Bung Karno menempati rumah ini pada tahun 1938 – 1942. Di Bengkulu pula Sang Proklamator bertemu dengan Fatmawati, gadis asli Bengkulu yang kemudian menjadi istrinya sekaligus sang penjahit Bendera Sang Saka Merah Putih saat Proklamasi 17 Agustus 1945. Objek wisata di Bengkulu ini menyimpan benda-benda peninggalan Bung Karno yang memiliki nilai sejarah sekaligus menemani Bapak Proklamator dalam menyusun strategi-strategi perjuangan selama di pengasingan. Ada sepeda ontel kesayangan Bung Karno, koleksi buku, hingga surat cinta Bung Karno untuk Ibu Fatmawati.
Pada awalnya, rumah ini adalah milik pengusaha Tionghoa bernama Tan Eng Cian yang bekerja saat itu sebagai penyumplai sembako untuk Pemerintah Belanda. Lalu, Belanda menyewanya untuk menempatkan Bung Karno di rumah tersebut selama diasingkan di Bengkulu. Untuk dapat masuk, Anda harus membayar tiket masuk Rumah Pengasingan Bung Karno sebesar Rp 2.500 per orang.