Reverse split

Reverse Stock Split merupakan kebalikan dari stock split. Reverse stock split adalah salah satu aktivitas perusahaan emiten untuk menaikan harga sahamnya dan mengurangi jumlah saham yang beredar. (Martell dan Webb, 2005). Dalam beberapa kasus, reverse stock split adalah upaya untuk tetap dapat tercatat di bursa efek besar karena harga saham mungkin dapat saja jatuh terlalu rendah hingga akan dikeluarkan dari pencatatan.

via https://www.online-stock-trading-guide.com

Reverse split bisa dilakukan untk memulihkan harga sahamnya pada tingkat yang optimal, yaitu pada tingkat optimal trading range atau kisaran harga yang dapat mempengaruhi preferensi investor, sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan (majalah ekonomi)
Reverse stock split merupakan langkah penyelamatan yang dilakukan perusahaan emiten agar bisa memenuhi persyaratan marginability untuk tetap menjaga status listing di perdagangan pasar modal. Peraturan ini sudah diperkenalkan sejak tahun 1991 di Nasdaq. Hal ini dilakukan dengan menetapkan harga jual saham minimum sebesar $1.00 pada pasar modal nasional maupun pasar Small Cap. (Terence F. Martell dan Gwendollyn P. Webb, 2005).
Dibeberapa negara seperti india dan Amerika memiliki peraturan harga saham minimum, jika harga saham berada dibawah harga minimum yang ditetapkan maka ada kemungkinan saham tersebut untuk di delisting, sehingga perusahaan bisa melakukan reverse split untuk menaikan harga jual saham. Untuk Pasar modal Indonesia sendiri tidak terdapat harga jual saham minimum yang harus dipenuhi untuk menghindari delisting.

Lihuang Jing (2002) dalam penelitiannya menyatakan tiga alasan utama perusahaan emiten melakukan reverse stock split adalah sebagai berikut:

  1. Reverse stock split akan mengurangi biaya transaksi, jumlah lembar saham yang berkurang akan menyebabkan biaya transaksi juga berkurang.
  2. Reverse stock split akan memperbaiki fleksibilitas harga saham baru (new issue) ketika dibutuhkan. Perusahaan emiten yang melakukan reverse stock split akan mengurangi nilai nominal sahamnya, sehingga ketika perusahaan tersebut akan menerbitkan saham baru perusahaan tersebut tidak perlu menetapkan nilai nominal dengan diskon untuk saham barunya.
  3. Reverse stock split akan meningkatkan investor institusional dan internasional. Perusahaan yakin bahwa dengan melakukan penggabungan saham akan meningkatkan profil perusahaan di mata investor institusional.

source : https://ekonomi.kabo.biz/2012/01/reverse-stock-split.html

Posted in Capital Market, Ekonomi Global, Instrument invest, Obligasi, Saham and tagged , , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: