“Karawang dipilih karena dianggap proaktif dalam memberantas buta aksara. Karawang juga memiliki kinerja yang baik dalam upaya memberantas buta huruf,” ujar Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Kemdikbud, Erman Syamsudin, di Karawang, Jumat.
Karawang berhasil membebaskan 117.000 orang dari buta huruf. Kemndikbud menganggap hal itu sebagai prestasi dan berharap daerah lain juga ikut serta dalam upaya pemberantasan buta aksara.
Pada puncak peringatan Hari Aksara Internasional akan dicanangkan “Gerakan Masyarakat Membaca” oleh Mendikbud, Anies Baswedan di hadapan warga belajar Pascakeaksaraan Dasar.
Selain itu, Mendikbud juga akan mencanangkan aplikasi Dapodik PAUD dan Dikmas.
Selain itu, akan hadir pula perwakilan UNESCO, Komisi X DPR, Eselon I dan II di lingkungan Kemendikbud, Bupati dan Wali Kota se-Jawa Barat, Kementerian/Lembaga terkait, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi se-Indonesia
dan Kepala UPT PAUD dan Dikmas se-Indonesia.
“Kegiatan yang biasa kami lakukan di Jakarta akan kami bawa ke Karawang, sehingga diperkirakan 2.000 orang akan hadir. Kami sudah menyiapkan segala sesuatunya,” jelas dia.
Hari Aksara Internasional (HAI) biasa diperingati setiap tanggal 8 September. Akan tetapi pada 2015, Kemdikbud menetapkan peringatan pada 22-24 Oktober 2015.
Sejumlah kegiatan juga diselenggarakan pameran Hari Aksara Internasional dan produk unggulan satuan pendidikan nonformal.
Selain itu, akan ada pula unjuk karya tulis warga belajar pascakeaksaraan dasar oleh 50.000 warga belajar di Kabupaten Karawang. Masih dalam rangkaian acara, juga akan digelar lokakarya peningkatan mutu layanan TBM untuk pemberdayaan masyarakat.
Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) pertama kali dilakukan pada 1966. Perayaan HAI dilandasi oleh semangat untuk memberantas buta aksara di seluruh dunia, karena itu HAI di peringati oleh setiap negara untuk mengingatkan pentingnya keaksaraan orang di seluruh dunia.
(Indriani) Editor: Desy Saputra COPYRIGHT © ANTARA 2015