Archive for ◊ December, 2022 ◊

• Monday, December 26th, 2022

Cara Menghormati Ilmu

Oleh Agung Kuswantoro

 

Beberapa hari ini saya menjadi penguji skripsi mahasiswa pendidikan ekonomi konsentrasi administrasi perkantoran. Satu hal yang selalu menjadi diskusi dengan penguji lain dan mahasiswa yang diuji adalah kajian/tema yang diambil oleh mahasiswa yang diuji. Misal: resilensi akademik, pola asuh orang tua, dan penggunaan gadget.

 

Penguji lain pun mengatakan kepada saya bahwa tema skripsi yang diteliti mahasiswa itu tidak sesuai. Namun, pasti mahasiswa akan “memaksa” bahwa tema tersebut sesuai. Padahal, semua penelitian terdahulu, artikel, dan teorinya menggunakan sumber dari fakultas lain. Misal: jurnal psikologi, jurnal PLS/pendidikan Luar Sekolah, buku BK/Bimbingan Konseling, dan beberapa artikel lain di luar bidang kajian administrasi perkantoran.

 

Singkat cerita dari kasus seperti ini adalah solusinya ada dua alternatif, yaitu (1) merubah variabel yang tidak susuai kajiannya, lalu mengambil data lagi; dan (2) menukar variabel yang tidak sesuai ke variabel  bebas, jika variabel yang tidak sesuai tersebut dijadikan variabel terikat.

 

Intinya: kita belajar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh dosen. Jangan sampai yang tidak diajarkan oleh dosen, kemudian menjadi kajian yang dibahas. Terus siapa yang akan memperkuat keilmuan dari pendidikan ekonomi konsentrasi administrasi perkantoran? Padahal kita belajar tentang adminstrasi perkantoran itu lama: mulai dari semester satu hingga semester tujuh. Berilah perhatian/penghargaan kepada ilmu tersebut atau dosen pendidikan ekonomi konsentrasi adminsitrasi perkantoran dengan meneliti/mengkaji/belajar bersama dari tema atau dosen tersebut, bukan meneliti/mengkaji ilmu dari dosen di luar pendidikan ekonomi konsentrasi administrasi perkantoran. Itulah cara menghormati keilmuan dan dosen, menurut saya. Mohon koreksinya. Wallahu ‘alam.

 

Semarang, 27 Desember 2022

Ditulis di Rumah jam 03.40-03.45 Wib.

• Friday, December 23rd, 2022

Belajar dengan Pakar Administrasi Perkantoran

Oleh Agung Kuswantoro

 

Dua hari ini saya menikmati proses belajar dengan pakar. Meskipun hari libur (Sabtu-Ahad) dan ada beberapa agenda sekolah anak, saya mencoba untuk bisa hadir. Mengapa? Karena akan bertemu dengan para guru dan sahabat Pendidikan administasi perkantoran dari Indonesia.

 

Para mengenal mereka karena keilmuannya. Ada Prof Bambang dari UNESA, Prof. Ade Soebandi dan Prof. Suwatno, Prof. Tjuju. Pak Sambas, Pak Budi dari UPI, Bu Dr. Armida Asril dari UNP, Mas Arwan dan Pak Dr. Tirman, Prof. Muhyadi dari UNY, Bu Ning, Bu Diyah, Prof. Wiedy dari UNS, dan beberapa guru dan sahabat yang tidak bisa sebut satu persatu.

 

Yang tidak ketinggalan ini adalah berbicara tentang keilmuan ke-AP-an dan literasi administrasi/manajemen Bersama para guru besar. Saya dapat tanda tangan dari buku dari beberapa pakar yang saya miliki. Alhamdulillah terima kasih atas ilmu dan sharing berorganisasi dengan baik.

 

Semarang, 18 Desember 2022

Ditulis di Rumah jam 13.40-13.45 Wib.

• Friday, December 23rd, 2022

Kajian Arbain Nawawi (47): Larangan Marah

Oleh Agung Kuswantoro

 

Sebelumnya saya mohon maaf, lama tidak posting tulisan mengaji online dari kajian secara tatap muka usai solat subuh berjamaah di Masjid Ulul Albab karena ada beberapa agenda yang saya prioritaskan. Alhamdulillah untuk kajian secara tatap muka sudah sampai hadis ke-23, sedangkan secara tulisan/online sampai hadis ke-16. Langsung saja ke kajian online:

 

Dari Abu Hurairah r.a., ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw., “Berilah aku wasiat. ”Beliau bersabda, “Jangan marah.” Beliau mengulangi berkali-kali, “Jangan marah.”

 

Hasan (2020) mengatakan hadist yang singkat ini memiliki banyak nilai/pelajaran/value yang bisa ambil antara lain, yaitu:

 

Pertama, hendaklah seorang Muslim terbiasa dengan budaya saling mewasiatkan dalam kebaikan.

