Materi Antropologi Kelas XII Bab 4 : Karya Ilmiah dan Metode Penelitian Antropologi

Desember 21st, 2015 by putri novitasari Leave a reply »

Karya Ilmiah
Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti atau dengan pengertian lain adalah, karya seorang ilmuwan yang berupa hasil pengembangan, seperti pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Tujuannya adalah agar dapat dipelajari pembaca hingga mampu mendatangkan kritik dan saran.
Metode Penelitian Antropologi
Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Artinya, dalam penelitian antropologi dapat dilakukan melalui pengkajian secara statistik, baik dilakukan untuk mengukur pengaruh maupun korelasi antar variabel penelitian, ataupun dilakukan secara kualitatif (naturalistik). Metode penelitian antropologi yang dapat digunakan yaitu, deskriptif, komparatif, studi kasus, etnografis, dan survei. Metode dalam antropologi akan difokuskan pada metode penelitian komparatif (kualitatif) secara rinci karena merupakan ciri khas dalam penelitian antropologi. Metode komparatif antropologi adalah metode penelitian yang mencabut unsur-unsur kebudayaan dari konteks masyarakat yang hidup dan dibandingkan dengan sebanyak mungkin unsur-unsur dan aspek suatu kebudayaan.
Alat penelitian yang digunakan oleh para antropolog dalam meneliti kebudayaan adalah etnografi. Metode riset kualitatif ini dipakai dengan cara menyelami manusia secara sensitif dan alamiah dalam konteks social budayanya serta umumnya ditunjukkan oleh etnik untuk fenomena yang diteliti. Seorang Peneliti etnografi memasukkan dirinya ke dalam budaya dan sub budaya dalam penelitiannya dan mencoba untuk melihat dunia dari sudut pandang budaya. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi partisipan, secara garis besar adalah penelitian kualitatif. Peneliti melakukan observasi cara dan ritual dari budaya, berusaha memahami makna dan interpretasi. Mereka membandingkan antara persepsinya sendiri (etic) dan menggali perbedaannya dengan persepsi informan (emic). Penelitian kualitatif ini seolah-olah menjadi ciri bagi penelitian dalam ilmu pengetahuan antropologi.
Pembangunan pada hakikatnya adalah usaha peningkatan taraf hidup manusia ke tingkat yang lebih baik, lebih sejahtera, lebih enak dan lebih tentram serta lebih menjamin kelangsungan hidup di hari depan. Dengan demikian usaha pembangunan mempunyai arti humanisasi atau usaha memanusiakan manusia. Pembangunan dari dan untuk manusia seutuhnya, berarti manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan, berusaha menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam hidupnya, baik sebagai makhluk rohani yang menjasmani maupun sebagai makhluk jasmani yang merohani. (Nourouzzaman, 1986 : 1). Dalam usaha memperbaiki mutu hidup, harus dijaga agar kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih tinggi tidak menjadi rusak. Sebab kalau kerusakan terjadi, bukannya perbaikan mutu hidup yang akan dicapai, melainkan justru kemerosotan. Oleh karena itu, dalam pembangunan tersebut dibutuhkan disiplin antropologi dalam upaya perencanaan pembangunan di masa depan. Pada dasarnya pembangunan bersifat dilematis, maksudnya adalah bahwa dalam pelaksanaan pembangunan selalu ada sisi yang berdampak positif dan disisi lain menimbulkan dampak negatif.
Peranan antropologi dalam pembangunan antara lain adalah:
1. membantu perencanaan pembangunan untuk masa yang akan datang yang diharapkan mampu menumbuhkan tingkat perekonomian serta terjadinya pembangunan sosial dan pembangunan alam yang berkelanjutan.
2. cara bagaimana memutuskan apakah suatu perubahan yang direncanakan akan bermanfaat bagi penduduk yang hendak di bangun.
3. memperkirakan seluruh akibat yang mungkin timbul sebagai hasil dari salah satu program yang di usulkan dalam pembangunan.
Dalam melakukan pembangunan hendaklah kita meneliti dahulu komponen-komponen yang terkait dalam pembangunan tersebut, agar pembangunan yang di jalankan bisa berhasil dengan baik, tanpa ada rintangan ataupun hambatan yang berarti. Sebagai contoh adalah pembangunan tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) bagi masyarakat setempat pembangunan ini sangat merugikan karena mereka yang menghasilkan uang dari berjualan makanan atau minuman di sepanjang jalan tersebut tidak laku sebab tidak ada kendaraan yang berhenti di warung tersebut setelah dibangunnya tol. Seharusnya pemerintah dalam melakukan pembangunan wajib mengetahui terlebih dahulu bagaimana latar belakang, situasi dan kondisi pada daerah yang akan dibangun. Agar ada komunikasi antara pihak yang melakukan pembangunan dengan sasaran atau objek yang akan dibangun, guna meminimalisir kerugian dari pelaksanaan pembangunan.

Sumber:
Bambang Dwiloka. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penerbit Rineka Cipta.
Drs. M. Hariwijaya. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal. Tugu Publisher.
https://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42 (Diunduh pada 12-12-2015 pukul 20:40)
https://deaninamaku.wordpress.com/2012/08/29/tema-peran-antropologi-dalam-pembangunan/ (Diunduh pada 12-12-2015 pukul 21:30)
https://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_dasar_Antropologi.pdf (Diunduh pada 12-12-2015 pukul 21:45)
https://blog.unnes.ac.id/lenninovia/
https://blog.unnes.ac.id/diahlaeli10/

Advertisement

Tinggalkan Balasan