beberapa tradisi. Misalnya tradisi lamporan—ritual tolak bala yang berasal dari Desa Kunden, misalnya, mengharuskan keterlibatan barongan. Bahkan, justru Singo Barong yang dianggap sebagai pengusir tolak bala. Di dalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti spontanitas, sederhana, keras, kompak yang dilandasi kebenaran. Kesenian barongan berbentuk tarian kelompok yang terdiri dari tokoh Singo Barong, Bujangganong, Joko Lodro/Gendruwon. Jaranan/Pasukan Berkuda, serta prajurit.
Dulu barongan sering keluar/muncul pada bulan Agustus atau mendekati hari kemerdekaan Indonesia. Anak-anak seusia belasan tahun bahkan orang tua setiap sore berkeliling ke kampung-kampung sambil memainkan barongan dengan diiringi dengan tabuhan gong dan alat musik tradisional lainnya. Dengan berjalannya waktu dan adanya globalisasi maka mengakibatkan kesenian barongan sudah kurang diminati oleh masyarakat Blora dan sekitarnya termasuk Cepu. Mereka lebih suka menikmati musik-musik yang lebih modern seperti dangdut dan band, terutama para pemuda. Untuk masa sekarang barongan hanya ditampilkan pada event-event budaya tertentu. Selain peminatnya berkurang, pemain barongan juga berkurang karena kurang ada usaha untuk mempertahankannya. Sebagai masyarakat Cepu bagian dari Kabupaten Blora yang memiliki barongan sudah seharusnya menjaga dan melestarikan kesenian ini agar tidak punah dan anak cucu akan tetap bisa menikmati kesenian asli Blora ini dengan cara antara lain memperkenalkan seni barongan di sekolah-sekolah dengan mengadakan ekstrakurikuler barongan
Sumber
Hirst, Paul. 2001, Globalisasi Adalah Mitos. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Mubah, Safril. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Unair Volume 24, Nomer 4, Hal: 302-308
Soekanto, Soejono. 2012. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Rajawali Press
Taupan, Muhammad. 2012. Sosiologi kelas XII Kurikulum 2013. Jakarta : Erlangga
Komentar Terbaru