Apa itu sosiologi?
Sosiologi merupakan ilmu yang di susun secara sistematis, rasional dan menggunakan metode-metode yang akurat. Sosiologi juga sebagai ilmu pengetahuan murni, karena bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
- Pengertian sosiologi menurut para ahli
- Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok. Misalnya, interaksi sosial di antara sesama anggota masyarakat RT, RW, dusun, dan nagari
- Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial. Sruktur sosial adalah keseluruhan jainan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu norma sosial, lembaga sosial, kelompok sosial, dan lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh ekonomi terhadap politik, agama, terhadap ekonomi, atau hukum terhadap agama. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial masyarakat.
Hakikat Sosiologi
Beberapa hakikat sosiologi adalah sebagaii berikut
- Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu kerohanian
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang seharusnya terjadi
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science)
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang astrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat
- Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang digunakan
- Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus.
- Objek studi sosiologi
Objek studi sosiologi adalah masyarakat, dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan tersebut. Selain itu, sosiologi juga dapat dikaji dengan persepektif lingkungan. Dalam persepektif tersebut secara kolektif dapat dibagi menjadi tiga tahap studi yaitu bersifat dasar, dan perkembangan manusia, interaksi manusia dan hubungannya, serta penyesuaian secara bersama dengan lingkungan. Jadi dalam sosiologi terdapat kajian tentang ekologi manusia. Yaitu studi tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan alam baik sebagai makhluk individu maupun sosial.
Ciri-ciri sosiologi
- Sosiologi bersifat empiris, yaitu didasarkan pada pengamatan (observasi)
- Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
- Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya, kemudian diperbaiki, diperluas, dan diperdalam
- Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik-buruknya fakta, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta tersebut secara analitis, dan apa adanya.
Perkembangan Sosiologi
Pada awal kelahirannya sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang dikembangkan oleh Auguste Comte dari Prancis, di pertengahan abad ke-18. Auguste Comte saat itu terus berpikir bagaimana caranya memperkecil krisis sosial dan kesenjangan dalam masyarakat karena Revolusi Industri di Inggris dan Revolusi sosial di Prancis. Akhirnya Comte tiba pada kesimpulannya yaitu harus ada ilmu yang bertugas mempelajari masyarakat agar perkembangannya dapat menuju ke arah yang lebih baik.
Kemudian terlibtal buku yang berjudul Positive Philosophy yang berisi tentang pemikiran Comte. Ia menyatakan bahwa ilmu yang bertugas mempelajarai perkembangan masyarakat dan dampak yang ditimbulkan oleh perubahan sosial tersebut adalah sosiologi. Sosiologi lahir pada tahun 1842
Auguste Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi karena ia merupakan orang pertama yang mencetuskan istilah sosiologi. Selanjutnya, sosiologi mulai dikembangkan oleh tokoh-tokoh sosiologi yang lain yaitu Herbert Spencer, Emile Durkheim, Max Weber dan lain sebagainya.
Pada masa Herbert Spencer, ia mengembangkan sistematika penelitian masyarakat dalam bukunya yang berjudul Principles of Sociology. Pada abad ke-20 sosiologi berkembang pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Dari Eropa, kemudian ilmu pengetahuan menyebar ke seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia
Di Indonesia pada awalnya sosiologi hanya dipelajari di tingkat perguruan tinggi sebagai ilmu pengetahuan murni, namun ketika pengetahuan mulai berkembang, sosiologi dapat diterapkan sebagai ilmu pengetahuan terapan atau praktis. Contohnya, sosiologi perkotaan yang khusus mengkaji tentang masalah-masalah yang ada di perkotaan.
Saat ini sosiologi tidak hanya diajarkan kepada para mahasiswa di perguruan tinggi, tetapi diajarkan juga di sekolah menengah pertama. Hal ini dilakukan agar para siswa dapat mengenal, menganalisis, dan memecahkan berbagai masalah sosial yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi perkembangan Sosiologi
- Revolusi-revolusi politis
Revolusi politis ditengarai oleh adanya revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789. Dampak dari revolusi tersebut sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Dampak tersebut juga tidak terlepas dari adanya dampak negatif. Oleh karena itu, para tokoh sosiologi khususnya Comte, Durkheim, dan Parson mencoba untuk mengembalikan kepada keadaan yang seimbang dan tertib.
- Revolusi Industri dan munculnya kapitalisme
Revolusi industri terjadi di Inggris. Revolusi ini sangatlah penting. Karena akibat dari peristiwa tersebut memunculkan banyak sekali perkembangan yang saling terkait yang berpuncak pada perubahan dunia barat dari agraris menjadi sistem industri yang bersifat menyeluruh.
sumber referensi
Mulyadi dkk. 2013. Sosiologi SMA kelas X. Jakarta: Yudhistira, Buku Sosiologi untuk SMA/MA kelas X. Penerbit Erlangga.
Buku Teori Sosiologi Klasik. Penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta