Fasilitas modern seperti handphone, dan internet, menjadi sarana yang digunakan oleh jaringan narkoba untuk merusak pembentukan karakter di kalangan remaja
Hidayatullah.com–Masyarakat sekarang menghadapi tantangan yang sangat besar yaitu arus globalisasi. Selain ada sisi positifnya tentu ada sisi negatifnya. Tapi masyarakat tidak bisa menolaknya. Karena itu, ambil sisi positifnya saja.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang unggul harus mampu meningkatkan kualitas iman dan takwa pendidiknya dan para santrinya. Pendidikan agama adalah paling utama sebagai benteng pertahanan.
Hal itu disampaikan oleh Dr Nanang Fatchurochman M.Pd dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama dalam acara Focus Group Discustion yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Pesantren Hidayatullah Jakarta dan Kemenag, di aula Masjid Baitul Karim komplek Hidayatullah Jakarta, Kamis (8/9/2015).
“Fasilitas modern seperti handphone, dan internet, menjadi sarana yang digunakan oleh jaringan narkoba untuk merusak pembentukan karakter di kalangan remaja dan usia anak sekolah,” ujar Nanang.
Tantangan lainnya, kata Nanang, adalah persoalan-persoalan sosial, dan alam demokrasi membuat tatanan keluarga menjadi rapuh, sehingga banyak orangtua yang kurang memperhatikan anak-anak di lingkunagan keluarga maupun di masyarakat. Selain itu, yang mengkhawatirkan adalah masuknya jaringan narkoba internasional di Indonesia yang mengakibatkan meningkatnya pemakai narkoba di kalangan remaja dan anak usia sekolah.
Sementara itu, AKP Agus Yulianto Danardono, SE, bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN mengatakan bahwa peredaran narkoba sudah masuk pada kalangan remaja dan anak usia sekolah.
“BNN terus melakukan sosialisasi P4GN di sekolah-sekolah umum dan pesantren. Karena itu, BNN kini menggandeng Kemenag,” ujar Agus.
“Namun kerjasama ini jangan sampai membuat kesan negatif terhadap pesantren. Pesantren bukan sarang narkoba. Karena itu, BNN harus pandai mengemas dan mengkomunikasikannya. Jangan seperti BNPT yang menimbulkan kesan bahwa pesantren adalah sarang teroris,” kata Nanang.
Kerjasama Hidayatullah Jakarta Timur dengan Kemenag ini merupakan yang kedua kalinya.
“Sebelumnya kami juga pernah bekerjasama dengan Kemenag yaitu sebagai penyelenggara Musabaqah Qira’atil Kutub antar pesantren se-Jakarta Timur. Semoga kerjasama dengan BNN juga bisa ditindaklanjuti oleh Pesantren Hidayatullah lainnya,” ujar Ustadz Mahmud Efendi, Pimpinan Pesantren Hidayatullah Jakarta Timur kepada hidayatullah.com.
Acara yang bertema Kepedulian Masyarakat Melalui Pemberdayaan Lingkungan Pesantren dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) ini dihadiri oleh pengurus Pesantren Hidayatullah Jadetabek, Pesantren Ulul Ilmi, Pustaka Imam Syafi’i, Yayasan Marhamah, Pos Dai, BMH, dan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) se-Jakarta Timur. *
Rep: Dadang Kusmayadi
Editor: Cholis Akbar
[https://www.hidayatullah.com]