Pendidikan yang layak merupakan hak untuk seluruh rakyat Indonesia. Semua sepakat. Hingga konstitusi pun mengamanatkan demikian. Sudah terealisasikah? Sudah, meski belum maksimal. Yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana pendidikan tersebut. Kontennya, kualitasnya. Mari kita lihat bagaimana produk keluaran pendidikan saat ini yang tercermin dalam sikap siswa maupun mahasiswa. Banyak yang baik, banyak juga yang kurang baik. Secara etika maupu kebiasaan-kebiasaan mereka sehari-hari. Tawuran pelajar, tawuran mahasiswa hanya salah satu contoh ketidakberdayaan pendidikan menghadapi tabiat anak muda yang kurang bisa mengendalikan diri. Tapi baiklah. Jangan sibuk mencari siapa yang salah. Mungkin benar ujaran itu, bangsa ini memerlukan anak muda yang punya solusi bukan hanya yang bisa marah-marah.
Baru-baru ini mungkin sering kita dengar tentang pendidikan karakter. Perlukah? tentu saja. Bahkan sebelum istilah ini populerpun secara tidak langsung orang tua dan guru tentu sudah memberikan itu pada anak-anaknya. Kini dengan semakain digaungkannya pendidikan karakter, menjadi sangat penting untuk memberikan perhatian yang lebih banyak terhadap hal ini. Karena sungguh, karakterlah yang pertama harus diperbaiki sebelum aspek-aspek lain. Karakter erat kaitannya dengan etika dan moral. Dua hal yang sangat penting dipertahankan ditengah gempuran globalisasi yang semakin melupakan identitas asli bangsa. Masalah moral anak muda masa kini tak terhitung jumlahnya dan pendidikan adalah kunci memperbaiki itu semua.
Dalam kaitannya dengan universitas sebagai rumah bagi para intelektual, tentu berperan penting dalam pendidikan karakter mahasiswanya. Keteladanan adalah hal yang harus diperhatikan. Keteladanan harus ditunjukkan ia yang memegang suatu jabatan. Baik itu jabatan di struktur kelembagaan universitas maupun kelembagaan mahasiswa. Karena para pejabat inilah yang banyak dilihat mahasiswa dan menjadi contoh bagi mahasiswa. Pemimpin yang baik tentu harus memberi teladan yang baik sebelum ia mengarahkan bawahan-bawahannya. Misalnya saja untuk urusan kedisiplinan. Pemimpin menengarahkan bawahannya untuk tidak telat masuk kantor. Hal pertama yang harus dilakukann pemimpin itu setelah megeluarkan aturan itu tentunya adalah memberikan contoh konkrit bagaimana tidak terlambat itu dengan senantiasa datang tepat waktu. Jangan sampai pemimpin membuat peraturan tapi dirinya sendiri melanggar peraturan itu.
Dari keteladanan maka akan tercipta iklim yang baik. Mungkin benar, kualitas suatu bangsa itu tergantun pemimpinnya. Jika pemimpinnya baik maka baik pulalah bawahannya. Bagaimana caranya sebuah institusi sekelas universitas bisa menciptakan iklim pendidikan yang baik agar baik pulalah kualitas mahasiswanya. Itu yang harus dipikirkan agar universitas sebagai tempat menimba ilmu dapat menjadi universitas yang bereputasi.