Archive for ◊ March, 2018 ◊

• Friday, March 30th, 2018

Meluangkan Waktu

Oleh Agung Kuswantoro

 

Luangkang waktu Anda untuk menulis. Menulis itu penting untuk menguai pemikiran kita. Jangan abaikan menulis. Sesibuk apa pun, luangkan waktu untuk menulis. Dalam keadaan apa pun pula. Tetaplah luangkan waktu.

 

Jangan bilang “sibuk” atau “tidak ada waktu” untuk menulis. Pemikiran Andalah yang membuat sempit untuk menulis. Sibuk dan tidak ada waktu, jangan dibawa-bawa untuk berkreasi. Menulis itu berkreasi mengeluarkan segala sesuatu yang ada di pikiran. Oleh karenanya, menulislah. Luangkan waktu, meskipun 15 menit untuk menulis.

 

Semarang, 28 Maret 2018

• Friday, March 30th, 2018

Kapan Dimulai Elektronik Arsip?
Oleh Agung Kuswantoro

Azad Adam (2007) melalui bukunya yang berjudul Implementing Electronic Domument and Record Management, mengantarkan saya pada sejarah elektronik arsip (e arsip). Di Amerika istilah e arsip dikenal dengan sebutan EDMS (Electronical Document Management System).

EDMS di Amerika dikenal sejak tahun 1990-an. Mulai hal yang sederhana berbasis folder dan file. Inilah cikal bakal EDMS. Penulis (Azhad Adam) meramal bahwa EDMS kelak menjadi trend pasar. Coba perhatikan sekarang, sudah terbukti bukan? Inilah ramalan akademis yang tepat. Penuh dengan bukti ilmiah. Itulah sejak EDMS yang tertulis dibab awal buku tersebut.

Semarang, 28 Maret 2018

• Wednesday, March 28th, 2018

1 Kesuksesan 1000 Kegagalan
Oleh Agung Kuswantoro

Saat ada puluhan/ratusan tepuk tangan disitulah letak kekuatan hati kita harus dijaga. Jangan mengatakan dalam hati, “Yang lebih keras” tepuk tangannya”. Atau, “Ayo, puji Aku yang lebih banyak”. Jika perasaan itu ada dalam diri kita, maka jangan banggalah Anda. Justru, Anda ada dalam posisi sedih.

Lalu, bagaimana? Saat ada orang lain yang memuji atas satu kesuksesan Anda. Libatkanlah Tuhan dalam kondisi tersebut. perbanyak perkataan, “Alhamdulillah”. Jaga hati, Anda. Jangan menjadikan tepuk tangan Anda menjadi “lupa daratan” atas kesuksesan tersebut.

Perbanyak juga dzikir dengan kalimat “Allah Akbar, Allah Akbar”. Yang dibesarkan nama Allah, bukan nama Anda yang mendapatkan satu kesuksesan.

Janganlah lihat satu kesuksesan itu. tetapi, lihatlah kegagalannya. Satu keberhasilan produk ada ratusan orang yang komplain atas produk yang telah atau sedang Anda kembangkan. Jadi, tetaplah merunduk. Jaga hati Anda. Allah ada dimana-mana. Ingat nama Allah yang disebut. Bukan, nama Anda.

Semarang, 26 Maret 2018

• Sunday, March 25th, 2018

Melihat Video Pembelajaran “Perkantoran”
Oleh Agung Kuswantoro

Setelah mengenalkan konsep dasar dan gambaran media di prodi administrasi perkantoran, pada pertemuan kali ini, saya mengajak mahasiswa untuk melihat media pembelajaran tentang administrasi perkantoran. Sumber video tersebut berasal dari Youtube. Ada jenis-jenis video yang saya kategorikan sebagai media dengan materi bersifat kognitif dan media dengan materi bersifat praktek.

Saat materi praktek, saya menyajikan orang asing yang sedang menata record (arsip dinamis). Modelnya adalah orang asing dengan berbahasa Inggris. Bagus sekali, ada penjelasan dan alat-alat yang sederhana. Tak sesusah apa yang dibayangkan orang. Justru, konsepnya ia dapat dipraktekkan. Konsep adalah teorinya. Teorinya adalah intinya.

Dengan praktik secara langsung oleh peraga/model menjadikan orang mudah memahaminya. Memang video tersebut tidak ruangan (kelas), tetapi di kantor. Hal ini, menjadikan suasana pekerjaan kantor menjadi terasa. Tidak model pembelajaran, tetapi praktik dengan suasana yang apa adanya di kantor. Hal ini sesuai dengan kondisinya. Pas, istilahnya.

