Perilaku Membuang Sampah dan Limbah Pabrik Sembarangan pada Sungai Irigasi Sawah yang Mencemari Air dan Merusak Lahan Pertanian

Dalam kenyataannya beberapa dari kita / masyarakat belum mampu menjaga hubungan keharmonisan dengan Alam lingkungan kita sendiri. Terlihat dari keseharian masyarakat masih saja ada yang membuang sampah kesungai terutamanya sampah plastik. Sungai merupakan bagian terpenting. Jika sungai terganggu oleh sampah maka sistem pertanian tidak akan berjalan dengan baik. Tidak salah jika para petani saat ini mengeluh karena sawahnya dipenuhi oleh sampah.

Coba kita bayangkan, jika dalam sehari salah satu dari kita di rumah tangga membuang sampah seberat 1 kilogram kesungai, maka berapa kilogram sampah yang menimbun sungai dalam sehari jika semua salah satu diri kita di rumah tangga membuang sampahnya ke sungai?. Ini akan merupakan masalah yang sangat sulit untuk di pecahkan, baik oleh pemerintah ataupun aparatur desa adat juga termasuk bila ada kelompok masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan yang ada di desa Guyangan. Semua solusi yang di berikan tidak akan berguna jika “Kesadaran masyarakatnya” tidak muncul dari dalam diri sendiri. Sehingga, membuang sampah kesungai seolah-olah sudah menjadi sebuah kebudayaan bagi masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampah yang memenuhi sungai merupakan tantangan terberat dari para petani saat ini. Kandungan zat kimia pada sampah sangat berbahaya bagi tanaman serta tanah persawahan. Terutama “sampah plastik” yang memiliki kandungan polimer bisa larut dengan air dan diserap oleh tanah. Selain itu sampah plastik tidak mampu di cerna oleh tanah dan membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga ribuan tahun untuk mengalami proses penguraian.
Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas yang dapat menimbulkan gangguan terhadap bioorganisme tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun.
Sampah yang memenuhi sungai merupakan tantangan terberat dari para petani saat ini. Kandungan zat kimia pada sampah sangat berbahaya bagi tanaman serta tanah persawahan. Terutama sampah plastik yang memiliki kandungan polimer bisa larut dengan air dan diserap oleh tanah. Selain itu, sampah plastik tidak mampu di cerna oleh tanah dan membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga jutaan tahun untuk mengalami proses penguraian. Banyak petani di desa Guyangan kecamatan Trangkil kabupaten Pati mengeluh di karenakan padinya terkena penyakit. Pada dasarnya penyakit tersebut muncul akibat kualitas tanah persawahan sudah menurun karena sudah terkontaminasi zat kimia.
Sampah anorganik tidak terurai yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikro-organisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. Penurunan kesuburan tanah akan meningkat setiap tahunnya jika pembuatan plastik dalam beberapa tahun kedepan terus meningkat. Tanah akan mudah tererosi karena penumpukan sampah plastik di permukaan tanah. Apalagi untuk pertanian semakin besar tanah tersebut tercemar oleh sampah plastik maka akan terjadi penurunan produksi pertanian dalam suatu wilayah, hal ini disebabkan oleh sulitnya sampah plastik tersebut diolah dalam tanah dan akan terjadi defisiensi hara dalam tanah. Pasokan logamberat yang terkandung dalam tanah akan diserap oleh tanaman dan mengakibatkan banyak masalah bagi kelangsungan hidup baik organisme tanah, manusia, hewan,tanaman serta ekosistem akan terganggu.