 

Kedua, isi wasiat hendaklah yang baik-baik, seperti nasihat bertakwa dan berakhlak baik. Ini juga menunjukkan bahwa wasiat tidak selalu identik dengan masalah harta.

 

Ketiga, boleh minta diberikan wasiat berupa nasihat dari ulama dan orang saleh. Sebaliknya, bagi yang dimintakan wasiat agar tidak segan memberikan wasiat.

 

Keempat, anjuran yang sangat kuat untuk menahan marah. Hal ini dibuktikan dengan pengulangan kalimat jangan marah hingga berkali-kali. Ini juga menunjukkan bahwa menahan marah adalah hal yang sangat penting sampai-sampai itu dijadikan wasiat oleh Rasulullah Saw.

 

Bersambung.

 

Sumber rujukan:

Hasan, F.N. 2020. Syarah Hadist Arba’in An-Nawawi. Depok: Gema Insani.

Hassan, Q. 1982. Ilmu Musthalah Hadist. Bandung: Penerbit Diponegoro.

Kitab Azwadul Musthofawiyah karangan KH Bisri Mustofa, Rembang.

Kitab Majalis Saniah, Karangan Syeikh Ahmad Bin Syeikh Al-Fasyaini.

Suparta, M. 2016. Ilmu Hadist. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Tohhan, M. 1977. Taisir Mustholah al-Hadist. Riyad: Universitas Madinah.

 

Ditulis di Rumah (Semarang, 16 Desember 2022) jam 04.00-04.15 Wib. Diedit 24 Desember 2022 di Pemalang jam 03.00-03.07 Wib.

• Friday, December 02nd, 2022

 

Jamaah Literasi: Rumah, Virus, dan Khoiri
Oleh Agung Kuswantoro

Mendapat ajakan untuk menulis buku antologi tentang virus literasi Mr. Emcho menjadikan saya belajar sosok Pak Khoiri dalam berliterasi. Bagi saya Pak Khoiri adalah guru literasi sejati. Jarang ada sosok yang “gila” berliterasi. Hidupnya, berlomba-lomba dengan literasi. Literasinya pun tidak hanya untuk diri sendiri tetapi ke orang lain. Cara berliterasi dengan mengajak orang lain, itulah yang dilakukan oleh Pak Khoiri adalah mendirikan “Rumah” namanya “Rumah Virus Literasi (RVL) “

Penghuni rumah tersebut adalah orang yang peduli dan mau belajar literasi. Syarat yang berpenghuni dalam rumah tersebut adalah semangat literasi. Sehingga di dalamnya ada program-program literasi per pekan/per bulan, baik zoom atau diskusi di grup WA.

Saya hanya aktif menyimak, membaca tulisan para penghuni dan beberapa kali menulis dan di share di grup WA RVL. Alhamdulillah, para penghuni pun memberikan apresiasi berupa masukan atau uapan terima kasih atas tulisan saya. Saya yakin para penghuni di RVL bukan sembarang orang. Karena ada syarat literasi yang tidak semua orang bisa menjelaskannya.

Menyimak grup tersebut, menurut saya variatif sekali dalam memahami sebuah tulisan, ada yang berpantun, berpentigraf, bercerpen, artikel populer, dan ragam tulisan lainnya. Menurut saya yang masih minim adalah menulis sebuah resensi buku dan menulis artikel ilmiah yang dibingkai dengan gaya ringan (populer).

Kebanyakan para penghuni di grup tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang baik, sehingga kumpulan atau “jamaah” tersebut adalah jamaah yang berkedudukan berilmu. Namanya saja ilmu, sehingga perlu dicari. Berliterasi adalah berilmu. Berliterasi adalah sebuah pencarian untuk memperoleh ilmu.

Pak Khoiri adalah orang yang sangat peduli. Peduli tidak harus dengan uang. Saya belum mengirimkan sebuah tulisan, beberapa kali di WA secara pribadi untuk mengirimkan artikel. Saya pun “malu akademik” dan “malu batin”, jika saya “ditagih” terus untuk mengirimkan sebuah artikel. Itulah pembelajaran seorang guru kepada saya agar aktif menulis. Guru tersebut adalah Pak Khoiri.

Harapan besar grup jamaah ini menjadi lembaga yang berbadan hukum/yayasan sehingga mampu menampung orang lain/masyarakat untuk belajar dengan membuat pelatihan-pelatihan dan penerbitan karya berupa buku.

Dengan bermetamorfosis menjadi yayasan RVL, maka semua komponen/anggota menjadi lebih aktif, ada yang menjadi editor, pemasaran, layout, penulis fiksi, penulis nokfiksi, dan lainnya.

Semoga kita menemukan jati diri kita dalam berliterasi di RVL. RVL adalah tempat orang belajar literasi. Semoga!

Semarang, 28 November 2022D

itulis di Rumah Jam 05. 05 – 05.15 Wib.