haii sahabat blogger, kembali lagi saya akan membagikan sebuah tulisan yang masih berkaitan dengan etnografi. Nah tulisan saya kali ini merupakan hasil dari tugas mata kuliah kajian etnografi yang saya tempuh di semester 3. Dalam tulisan saya kali ini sedikit menggambarkan tentang pandangan peneliti (etik) dan pandangan masyarakat (emik) terhadap sebuah kebiasaan dalam masyarakat Bali mengenai sabung ayam. Langsung saja simak penjelasannya berikut ini
ETIK dan EMIK Dalam Bacaan Sabung Ayam di Bali
- Etik Peneliti
Etik peneliti dalam bacaan Sabung Ayam yaitu ketika peneliti mengetahui bahwa desa-desa di bali penduduknya sering membuat sesajen, menyunggi keranjang.
Masyarakat bali juga memiliki suatu tradisi yaitu sabung ayam yang di lakukan secara besar-besaran dengan tujuan untuk mengumpulkan uang bagi sebuah sekolah baru. Peneliti mengetahui bahwa sabung ayam di Bali merupakan tindakan yang di lakukan secara sembunyi -sembunyi /tidak sah dibawah Republik karena akibat yang di timbulkan cenderung bersifat nasionalisme radikal. Sabung ayam yang di lakukan biasanya berada di sudut desa terpencil yang agak di rahasiakan untuk menghindari adanya penggrebekan. Dalam sabung ayam tersebut ada suatu pandangan bahwa terdapat uang suap yang di minta harus di bayar, dan mereka berfikir bahwa mereka dapat mengambil kesempatan di tengah alun -alun pusat dan menarik kerumunan yang lebih besar dan antusiasme dari penonton tanpa menarik perhatian dari penegak hukum.
Peneliti melihat bahwa bali merupakan tempat studi yang baik yang di dalamnya terdapat banyak hal yang dapat di teliti seperti mitologi, seni, ritus, organisasi sosial, pola pengasuhan anak, bentuk hokum, maupun gaya trans masyaarkat yang oleh Jane Belo di sebut sebagai “Perangai Orang Bali”. Tetapi dalam hal sabung ayam belum terlihat secaar jelas karena di lakukan secara sembunyi agar tidak di ketahui oleh penegak hukum. Hal tersebut menjadi salah satu pendorong bagi peneliti utnuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sabung ayam di Bali.
- Emik Peneliti
Emik peneliti dalam bacaan terlihat saat peneliti mendapatkan informasi mengenai sabung ayam dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan dan melihat penyelenggaraan sabung ayam secara langsung. Dalam bacaan sabung ayam peneliti bersama dengan istrinya yang ikut bergabung dalam dengan masyarakat yang lain untuk menyaksikan bagaimana sabung ayam tersebut di lakukan seperti saat tengah melakukan sabung ayam dan tiba-tiba polisi datang kemudian keadaan berubah menjadi panik karena orang -orang kemudian berlari untuk menghindari polisi. Dalam penelitiannya peneliti juga mendapatkan informasi bahwa ayam jago memiliki symbol kejantanan sehingga sebagian masyarakat yang memiliki ayam jago menghabiskan banyak waktunya untuk merawat, memberi makan, mengajak bicara ayam jagonya
. Menurut peneliti bagi setiap orang yang pernah singgah di Bali dalam waktu yang cukup lama daapt mengidentifikasi psikologi secara mendaalm terhadap orng Bali dan ayam jago. Bahasa yang di gunakan oleh orang Bali yaitu bahasa dengan perumpamaan tentang jago. Di Bali di pekarangan rumah ayam sabungan di pelihara dalam sangkar ayam. Ayam jago di perlakukan secara istimewa yaitu dengan di beri makan dengan diet dan di beri makan secara bervariasi seperti di beri makan jagung, bahkan jagung yang di berikan di saring terlebih dahulu dan lebih di teliti daripada yang akan di makan oleh manusia sendiri. Karena ayam jago menjadi hewan yang istimewa makan binatang peliharaan yang lain seperti sapi atau bebek bagi masyarakat tidak memiliki arti apa-apa.
