Tadarus ke-11
Oleh Agung Kuswantoro
Tak terasa tadarus yang saya lakukan sudah masuk hari ke-11. Selama tadarus ada beberapa catatan menarik.
Pertama, ada yang mengaji. Saya sangat bersyukur ternyata ajakan mengaji tiap sore selama Ramadhan direspon oleh orang lain. Termasuk anak-anak.
Kedua, pernah tidak ada orang yang dating, kecuali saya. Jika kondisi seperti ini, maka saya membaca/menghafal surat Alqur’an dan berdoa.
Ketiga, yang datang justru orang yang jauh dari masjid. Bahkan, beda desa. Ia datang ke masjid untuk bertadarus. Ia tahu informasi tadarus dari WAG kajian Subuh.
Keempat, ada yang tertarik memberikan ta’jil/buka puasa. Biasanya tadarus berakhir sebelum buka puasa. Namun, karena ada donator, tadarus berakhir hingga buka puasa.
Kelima, telinga terbiasa membaca Alqur’an. Salah satu tujuan tadarus adalah membiasakan telinga mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Alqur’an.
Keenam, menghidupkan masjid. Untuk mensyiarkan masjid di bulan Ramadhan, perlu kegiatan rohani yang mendukung. Salah satunya tadarus. Masjid tak cukup digunakan untuk sholat berjamaah saja.
Ketujuh, mengajinya berbasis individual. Karena ada peserta yang dewasa dan anak-anak. Maka model mengajinya saya bedakan berdasarkan kemampuan tiap orang berbeda-beda. Bahkan ada yang bertanya dengan kritis.
Kedelapan, menggunakan microfon. Tujuannya agar syiar Islam tersampaikan ke masyarakat. Selain itu, agar orang mengetahui bahwa tadarus itu sangat dianjurkan saat bulan Ramadhan.
Itulah cerita/pengalaman menarik saat tadarus dari hari pertama hingga hari kesebelas. Semoga Allah meridhoi langkah kita. Amin.
Semarang, 27 Mei 2018
Recent Comments