Rumah Konservasi untuk Ceriamu

Rumah konservasi adalah rumah dengan desain yang memerhatikan aspek kelingkungan. Rumah yang Seperti apakah yang disebut rumah konservasi? Untuk mengetahui semua itu, mari kita telaah mengenai arti konservasi lebih mendalam.

Menurut UU No. 4 Tahun 1982, konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbarui menjamin kesinambungan untuk persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman. Sementara secara harfiah kata konservasi berasal dari kata conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servase (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa selain memanfaatkan alam, kita berkewajiban untuk tetap melestarikannya. dengan cara apakah? Nah rumah konservasi adalah salah satunya. Berikut adalah analisis sederhana mengenai rumah konservasi.

Rumah konservasi dibangun sebagai bentuk peran serta masyarakat atau individu dalam mendukung gerakan konservasi baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak. Ciri-ciri rumah konservasi sangat khas dan menunjukan aspek efisiensi sumber daya. contohnya adalah rumah yang menggunakan atap genting, dengan begitu rumah ini akan cenderung dingin karena atap tidak menyalurkan udara panas.

Berikutnya adalah rumah-rumah atau bangunan yang memiliki ventilasi yang mencukupi. Ventilasi ini berguna untuk menunjang kebutuhan sinar dalam rumah dan memperlancar arus keluar-masuk udara. Ini dapat memberikan sumbang sih  yang positif dalam upaya penghematan energi listrik. Selain itu penggunaan genting kaca juga dapat dijadikan wahana penghematan energi listrik.

langkah lain adalah dengan membuat apotek hidup di sekitar rumah. Yaitu dengan menanam tanaman obat tradisional di sekitar rumah. selamat mencoba 🙂

 

Konservasi Sederhana #2

Apa yang ada di benak kita saat mendengar istilah konservasi? Banyak penafsiran, yang intinya adalah perbaikan, perlindungan dan pelestarian aspek yang dikonservasikan. Dalam konservasi bukan berarti suatu sumber daya tidak digunakan sama sekali, namun penggunaan itu menysesuaikan dengan kebutuhan dan disertai dengan upaya pelestarian. Semua ini dimaksudkan agar tetap tersedianya sumber daya untuk masa kini dan masa yang akan datang. Banyak dari kita menafsirkan bahwa konservasi hanyalah membahas aspek lingkungan, namun budaya dan karakter juga membutukan sebuah konservasi.

Kali ini akan dibahas tentang upaya konservasi lingkungan secara sederhana. Sudahkah kita melakukan konservasi lingkungan? Sebagai orang yang mungkin memiiki agenda yang padat tidak mungkin kita melakukan berbagai aksi konservasi dalam lingkup yang luas dengan waktu sempit yang kita miliki. Walau demikian kita tetap mmiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam upaya konservasi lingkungan hidup. Berikut adalah beberapa aktivitas sehari-hari yang dapat mendukung upaya konservasi ingkungan hidup.

  1. Menyediakan tempat sampah khusus sampah organik dan non-organik di rumah. Sampah organic bisa diolah menjadi humus dan sampah non-organik dapat didaur ulang atau dirongsokkan ke pengepul.
  2. Membuang sampah di tempat sampah sesuai dengan klasifikasi jenis sampah
  3. Mengurangi reproduksi sampah. Upaya:
  4. Memanfaatkan deaunan semisal daun pisang dan jati sebagai pengganti plastik untuk bungkus makanan. Setelah digunakan, sampah organik ini dapat diolah untuk dimanfaatkan sebagai humus.
  5. Menggunakan barang baik organik maupun non-organik seefektif dan seefisien mungkin dan tidak berlebihan.
  6. Membeli barang-barang yang tahan lama.
  7. Menggunakan barang bekas yang masih memiliki manfaat seperti botol minuman.
  8. Menggunakan jendela dan genting kaca sebagai sumber cahaya, hal ini dapat mengurangi intensitas penggunaan lampu sebagai upaya hemat listrik. Selain itu segala aktivitas yang membutuhkan daya listrik harus dilakukan secara efisien dan efektif pula.
  9. Menggunakan pakaian dengan efisien, ini akan mengurangi penggunaan deterjen.
  10. Membuat penyaringan di saluran air di kamar mandi dan tempat-tempat mencuci piring agar sampah tidak langsung hanyut ke saluran air.

Demikian beberapa langkah sederhana konservasi lingkungan hidup. Selamat mencoba !

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Kampus Unnes Sutera #1

Universitas Negeri Semarang atau yang akrab disapa Unnes adalah salah satu kampus berbasis konservasi di Indonesia. Kata konservasi di sini bukan hanya sekedar sandangan. Unnes telah merealisasikannya dalam berbagai tindakan nyata. Dalam visi Unnes sendiri sudah jelas disebutkan bahwa Unnes hendak “Menjadi Universitas Konservasi bertaraf Internasional yang Sehat, Unggul, dan Sejahtera pada tahun 2020”. Untuk merealisasikan tujuan ini Unnes telah mengadakan beberapa terobosan seperti salah satunya kegiatan menanam pohon yang wajib bagi setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat wisuda. Dengan visi di atas Unnes dikenal pula sebagai kampus Sutera yang merupakan kependekan dari istilah Sehat, Unggul dan Sejahtera.

Secara akademik Unnes telah memasukan unsur-unsur konservasi dalam kegiatan perkuliahan seperti dengan dikembangkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Konservasi, diadakannya mata kuliah Pendidikan Konservasi, pembuatan buku Etika Karakter Konservasi Mahasiswa Unnes dan lain-lain. Semua itu dimaksudkan agar mahasiswa mampu menyerap nilai-nilai konservasi dan mampu melaksanaknnya dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan satu langkah lebih maju sebagai wujud pembangunan yang berbasis kelingkungan. Namun semua usaha itu tidak menjadi apa-apa tanpa kesadaran Mahasiswa dan peran serta masyarakat sekitar untuk mendukung upaya konservasi di atas. Maka dari itu marilah kita sebagai masyarakat, warga Unnes khususnya untuk memulai budaya konservasi sebagai upaya mewujudkan kehidupan yang Sehat, Unggul Dan Sejahtera masa kini dan masa yang akan datang.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”