PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEARIFAN LOKAL

PENDAHULUAN
Indonesia dengan berbagai suku bangsa mempunyai keanekaragaman kearifan lokal, kearifan tradisional, dan budaya yang di dalamnya terkandung nilai-nilai etik dan moral, serta norma-norma yang sangat mengedepankan pelestarian fungsi lingkungan. Nilai-nilai tersebut menyatu dalam kehidupan masyarakat setempat, menjadi pedoman dalam berperilaku dan berinteraksi dengan alam, memberi landasan yang kuat bagi pengelolaan lingkungan hidup, menjadikan hubungan antara manusia dengan alam menjadi lebih selaras dan harmoni sebagaimana di tunjukkan dalam pandangan manusia pada fase pertama evolusi hubungan manusia dengan alam.
Pada saat itu kondisi alam dengan berbagai unsur sumberdayanya dapat terpelihara dan terjaga keseimbangannya, sehingga alam benar-benar berfungsi mendukung kehidupan manusia atau masyarakat di sekitarnya. Kearifan lokal yang sebenarnya merupakan modal sosial tersebut, dalam perspektif pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan kiranya penting untuk digali, dikaji dan ditempatkan pada posisi strategis untuk dikembangkan, menuju pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan kearah yang lebih baik.
Melihat argumen tersebut di atas, Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara yang maju, adil, makmur, bermartabat dan beradab. Akan tetapi realita yang terjadi hari ini, kearifan lokal tidak mampu mengaktualkan potensi yang dimiliki  Indonesia untuk menjadi  negara yang maju, adil, makmur, bermartabat dan beradap. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor globalisasi.
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya busana, gaya bicara hingga gaya hidup. Hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televisi, akses internet yang begitu mudah baik, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.

Banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya modernisasi di segala bidang kehidupan, menyebabkan karifan lokal yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat menjadi terkikis. Misalanya terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual.
Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
Berpijak dari sinilah penulis tertarik untuk mempelajari, globalisasi dan kearifan lokal dan kemudian dituangkan ke dalam suatu karya dalam bentuk makalah, dengan judul “Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal”.


 Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal

Suatu kenyataan yang sudah dinikmati manusia di era globalisasi adalah kemakmuran, kemudahan dan kenyamanan. Namun demikian era yang serba mudah dan nyaman menimbulkan pengaruh positif dan juga hal negatif yang akan mengancam dan sulit untuk dihindari. Globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan terpenaruhi, misalnya system ekonomi, budaya dan lingkungan hidup manusia.
Era globalisasi dalam hal ini perkambangan terkhnologi dan informasi memberi andil yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia, bahkan tekhnologi juga menjadi indicator kamajuan suatu negara. Perkembangan ekonomi akan menjadi lebih cepat apabila didukung oleh faktor kamajuan tekhnologi. Tekhnologi merupakan langkah lanjut dari peranan, modal dan jasa untuk perkembangan ekonomi. Makin cangggih tekhnologi berarti makin tinggi efesiensi pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Namun demikian kemajuan tekhnologi tidak hanya memberikan dampak-dampak positif pada sistem ekonomi, dampak negatif juga muncul secara bersamaan. Hal ini juga dapat menjurus kepada pemborosan sumber daya alam, meningkatkan kriminalitas dan timbulnya berbagai masalah akibat semakin makmurnya dan sejahteranya ekonomi suatu negara, sementara di daerah atau negara lain.

Selain dampak terhadap perekonomian globalisasi juga berdampak terhadap sosial budaya masyarakat (kearifan lokal). Globalisasi telah mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap sistem atau aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

Perkembangan tekhnologi memiliki andil yang sangat besar dalam menggiring remaja-remaja kita kearah dekandensi moral. Rusaknya mental dan akhlak remaja kita diakibatkan oleh gaya hidup yang kapitalis,materialistik dan individualistik. Selain itu menjamurnya situs-situs internet yang menyajikan gambar-gambar vulgar yang bisa diakses secara bebas semakin menambah deretan kerusakan remaja.

Hal tersebut di atas menyebabkan kearifan-kearifan yang berlaku dalam masyarakat mulai terkikis.  Masyarakat memiliki adat yang dikenal sebagai ada kedaerahan (kerifan lokal) yang merupakan symbol kebangsaan, namun saat ini, hampir tidak lagi makna yang berarti di era globalisasi. Kita sulit memberikan batasan-batasan yang jelas antara budaya lokal dan budaya barat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat., Jurnal Filsafat

Departemen Sosial RI. (2006). MemberdayakanKearifan Lokal bagi Komunitas Adat Terpencil

Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan Pesisir., Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1

Erhard, Eppler. (2009). Melindungi Negara dari Ancaman Neoliberal., Forumprees, United kingdom

Tim Dosen UPT-MKU Unhas. (2009/2010)., Wawasan ipteks

Yanto, Subari & Arifin Zainal. (2007/2008). Filsafat Ilmu (Pengantar Kuliah Umum Di Perguruan tinggi)., 
Anugerah Mandiri, Makassar

Harley David. (2009). Neoliberalism dan Restorasi Kelas Kapital., Resist Book, Yogyakarta

Pandur, Servas. (2011). Testimoni Antasari Azhar (Untuk Hukum dan Keadilan)., PT. Laras Indra Semesta, Jakarta

Shadr, Ayatullah Muhammad Baqir. (2013). Falsafatuna., Rausyan Fikr Institute, Yogyakarta

Muthahhari, Murtada. (2012). Masyarakat dan Sejarah., Rausyan Fikr Institute, Yogyakarta

Rakhmat, Jalaluddin.(1999). Rekayasa Sosial., Remaja Yosdakarya, Devisi Buku Umum, Bandung.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: