Relativitas budaya merupakan suatu standar perilaku yang berhubungan dengan kebudayaan dimana standar itu berlaku. Relativisme menganggap bahwa semua kebudayaan itu baik, tergantung konteks yang menganggapnya. Contohnya menurut masyarakat A kebudayaan B itu baik, tetapi menurut masyarakat C kebudayaan B itu buruk. Jadi, kebudayaan dianggap baik dan buruk tergantung perspektif setiap masyarakat karena kebudayaan merupakan ciri khas dari setiap daerah masing-masing. Lanjutkan membaca MATERI PEMBELAJARAN ANTROPOLOGI KELAS XII BAB 3: RELATIVITAS, KETAHANAN, INOVASI, DAN ASIMILASI BUDAYA→
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Lanjutkan membaca MATERI PEMBELAJARAN ANTROPOLOGI KELAS XII BAB 2: PROSES GLOBALISASI DAN STRATEGI MEMPERTAHANKAN DAN MEMPERKUAT NILAI-NILAI BUDAYA INDONESIA→
Istilah etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphy yang berarti tulisan. Jadi, pengertian etnografi adalah deskripsi tentang bangsa-bangsa. Beberapa pendapat ahli antropologi mengenai pengertian etnografi sebagai berikut.
Masyarakat setiap saat pasti mengalami perubahan baik perubahan ke arah yang lebih baik ataupun perubahan ke arah yang lebih buruk dari sebelumnya. Pengertian kebudayaan dari segi praksis dan wacana seperti ini membawa implikasi cukup berarti bagi pemahaman suatu gejala sosial budaya yang dewasa ini sering kita juluki proses “globalisasi.” Dengan memahami kebudayaan sebagai praksis dan wacana, maka kebudayaan tampak sebagai, seperti apa yang dikatakan oleh Umar Kayam, “sebuah proses, sosoknya bersifat sementara, cair, dan tanpa batas-batas yang jelas.”4 Dalam arti ini, perbedaan antara kebudayaan “modern” dan “tradisional,” “asing” dan “pribumi,” “barat” dan “timur,” “asli” dan “campuran” hanyalah merupakan perbedaan-perbedaan yang semu dan sementara.
Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya majemuk terdiri dari berbagai kebudayaan, agama, ras, bahasa, dan sebagainya. Meskipun Indonesia masyarakatnya majemuk tetapi ada perbedaan dan persamaan seperti bahasa, dialek, dan tradisi lisan. Perbedaan kebudayaan ini menyebabkan keunikan tersendiri, seperti yang disebutkan oleh Nasikun (2000) bahwa Indonesia memiliki struktur masyarakat yang unik secara horizontal yang ditandai adanya keberagaman tata cara kehidupan, bahasa yang digunakan, seni budaya yang dimiliki maupun tradisi dan secara vertikal yang ditandai adanya kelas-kelas dalam masyarakat seperti lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Fenomena perilaku menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat memang menarik untuk dibicarakan. Sisi yang menarik bukan saja karena pemberitaan tentang berbagai perilaku manusia yang ganjil itu dapat mendongkrak media massa dan ratting dari suatu mata acara di stasiun televisi, tetapi juga karena tindakan-tindakan menyimpang dianggap dapat mengganggu ketertiban masyarakat.
Secara etimologis, dalam kaidah bahasa Indonesia kata yang berakhiran-isasi mempunyai definisi sebuah proses. Sehingga internalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses. Dalam kamus besar bahasa Indonesia internalisasi diartikan sebagai penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam yang berlangsung melalui binaan, bimbingan dan sebagainya.