Peralatan yang ditampilkan pun menarik. Warna dan guidenya begitu enak dipandang dan rapi. Jadi, tidak sekadar ucapan (teori) saja, tetapi juga fasilitas pun mempengaruhi. Disinilah, letak medianya. Keterpaduan antara teori, alat, dan komunikasinya. Jadi, ketiganya adalah sistem. Sistem adalah proses yang saling terkait. Teori tanpa alat, maka medianya jelas tidak bisa tercapai tujuannya. Alat tanpa komunikasi, maka pesannya juga tidak tersampaikan. Itulah, cara kerja media.

Kemudian, saya juga menampilkan video yang bersifat kognitif yaitu pemahaman administrasi. Dalam video tersebut terlihat ada seseorang yang sedang diwawancarai mengenai administrasi perkantoran. Jawaban-jawaban dari responden, kemudian dikumpulkan oleh peneliti. Peneliti dalam hal ini adalah pembuat media. Model medianya adalah mencari pendapat seseorang untuk dikaji sebagai dasar dalam menuliskan konsep-konsep administrasi perkantoran.

Selain, kedua video tersebut di atas, saya juga menampilkan mengenai cara menghitung laporan keuangan sederhana dengan excel. Hal ini, saya tampilkan karena salah satu pekerjaan kantor adalah menghitung. Program menghitung yang ditawarkan oleh computer yang termudah dan familier adalah program office excel. Nah disinilah, petunjuk dan langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh orang yang akan belajar cara menghitung laporan dengan excel. Hal yang terpenting adalah penulisan rumus matematika, suara yang menjelaskan media, dan alur cara pengerjaaan dengan video. Melalui cara ini, maka media akan mudah dinikmati oleh orang. Tidak hanya orang yang berlatar belakang administrasi perkantoran.

Sekarang, tugas Anda adalah pelajari dan pahami karakteristik dari masing-masing yang melekat atau berkaitan dengan administrasi. Biar mudah, buatlah peta konsepnya. Lalu, pahami karakteristik dari masing-masing unsur yang Anda buat. Misal, dalam administrasi ada unsur-unsur administrasi. Buatkan bagannya. Lalu, diperhatikan unsur-unsur tersebut, apakah termasuk ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Atau, dari sisi lain seperti pekerjaan kantor. Jabarkan saja, pekerajaan-pekerjaan kantor, lalu pahami karakteristik dari pekerjaan kantor. Jika sudah menemukan karakteristiknya, lalu identifikasikan media apa yang cocok. Silakan dianalisis.

Semarang, 25 Maret 2018

• Saturday, March 24th, 2018

Pemimpin Zaman Now Harus Memberi Teladan

Oleh Agung Kuswantoro

 

Saat ini, banyak orang menjadi pemimpin. Buktinya apa? Saat Pilkada, orang berbondong-bondong mengajukan menjadi Cagub, Cawagup, Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil Walikota. Kelihatannya, mudah sekali dan peminatnya tinggi untuk menjadi pemimpin.

 

Lalu, sebenarnya, apa yang harus dipersiapkan pemimpin pada saat ini? Menurut saya, yang sering orang (termasuk pemimpin) itu teladan. Pemimpin yang memberikan teladan itu masih minim. Terlebih, di zaman Now, banyak orang yang ingin mau menjadi pemimpin. Tetapi, cek pribadinya. Apakah sudah termasuk pribadi yang patut diteladani?

 

Rentan saat ini, media sosial menjadi “senjata” seseorang untuk menjatuhkan antar pemimpin satu dengan yang lain.  Jika ia melakukan itu, maka ia tidak patut menjadi teladan. Teladan menjadi sesuatu yang penting bagi calon pemimpin dan pemimpin saat ini. Karena, kita “miskin” teladan dari pemimpin.

 

Saya selalu bersandar kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan terbaik/uswatun khazanah untuk level manusia. Terlebih pemimpin/calon pemimpin. Ia harus mencontoh kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. menurut saya, meneladani atas perilaku Nabi Muhammad SAW sebagai umat Islam itu wajib.

 

Itulah, teladan yang harus dimiliki oleh pemimpin/calon pemimpin Zaman Now. Sebagai umat Islam wajib meneladani Nabi Muhammad SAW. Mari kita jaga perilaku kita, karena kita adalah pemimpin.

 

Semarang, 22 Maret 2018

 

 

Agung Kuswantoro, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan penulis buku, HP 08179599354

 

• Friday, March 23rd, 2018

Bahagia

Oleh Agung Kuswantoro

 

Alhamdulillah bisa mengaji bersama dengan para Jamaah. Kajian fiqih malam Rabunan di Masjid Nurul Iman. Kebanyakan yang hadir adalah orang kampung. Mahasiswa hanya 4 orang.

 

Materi yang saya sampaikan adalah wudhu, mulai dari rukun, sunnah, dan batal wudhu. Sederhana dan praktis, sifat materinya. Tidak bertele-tele. Langsung pada praktik. Sehingga, saya sering mempraktikkan/memperagakan maksud dari apa yang saya sampaikan.