Dalam memandikan ayam jago juga terdapat upacara khusus yaitu dengan air suam-suam kuku, jamu-jamuan dan bunga. Selain itu juga bulu ayamnya di rapika, tajinya di asah, kakinya di pijat dan ayam tersebut di periksa secara detail kekurangannya. Dalam sabung ayam sebelum di lakukan yaitu di lakukan terlebih dahulu kurban darah yang di persembahkan dengan mantra da pujian kepada roh-roh jahat dengan tujuan agar dapat memuaskan kelaparan mereka. Jag- jago yang akan di tandingkan merupakan jago pilihan yang kemudian di pasangi taji-taji dengan pisau cukur yang tajam ataupun pedang baja yang lurus. Dari beberapa kasus juga terjadi adanya ayam jago yang tidak mau bertarung atau salah satu ayam jago berlari sehingga ayam jago harus di kurung.
- Etik Tineliti
Dalam sabung ayam terdapat dua petaruhan yaitu taruhan pusat tunggal di tengah-tengah di antara uang-uang pokok dan merupakan taruhan resmi yang di batasi oelh jaringan dan aturan yang di buat oleh dua pemilik jago, sedangkan kumpulan taruhan di pinggiran di sekeliling ring di antara anggota penonton sebagai pendukung jago favoritnya. Taruhan yang relatif besar di kumpulkan secara bersaam oleh empat, lima , tujuh atau delapan sekutu, marga teman desa, tetangga atau rekan dekatmya. Bagi orang bali uang tidak menjadi persoalan sehingga masyarakatnya tidak materialistis, meskipun uang menjadi salah satu penyebab perpindahan hirarki status orang Bali dalam susunan sabung ayam. Ayam jantan mejadi pengganti kepribadian pemiliknya. Ayam jantan dapat menjadi pengganti kepribadian pemiliknya yang memang sengaja di buat menjadi sebuah stimulus matrik sosial. Ayam jantan menjadi sebuah politik prestise dalam masyarakat baik untuk kaum muda, perempuan maupun bawahan yang di gunakan untuk mengakui dan juga menyatakan pewarisan yang kuat dari stratifikasi masyarakat Bali. . Dalam pertaruhan sabung ayam terdapa sebuah paradigma bahwa petarungan yang pasti dan jelas berlaku dalam rentetan yang berkesinambungan dari bilangan sepuluh ke sembilan dan kemudian dari dua ke satu dengan urutan yang panjang.
- Emik Peneliti
Dalam pertandingan jika kelompok kerabat tidak terlibat maka individu masyarakat tersebut akan mendukung kelompok kerabat gabungan untuk melawan kelompok yang bukan gabungan dengan cara yang sama dengan melalui jaringan kerja persatuan.
Jika ada ada jago orang dari luar desa yang bertarung dengan jago dari desanya maka masyarakat desa cenderung akan mendukung jago dari dalam desanya. Selain itu jago yang di bawa dalam sabung ayam merupakan jago favorit, sehingga orang tidak membawa jagonya dalam sabung ayam jika bukan jago pilihan. Dalam sabung ayam terdapat aturan peminjaman uang yaitu bahwa orang dapat meminjam uang untuk taruhan tetapi tidak dalam taruhan. Dalam sabung ayam terdapat hubungan kebencian yang melembaga yang dapat di sebabkan oleh berbagai hal dalam pertarungan yang dapat di mulai dengan kata maafkan saya. Orang-orang yang ikut dalam petaruhan selalu mengarahkan anggota dari kelompok masing-masing. Dalam pertandingan sabung ayam juga di sebutkan bahwa semakin dlam pertandingan yang di lakukan maka akan semakin jelas identifikasi jago dan manusianya. Dalam sabung ayam seorang laki-laki yang kalah dalam pertarungan seringkali marah dan mematahkan tungkai dari ayam jagonya kemudian di makan. Selain itu kadang – kadang juga di ikuti dengan tindakan marah dan memporak porandakan tempat suci keluarganya, bahkan sampai mengutuk dewa-dewanya. Selain itu jago yang di tandingkan semakin pasti, dan apabila petaruhan individu di pusat dan di luar semakin tinggi maka petaruh di luar semakin singkat. Dalam pertandingan tersebut apabila pandangan ekonomi semakin kurang maka pandangan status akan semakin besar dan perjudian akan semakin berkembang yang menyebabkan para warga yang ikut bermain semakin kuat