Begitu kompleksnya masalah yang akan muncul dikarenakan “budaya membuang sampah ke sungai terus di lestarikan oleh masyarakat”. Untuk itu, hendaknya mulai sekarang kita berbenah diri dan sadar akan prilaku yang kita anggap biasa saja dalam kesehariannya namun berujung pada ketidak seimbangan alam. Jangan sampai kebutuhan air saat ini punah dan hanya tinggal sejarah bagi anak-cucu kita nantinya.
sejatinya anak brhak untuk mewarisi dan menikmati air yang jernih untuk bermain atau kepentingan pertanian kelak. Pabrik yang seenaknya membuang limbah di sungai telah merampas hak warga, anak- anak dan petani yang kini bisa dibilang kini sedang kritis dan dalam status bahaya karena tercemar logam berat industri, sungai yang berfungsi sebagai irigasi dijadikan tempat berenang dan bermain oleh anak-anak yang bertempat tinggal di sekitar sungai. Pabrik telah mengambil hak anak untuk bermain dan belajar dari alam. Sesungguhnya berenang dan bermain di sungai berair jernih merupakan hak dasar yang semestinya didapatkan oleh anak-anak. Namun hak tersebut telah hilang direnggut oleh pelaku usaha industri ‘kotor’. Bermain adalah hak paling mendasar seorang anak. Di desa Guyangan, anak-anak tidak bisa lagi merasakan bermain atau berenang di sungai dan lahan sawah yang kondisi airnya jernih. Padahal hak atas ruang lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan Hak Asasi Manusia,
Belajarlah memahami alam sangatlah baik untuk kita terapkan konsep “Tri Hita Karana” dalam kehidupan seharian kita. Tak salah ajarkan juga kepada para generasi untuk belajar mencintai lingkungan dengan menanamkan konsep “Sampah Alam Kembalikan ke Alam, Sampah Pabrik Kembalikan ke Pabrik”. Arti dari konsep itu adalah biarkan sampah alam kembali ke alam melalui pengkomposan sedangkan sampah pabrik kembalikan kepabrik melalui pemilahan dan dijual ke pengolah sampah pabrik.
Dari kejadian terpapar diatas, oleh karenanya para petani berupaya mencari solusi untuk memulihkan kembali produktivitas padi pada persawahan yang telah terpolusi tersebut. Kami memandang penting untuk menghasilkan padi kualitas yang lebih bagus agar mempunyai nilai jual yang lebih mahal. Sejarah tersebut menjadi spirit dan komitmen kami untuk menjaga, memulihkan dan melestarikan lahan sawah yang terpapar limbah B3 di wilayah Kecamatan Trangkil.
Kajian ini selain nilai ekonomi komoditas yang hilang akibat dari tercemarnya lahan produktif pertanian, ada sisi lain yang belum terpublikasikan dan tersosialisasikan yang juga belum disadari oleh masyarakat secara luas yaitu, terjadinya penurunan kualitas sumber daya tanah, air, udara, keragaman hayati dan dampak pada kesehatan manusia yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hidup masyarakat di wilayah tersebut atau secara luasnya dapat dikatakan telah terjadi kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, penting artinya untuk dilakukan kuantifikasi untuk dijadikan multifungsi dari keberadaan lahan prduktif pertanian tersebut, agar dapat justifikasi kuat dalam melakukan advokasi mempertahankan keberadaan lahan produktif pertanian di desa guyangan dan sekitarnya.
Selain air, kita perlu mengembalikan tanah, kita membutuhkan ‘ramuan’ organik untuk mengembalikan struktur dan kontur tanah. Kandungan dari berbagai jenis tanaman dan makhluk hidup disatukan, diolah dan terlarut lalu difrementasi selama dua bulan. Setelah melalui tahapan itu kemudian jadilah pupuk cair organik, menggunakan alat penyemprot ke lahan sawah yang terkontaminasi/tercemar logam berat baik sebelum bercocoktanam padi maupun setelah bercocok tanam padi dst. Pupuk organik tersebut mampu mengembalikan struktur dan kontur tanah kembali seperti semula. Selain itu pupuk cair organik ini pun berfungsi mengurangi kandungan logam berat yang terkandung dalam tanah sawah tersebut,
SIMPULAN
Perilaku buang sampah sembarang yang dilakukan warga desa Guyangan dan pembuang limbah pabrik di sungai yang menjadi irigasi persawahan dapat mencemari air irigasi dan lahan persawahan yang dapat berdampak pada hasil pertanian, kesehatan bahkan lahan bermain anak-anak yang berkuarang, dan seperti yang telah dipaparkan di atas, disimpulkan bahwa harus dilakukan Bioremediasi dan memfiltrasi air sungai irigasi menggunakan teknologi tepat guna. Bioremediasi sendiri merupakan penggunaan mikroganisme untuk mengurangi dan bahkan bisa menghilangkan polutan di tanah sawah tersebut. Kemudian filtrasi, merupakan sutu alat yang dapat menjernihkan dan menghilangkan kandungan logam di dalam air yang terkontaminasi limbah industri di sungai irigasi sawah

5 comments

Lompat ke formulir komentar

  1. mungkin judulnya bisa diringkas lagi mas agar menjadi efektif

  2. judulnya terlalu panjang kak

  3. semoga dapat diterapkan di indonesia suapaya sampah dapat ter-recycle dengan baik

  4. kajian yang menarik

  5. sudah baik, alangkah baiknya jika disertakan juga foto fotonya

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: