Archive for the Category ◊ Uncategorized ◊

• Friday, January 17th, 2025

Terima Kasih Masalah
Oleh Agung Kuswantoro

Menurut apa yang saya baca (Al-Qur’an, hadist, kitab, nasihat dan hikmah) bahwa masalah itu dapat meningkatkan kedudukan seseorang. Dengan adanya masalah, menjadikan seseorang naik status/level diri orang tersebut, sehingga saat ada masalah datang, maka kalimat yang patut kita ucapkan adalah:“Alhamdulillah dapat masalah” atau “Terima kasih masalah”. Dengan berkata: “Alhamdulillah” dan “terima kasih” menjadikan seseorang bersyukur. Tidak mengeluh atau marah, saat datang masalah.

Bahkan dengan adanya masalah, seseorang bisa mendapatkan sesuatu. Misal: skripsi, tesis, dan disertasi, ada yang berasal dari masalah. Sebut saja penelitian dengan pendekatan kuantitatif, dimana: “berangkat” dari masalah. Dengan “berangkat” dari masalah inilah, kita dituntut untuk mencari solusi dan membuat model atas masalah tersebut agar terselesaikan, sehingga muncul: kerangka berpikir dan model hipotetik. Harapannya dengan kerangka berpikir dan hipotesa (dugaan), maka solusinya menjadi muncul. Nah, itulah gunanya masalah.

Sebagai penutup, mari kita ucapkan: “Terima kasih masalah”. Karena denganmu (masalah) menjadikan saya menjadi diri yang lebih hebat.

Ditulis di Rumah, jam 17.40 – 17.47 Wib. Semarang, 14 Januari 2025/14 Rojab 1446.

• Thursday, January 16th, 2025

‘Ilal ‘Irob
Oleh Agung Kuswantoro

Saya pernah dapat ilmu dan mempelajari ilmu ‘Ilal-‘Irob saat di Madrasah Salafiyah Kauman Pemalang dengan pengampu KH. Abdullah Sidiq. Saat belajar ilmu tersebut, saat itu: dikatakan paham, ya tidak paham. Bagi saya, waktu itu – duduk di bangku SMA/sekolah umum – belum pahami apa yang saya baca. ‘Ilal dan ‘Irob diberikan saat Diniyah Ulya, jika di Madrasah Salafiyah.

Seiring berjalannya waktu, saya membeli beberapa kitab tentang ‘Ilal ‘Irob, sebut saja kitab: Kifayatul Atqiya. Struktur kitab tersebut berupa: nadzom, lalu diterangkan isi nadzom-nya, kemudian ada penjelasan per kata dari nadzom tersebut. Penjelasan nadzom perkata tersebut itulah, ‘Ilal ‘Irob, pendekatannya lebih dominan. Disitulah salah satu manfaat belajar ‘Ilal ‘Irob, yaitu: memahami sebuah makna terstruktur dalam sebuah kalimat.

Bayangkan per huruf saja dikaji. Misal, kata Bismillah. Dibahas mengapa menggunakan Ba. Mengapa tidak langsung ismi, padahal awal kalimat, dimana strukturnya subjek, predikat, dan objek. Namun, menggunakan kata “Dengan”? disinilah letak ilmu ‘Ilal ‘Irob.

Ada masih banyak manfaat belajar ilmu ‘Ilal ‘Irob. Itu saja yang baru saya diskusikan. Mari buka dan pelajari ilmu-ilmu kita yang pernah kita pelajari. Pahami dan rasakan manfaatnya. Semangat belajar!

Ditulis di Salatiga, 12 Rajab 1446/12 Januari 2025 jam 04.05 – 04.12 Wib.

• Wednesday, January 15th, 2025

Cara Mengubur Mayit
Oleh Agung Kuswantoro

Paling sederhana cara mengubur mayit, cukup dengan lubang yang dapat mencegah bau mayit dan dapat melindunginya dari serbuan binatang buas. Sedangkan cara yang sempurna adalah galian sedalam ukuran manusia sedang, di tambah acungan tangan ke atas. Kemudian pipi si mayit di letakkan di tanah dan wajib dihadapkan ke arah kiblat.

Semarang, 6 Rojab 1446/6 Januari 2025. Materi pernah disampaikan dalam kajian Safinatunnajah.

• Tuesday, January 14th, 2025

Mengafani Mayit
Oleh Agung Kuswantoro

Paling sedikit cara membungkus mayit itu dengan hanya satu pakaian yang mencukupi. Adapun lebih sempurnanya denga : tiga lapis pakaian atau kain, untuk mayit laki-laki. Dan jika Perempuan, maka baju kurung, kerudung kebaya, dan dua lapis pakaian.

Rukun Salat Jenazah
Oleh Agung Kuswantoro

Rukun-rukun salat jenazah ada tujuh, yaitu:

  1. Niat.
  2. Empat kali takbir.
  3. Berdiri bagi yang mampu.
  4. Membaca Al-Fatihah.
  5. Membaca salawat setelah takbir kedua.
  6. Berdoa untuk mayit.
  7. Salam.

Semarang, 6 Rojab 1446/6 Januari 2025. Materi pernah disampaikan dalam kajian Safinatunnajah.

• Monday, January 13th, 2025

Kewajiban Terhadap Mayit
Oleh Agung Kuswantoro

Hal-hal yang wajib dilaksanakan untuk mayit ada empat, yaitu memandikan, mengkafani, menyalati dan menguburnya.

Cara Memandikan Mayit
Oleh Agung Kuswantoro

Paling sedikit cara memandikan mayit dengan meratakan air pada badannya.
Sedang lebih sempurnanya ialah:

  1. Kubul dan dubur harap dibersihkan.
  2. Kotoran dari hidung harus dihilangkan.
  3. Supaya mewudhukan mayit.
  4. Dimandikan dengan daun bidara.
  5. Disiram dengan air tiga kali.

Semarang, 6 Rojab 1446/6 Januari 2025. Materi pernah disampaikan dalam kajian Safinatunnajah.

• Monday, January 13th, 2025

Sepatu 300.000

Oleh Agung Kuswantoro

Suatu hari anak remaja datang ke seseorang. Sebut saja, remaja tersebut adalah Sen. Lalu seseorang tersebut adalah Riyu. Riyu adalah pegawai kantor pos.

Sen telah lulus sarjana yang menyandang fresh graduate. Sen dapat panggilan pekerjaan baru di daerah Ibu Kota Jawa Tengah sebagai guru. Sen waktu itu, tidak memiliki sepatu pantovel. Datanglah Sen ke Riyu – yang dianggap mampu secara ekonomi – dimana memiliki sepatu pantovel yang banyak.

Maksud kedatangan Sen adalah meminjam sepatu atau meminta sepatu Riyu yang tidak terpakai. Singkat cerita Riyu menyatakan tidak punya sepatu atau tidak meminjaminya ke Sen. Entah kenapa, istri Riyu (sebut saja namanya: Sauri) itu mengetahui peristiwa tersebut.

Pada hari tertentu, Sauri datang ke rumah Sen. Tanpa basa-basi, Sauri datang ke rumah Sen (yang jauh) dengan menggunakan becak. Tanpa ada kata-kata yang panjang, Sauri berkata kepada Sen: “Sen, ini uang 300.000; silahkan gunakan untuk beli Sepatu. Jika ada sisa, uangnya untuk kamu.” Setelah mengasihkan uang kepada Sen, Sauri berkata kepada ibu kandung Sen (mengingat Sen adalah anak yatim). Sauri berkata kepada Ibu Sen: “Semangat bekerja ya? Semoga sukses”.

Setelah puluhan tahun, Allah mendengarkan doa dari Sauri. Alhamdulillah Sen sekarang sudah lulus studi doktoral dan memiliki pekerjaan tetap di sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah.

Sen hanya berkata kepada dirinya: Alhamdulillah, Allah masih mempertemukan dengan orang yang ikhlas. Dimana Sauri memberi uang yang dianggap banyak (oleh Sen), nemun orang tersebut tidak mengharapkan apa-apa. Tulus memberi saja. Pelajaran penting bagi Sen adalah saat tangan kanan memberi, usahakan tangan kiri tidak melihat. Apalagi, mulut berkata. Cukup mulut diam, agar tangan dan hatinya yang bekerja. Memberi karena Allah. Memberi ya memberi saja, tanpa ada maksud  apa-apa. Semoga kita bisa menjadi orang yang baik dan ikhlas seperti Sauri. Amin []

Semarang. 6 Agustus 2024/1 Sofar 1446 jam 13.05 – 13.11 Wib. Ditulis di Gedung UPT Kearsipan lantai 2.

• Saturday, January 11th, 2025

Adabul Manzil/Sopan Santun di Dalam Rumah
Oleh Agung Kuswantoro

Apabila didalam rumah, seorang anak memiliki adab/sopan santun seperti: menghormati kedua orang tuanya, menghormati kepada saudara (kakak – adik), dan setiap orang yang ada didalam rumah, tidak melakukan pekerjaan yang dibenci oleh penghuni didalam rumah, kakak tidak berani kepada adiknya, adik tidak mengejek kepada kakak, tidak menyakiti kepada pembantu, Ketika bermain, maka mainannya dirapikan ketika sudah selesai, tidak bermain yang banyak gesekan dan bersuara karena barangkali ada orang yang sedang beristirahat atau sakit.

Apabila didalam rumah, maka anak: menjaga barang yang di rumah dengan tidak memecahkan barang, menggerak-gerakkan pintu, tidak merusak tanaman, dan apabila ada kucing atau ayam, maka diberi makan atau tidak menyakiti kucing atau ayam.

Materi pernah disampaikan dalam Sekolah Akhlah, 5 Rojab 1446/5 Januari 2025.

• Thursday, January 09th, 2025

Nabiyuka Muhammad SAW/Nabimu adalah Nabi Muhammad
Oleh Agung Kuswantoro

Anak yang sopan memiliki sifat: wajib mengagungkan nama Allah, wajib juga mengagungkan Nabi Muhammad saw, mengisi hati kita dengan cinta Nabi Muhammad, sehingga kita lebih mencintai Nabi Muhammad melebihi cinta kepada ortu dan diri sendiri karena Nabi Muhammad yang telah mengajarkan agama Islam.

Karena melalui Nabi Muhammad kita menjadi mengenal Allah, dapat membedakan yang halal dan yang haram. Sesungguhnya Allah mencintai Nabi Muhammad. Allah menjadikan Nabi Muhammad lebih mulia daripada manusia yang lain, dan menjadikan Nabi Muhammad contoh teladan yang baik.

Apabila kita cinta kepada Nabi Muhammad SAW, maka ikuti segala perilakunya, dan lakukanlah nasihatnya, agar mendapatkan cinta Allah dan ridho Allah SWT. Amin.

Materi pernah disampaikan dalam Sekolah Akhlah, 5 Rojab 1446/5 Januari 2025. Sumber materi: kitab Akhlaqul Lil Banin juz 1.

• Wednesday, January 08th, 2025

Masih Belum Apa-Apa
Oleh Agung Kuswantoro

Membaca buku: “Panduan Riset & Publikasi Penelitian bagi Akademisi: Kiat Meraih Hibah & Meniti Jenjang Jabatan Akademik” karya Prof. Dr. Ir. Widodo Budiharso, S.Si., M. Kom, IPM & Prof. Bahtiar S. Abbas, Ph.D; rasanya saya masih jauh dari sempurna dari profesi dosen.

Bayangkan saja, sebagai junior lecturer/dosen yunior itu diharapkan menghasilkan: 2 paper per tahun, 1 hibah/grants, dan 1 book; sedangkan senior lecturer diharapkan menghasilkan: 4 paper per tahun, 2 hibah/grants, dan 2 buku.

Dalam praktiknya: 1 artikel saja yang bereputasi internasional dalam 1 tahun belum tentu publish. Apalagi dalam setahun ada 2 paper. Terlebih, sebagai penulis pertama. Itu baru artikel. Belum menulis buku, karena sumber utama menulis buku adalah hasil research (salah satunya) agar ada keunikan atau kekhasan atas buku yang ditulis. Misal: buku berjudul “Administrasi perkantoran era digital”. Untuk menyebutkan kata “digital”, dibutuhkan dasar yang kuat melalui research. Dengan cara research, kita akan mendapatkan keahlian dalam diri kita. Lalu, buku tersebut diharapkan diterbitkan oleh penerbit mayor, sehingga akan banyak yang membaca dan mensitasinya. Dampaknya, nama kita akan disebutkan sebagai rujukan sekajian referensi yang sebidang kita.

Sebagai dosen, administrasinya pun tidak sederhana: ada BKD, akademik, kepegawaian dan tahigan lainnya. Sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Memang harus sabar.

Akhirnya, saya juga ingin menjadi dosen yang diharapkan oleh Prof. Dr. Ir. Widodo dan Prof. Bahtiar dimana: menulis artikel, hibah penelitian, dan menulis buku harus dihasilkan dalam setiap tahunnya. Semoga! Amin.

Ditulis di Rumah jam 14.30 – 14.45 Wib.

• Saturday, January 04th, 2025

 

Pengelolaan sholat Lima Waktu

Pengelolaan Sholat Lima Waktu
Oleh Agung Kuswantoro

Entah apa yang menjadi pengemangat saya – selaku takmir masjid Nurul Iman Sekaran – untuk menyelenggarakan sholat lima waktu. Selama lima tahun Masjid hanya menyelenggarakan sholat tiga waktu saja. Padahal, sholat wajib itu ada lima waktu dalam sehari.

Berbagai cara, saya lakukan dengan menghadirkan pimpinan puncak hingga teknis. Termasuk, menghadirkan jamaah masjid dan orang tua yang memiliki putra – putri yang sholat di Masjid Nurul Iman Sekaran.

Rapat sudah dilakukan. Sosialisasi sudah dilakukan, pula terkait masjid akan menyelenggarakan sholat lima waktu. Dalam penyelenggaraan sholat dibutuhkan muadzin. Takmir masjid mulai menata muadzin masjid. Ada dua sholat wajib yang diselenggarakan oleh Masjid Nurul Iman yaitu sholat rowatib dan sholat Jumat. Muadzin sholat Jum’at, mulai ditata. Alhamdulillah permasalah muadzin sholat Jum’at telah terselesaikan. Sekarang, muadzin sholat lima waktu. Adapun Imam sholat Dhuhur dan Asar adalah Mbah Darman.

Mengapa takmir fokus ke muadzin? Karena, muadzinlah yang mengajak dan orang pertama untuk menyelenggarakan sholat. Keterbatasan sumber daya dan banyak faktor, takmir menggunakan muadzin dari kalangan remaja masjid.

Remaja masjid sebagai “pendorong/motor” atau “penggerak” untuk penyelenggaraan sholat Dhuhur dan Asar. Remaja masjid, kebetulan sering di rumah. Terlebih masih masa pandemi Covid-19. Untuk sholat Maghrib, Isya, dan Subuh muadzinnya adalah mbah Qosim dan mbah Darman.

Jadwal muadzin sholat sudah ditentukan. Termasuk, surat pemberitahuannya kepada orang tua bagi remaja masjid. Harapan remaja masjid untuk jadi muadzin adalah regenerasi muadzin, mengingat di Masjid Nurul Iman “diisi”/dilakukan oleh orang tua/mbah-mbah. Sehingga, perlu dipikirkan generasi penerus yang menjadi muadzin.

Dengan berlatih percaya diri bagi remaja masjid untuk “tampil” adzan kepada masyarakat. Harapannya, mereka akan menjadi muadzin masjid dan Bilal saat sholat tarawih dan witir.

Untuk remaja—belajar dan praktik adzan – ada kelas muadzin yang diselenggarakan oleh takmir tiap malam Sabtu di Masjid Nurul Iman Sekaran usai sholat maghrib hingga menjelang sholat Isya. Adapun materinya mulai dari filosofi adzan, tarikh adzan, fiqih adzan, praktik 1 dan 2, serta evaluasi adzan.

Demikian usaha berjuang kami untuk memaksimalkan fungsi masjid yaitu menyelenggarakan sholat lima waktu. Bukan dikatakan masjid, jika masjid hanya berfungsi untuk kegiatan masyarakat. Masjid adalah tempat sujud. Sujud itulah sholat. Sholat bisa terselenggara, bila ada yang mengadzani. Siapa yang mengadzani? Muadzin!

Semarang, 19 Oktober 2020
Ditulis Di Rumah jam 05.00 – 05.20 WIB.