analisis teknikal merupakan sebuah metode dengan menggunakan grafik historis untuk menentukan pergerakan harga. Sebenarnya analisis teknikal ini lebih tepat disebut strategi untuk antisipasi terhadap pergerakan harga bukan untuk memprediksi. Karena bagaimanapun juga tidak ada seorangpun yang bisa memprediksi dengan tepat pergerakan harga saham / komoditas. Nah dalam analisis teknikal ,trader dan investor memanfaatkan trend data historis untuk menentukan kapan saat membeli dan menjual. Dengan analisis teknikal, trader dan investor memahami kapan saat yang lebih baik untuk membeli saham dan meminimalkan resiko.
Analisis Teknikal Untuk Menentukan Trend Pasar
Salah satu senjata dalam analisis teknikal adalah penentuan trend dan penggunaan garis trend / trendline. Trendline adalah garis imajiner yang membantu menentukan Suport dan Resisten. Suport adalah area harga di mana harga berpotensi naik / mental jika menyentuh area tersebut, seperti lantai. Resisten adalah area harga di mana harga berpotensi turun / memantul turun jika menyentuh area tersebut,seperti atap. Bagaimana caranya menarik garis imajiner resisten ? Mudah, hubungkan 2 titik tertinggi/puncak gunung. Demikian pula, untuk menarik garis suport pada grafik, hubungkan 2 titik terendah / lembah. Prinsip suport dan resisten serta tarik menarik garis ini sangat sederhana namun cukup dahsyat manfaatnya untuk trading saham. Bahkan prinsip tarik menarik garis trendline ini juga bermanfaat untuk trading Forex dan Komoditas, misalnya Gold. Trendline dalam analisis teknikal inilah yang disebut dengan analisa penggaris. Sangat sederhana,tapi sangat ampuh!
Di dalam analisis teknikal dikenal pula “INDIKATOR” yang merupakan alat bantu untuk menentukan sinyal beli dan jual. Indikator analisis teknikal dibedakan menjadi 2 yaitu Leading Indicator dan Lagging Indicator. Apa ya bedanya? Lagging indicator, seperti namanya, lebih “lambat” dalam memberikan sinyal, sedangkan Leading indicator lebih cepat. Namun hal ini tidak berarti bahwa lagging indicator itu tidak baik. Semua indikator punya plus dan minusnya masing-masing. Ada ratusan indikator, bahkan hingga saat ini banyak trader yang gemar programming suka membuat indikator sendiri / AFL. Tipe Lagging Indicator membantu trader untuk menentukan trend pasar. Misalnya apa saja ya ?Lagging Indicator dasar contohnya adalah Moving Average, Parabolic SAR, dan Bolinger Band. Lagging indicator seringkali digunakan oleh para trader yang menggunakan strategi Trend Following. Namun lagging indikator ini tidak bekerja dengan baik ketika pasar sedang flat /sideways dan sering menimbulkan noise. Salah satu solusi mengatasi “keterlambatan” dari lagging indikator adalah dengan menggunakan variasi periode yang lebih kecil. Selain itu, jangan hanya mengambil keputusan teknis berdasarkan indikator saja, tapi kombinasikan dengan prinsip dasar analisis teknikal. .
Prinsip Dasar Analisis Teknikal Saham
Apa itu prinsip-prinsip dasar analisis teknikal ? Prinsip dasar analisis teknikal adalah TREND harga, volume transaksi, dan pola harga. Candlesticks juga cukup bermanfaat. Nah berikutnya, apa sih yang menjadi ciri-ciri dari Leading Indicator ? Leading Indicator lebih cepat dalam menunjukkan pembalikan arah atau ketika sebuah trend mulai “lelah”. Oscillator pada umumnya adalah indikator yang termasuk Leading. Contohnya adalah Stochastic, Momentum, dan RSI. Penggunaan oscillator pada umumnya mirip, antara lain petunjuk tentang masa overbought dan oversold. RSI atau Relative Strength Index misalnya, ketika mencapai angka >70% dan mulai menukik, hal itu adalah tanda overbought Sebaliknya, ketika RSI berada di bawah 20% dan mulai membelok ke atas, hal itu menunjukkan sinyal oversold/sinyal beli. Munculnya tanda overbought harus diwaspadai ketika sebuah trend harga sudah mulai mencapai level ekstrim high. Overbought pada trend ekstrim high menunjukkan adanya tanda “lelah” dalam trend tersebut dan berpotensi berbalik arah. Demikian pula, munculnya oversold ketika trend mengalami penurunan ekstrim, bisa jadi itu tanda downtrend/bear mulai “lelah”. Munculnya sinyal oversold merupakan sebuah sinyal beli yang baik, apabila harga juga sudah mencapai suport kuat.
Selain penggunaan oversold dan overbought yang menunjukkan sinyal beli dan jual, divergensi juga penting untuk diamati. Divergensi antara sebuah oscillator dengan pergerakan harga bisa jadi merupakan sinyal pembalikan arah dan tanda waspada. Sebagai contohnya, bisa dilihat di blog Ellen May – www.ellen-may.com pada artikel “Kopi Pagi 27 Agustus 2012”, ada divergensi antara RSI di monthly chart IHSG. Nah, menarik sekali ya, bagaimana berbagai indikator dalam teknikal analisis bisa memberi sinyal-sinyal beli jual yang cukup akurat. Bereksperimen dengan indikator memang sangat menarik! Namun jangan terjebak pada mencari indikator terbaik ya. Tidak ada indikator yang terbaik lho. Jika boleh dikata, “holy grail” atau jurus ampuh dari analisis teknikal adalah pada prinsip dasarnya sendiri. Prinsip-prinsip dasar analisis teknikal adalah TREND harga, volume,dan suport resisten seperti yang tertuand pada Dow Theory.
Belajar analisis teknikal itu penting dan mutlak untuk seorang trader saham, forex, dan komoditas. Tanpa menguasai analisis teknikal dasar, trader saham, forex dan komoditi hanya akan buang-buang uang saja. Analisis teknikal itu mudah kok, seperti anak kecil yang sedang belajar mengenal huruf, asal tekun pasti cepat bisa. Analisis teknikal juga cukup praktis, dengan tingkat akurasi di atas 70% (ini tergantung objektifitas analisnya juga ya).
Source : https://www.ilmu-investasi.com