Nov 28

Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi.  Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang tidak mempunyai status. Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.

Teori struktural fungsional Talcot Person dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistim ”tindakan” yang disebut dengan AGIL. Melalui Agil ini kemudian dikembangkan pemikiran mengenai struktur dan sistim.

Menurut Person fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistim. Dengan difinisi ini Person yakin bahwa ada empat fungsi penting yang diperlukan semua sistim yang dinamakan AGIL yang antara lain adalah :

Adaptation (adaptasi).

Sebuah sistim harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistim harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.

Goal attainment (pencapaian tujuan).

Sebuah sistim harus mendifiniisikan diri untuk mencapai tujuan utamanya.

Integration (integrasi).

Sebuah sistim harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistim juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya (A, G, L).

Latency (pemeliharaan pola

Sebuah sistim harus memperlengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

            Struktural fungsional menekankan pada keseimbangan sistem yang stabil dalam ke-luarga agar dapat berfungsi dengan baik dan kestabilan sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu pendekatan ini tidak pernah lepas dari pengaruh nilai-nilai, norma dan budaya yang melandasi sistem masyarakat tersebut.

            Menurut Talcott Parson dalam Zamroni (1992, p.26) dengan teorinya The Structur of Social Action mengembangkan tentang konsep perilaku sukarela yang merupakan perilaku individu yang dapat dikembangkan ke dalam sistem sosial. Perilaku individu tersebut dikaitkan dengan situasi dalam hal ini berupa motive dan nilai. Tindakan mana yang akan diambil oleh individu ditentukan oleh jenis motive dan nilai yang mendominasi dalam diri seseorang.

Kaitan dari teori ini terhadap kasus atau fenomena dari seks bebas yang di lakukan di kalangan mahasiswa pada era ini adalah bahwa individu atau mahasiswa itu sendiri merupakan anggota dari suatu keluarga sehingga ketika di dalam keluarga tersebut para orang tua tidak melaksanakan fungsi dan peran mereka karena pada umumnya mahasiswa adalah merantau atau berasal dari luar kota sehingga mereka harus bertempat tinggal sementara atau yang pada umumnya di sebut dengan kos disini peran keluarga atau lebih tepatnya orang tua dari mahasiswa tidak dapat berperan secara maksimal sehingga akan berdampak pada pembentukan kepribadian anak-anak mereka. Proses sosialisasi yang tidak sempurna itulah yang dilakukan oleh orang tua karena akan mengakibatkan hal yang tidak baik dalam pembentukan kepribadian pada anak yang tidak baik, contohnya perilaku seks bebas yang tidak bisa di control oleh orang tua karena proses sosialisanya tidak sempurna sehingga menjadikan anak seperti itu.

Kehidupan anak kos yang jauh dari orang tua menjadikan beberapa dari mereka seolah-olah merasa bebas dari aturan yang selama ini mengekang mereka. Banyak kabar negatif yang terkadang keluar dari kehidupan anak kos. Seperti yang telah biasa terdengar yakni tentang bebasnya anak laki-laki dan perempuan berada di dalam suatu kamar. Merasa tidak ada pengawasan dari orang tua, mereka berani berbuat sesuatu yang menyimpang dari nilai dan norma masyarakat.

Jika fenomena seks bebas itu di kaitkan dengan teori tindakan rasional berarti individu atau mahasiswa itu melakukan seks bebas karena beranggapan mereka melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang berhak mendapatkan segalanya dan mereka juga hidup di dalam sebuah lingkungan mahasiswa yang memungkinkan serta mendukung dan menuntutnya juga harus melakukan hal seperti itu. Seperti tempat tinggal sementara atau kos-kosan yang bebas tanpa ada aturan yang mengikat yang memnungkinkan mahasiswa melakukan seks dengan bebas tanpa adanya yang melarang ataupun yang mengingkan dan menegurnya. Kebanyakannya dari fenomena yang saya amati mahasiswa terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan mahasiswa ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan.

4 Responses to “FENOMENA SEKS BEBAS DI KALANGAN MAHASISWA TALCOTT PARSON”

  1. artikelnya bagus, jadi tambah pengetahuan saya tentang isi artikel tersebut

  2. bagus vin, semangat nulis artikel lainnya

  3. Nurul Aripin says:

    bagus mba. mampir juga ke blogku ya

Leave a Reply to indah kumallasari