kasih
apa kau benar ada?
nyatakah engkau di sejuk mata atau sekedar di carta hati?
mengapa tak pernah berhasil aku menjangkaumu
meski serasa harummu sedekat nadi
kasih
apa kau benar ada?
terdengar jelas suara kalbumu
tapi sejauh ku berlari tuk menjemput
tak pernah berpapasan dengan titik temu
kau abu-abu
kasih
aku tak pernah ingin kau bernama hujan
hadir sesaat lalu berlalu
memberi kenyamanan di setiap sajak perindu
memang sedikit menghapus pilu
namun itu semua semamumu
kasih
bagaimana agar aku dapat mencinta dalam sederhana
sesederhana secangkir kopi malam itu
sejenak saja merasa bahagia
tanpa pura-pura
kasih
mampukah aku bertahan dalam ruang tunggu?
bersabar dalam luasan samudera doa
menghitung detik hingga waktu itu tiba
bersanding denganmu hingga masa yang memisahkan
