Ketika melepas para sarjananya, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum Unnes, Dr S Martono menyatakan, anak didiknya ini siap ditempatkan di mana pun.
“Harapan saya, 40 sarjana ini datang dalam kondisi sehat pada hari ini. Setahun lagi kami tarik juga dalam sehat dan bertambah. Dalam artian bertambah pengalaman dan pengetahuannya,” ujar Martono, seperti dikutip dari laman Unnes, Jumat (28/8/2015).
Dinas Pendidikan Kabupaten Pulau Morotai, Yanto A Giri mengatakan, keberadaan SM3T bisa membantu kebutuhan sekolah atas guru mengingat Kabupaten Morotai baru berdiri lima tahun lalu. “Kedatangan mereka mengatasi sebagian masalah pendidikan di pulau yang kerap disebut sebagai Jendela Indonesia itu,” imbuhnya.
Hal itu diamini Kepala SMAN 4 Pulau Morotai, Fahrizal. “Di sini semua sekolah kekurangan guru,” ujar Fahrizal.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Pulau Morotai, Djufri menyampaikan, mereka paling kekurangan guru sekolah dasar. “Kami juga butuh guru pelajaran produktif di SMK. Selain itu, guru-guru mata pelajaran eksakta juga masih sangat kurang,” tuturnya.
SM3T adalah program tahunan Kemenristek Dikti. Program ini diinisasi Ditjen Dikti Kemendikbud sekira lima tahun lalu. Dan hingga kini, sudah puluhan ribu guru yang lolos berbagai seleksi ketat dikirim untuk mengabdi di berbagai pelosok Tanah Air.
[Afriani Susanti dalam news.okezone.com]