 

Rujukan utama nya, jelas kitab Safinatunnajah. Konsep saya sampaikan terlebih dahulu. Lalu, aplikasi dari perbuatan wudhu. Misal, konsep niat. Saya jabarkan apa itu niat, seperti tempat dan pelafalan niat. Setelah itu, contoh niat dalam suatu perbuatan/ibadah.

 

Pada kajian tersebut, saya merasa bahagia sekali, karena ada dua jamaah dari ibu-ibu yang bertanya. Pertanyaannya, jelas sederhana dan simpel. Saya pun, Alhamdulillah bisa menjawabnya, dengan simpel dan sederhana dari kitab rujukan yang saya bawa.

 

Alhamdulillah jawaban saya diterima oleh mereka. Sekali lagi, saya bahagia sekali dengan 2 pertanyaan dari ibu-ibu. Inilah ngaji. Tidak mencari yang benar dan salah. Tidak mengatakan kamu yang benar, dan saya yang salah. Tetapi, ngaji itu menunjukkan inilah yang seharusnya dari apa yang telah kita pelajari. Lalu melakukannya. Tujuannya, memperbaiki kualitas ibadah kita. Bukan, mencari-cari kesalahan orang lain dari ibadah yang telah dilakukan. Semoga kajian ini membawa keberkahan untuk kita. Amin.

 

 

Semarang, 20 Maret 2018

 

 

• Friday, March 23rd, 2018

Mencari Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran

Oleh Agung Kuswantoro

 

Berselancar di internet bersama satu kelas prodi Administrasi Perkantoran yang saya ampu dalam mata kuliah pengembangan media pembelajaran. Logika mata kuliah ini yaitu mengembangkan/menghasilkan media yang telah ada. Lalu, pertanyaan yang muncul, media apa saja yang ada dalam prodi administrasi perkantoran?

 

Pertanyaan itu pula, saya lontarkan kepada mahasiswa. Mereka terdiam. Ada yang menjawab mesin ketik, komputer, alat scan, penghancur kertas, dan alat pengganda, LCD, dan alat-alat perkantoran lainnya.

 

Menurut saya, jawaban atas mereka tidaklah salah. Namun, bagaimana yang mengembangkannya? Atau, siapa yang mengembangkannya? Misal, komputer siapa yang mengembangkan? Lalu, bagaimana pengembangannya? Mesin fotocopy, siapa yang mengembangkan dan bagaimana pengembangannya? Dan, pertanyaan yang serupa dengan alat perkantoran yang berbeda?

 

Apakah yang mengembangkan itu SAMSUNG, DELL, SONY, dan perusahaan teknologi perkantoran itu? lalu, bagaimana peran Anda dan saya sebagai pendidik, dimana akan menyampaikan “pesan” melalui media?

 

Mereka sempat diam dengan pertanyaan saya di atas. Lalu, saya mencoba buka google, mengetik media pembelajaran biologi. Munculnya alat-alat organ, peraga manusia, dan aneka media tentang hewan, dan lainnya. Saya buka google, mengetik media pembelajaran geografi. Munculnya, globe, peta, gambar gunung meletus, skema siklus air, dan lainnya. Saya mencoba buka lagi di google, mengetik media pembelajaran matematika. Munculnya alat peraga segitiga, bola, dan bangun ruang lainnya.

 

Saking penasaran, saya mencoba buka media pembelajaran administrasi perkantoran, yang keluar dari google, sama sekali tidak ada. Kebanyakan justru gambar naskah. Itu pertanda, belum ada yang mempopulerkan media administrasi perkantoran.

 

Dengan begitu, berarti jelas, bahwa masih minimnya media pembelajaran di prodi kita. Apakah Anda tahu selama 3 tahun ini dikenalkan media pembelajaran atau sosok yang sangat membawa perhatian Anda dalam menyampaikan materi dengan menggunakan media? Ada Pak, yaitu media freezi.

 

Ohya, betul. Jawab saya. Itulah pengembangan media. Bagus itu. pasti itu menariknya. Nah, seperti itulah yang dimaksudkan pengembangan media pembelajaran. Dari powerpoint ke freezi. Yang powerpoint saja, itu betul-betul powerpoint yang bagus itu, juga jarang. Poin sebagai power. Bukan, power word. Memindahkan word ke power point.

 

 

Mengenalkan media administrasi perkantoran. Anda tahu gudman pada mengetik? Anda tahu audio pada stenografi? Dan, Anda tahu e arsip pembelajaran? Jika belum, mari kita kenali satu-satu.

 

Media gudman. Kita cari saja di google. Google mengarahkan ke journal Lembar Ilmu Pendidikan (LIK). Media audio stenografi, google mengarahkan ke journal Dinamika Pendidikan. Dan e arsip pembelajaran, google mengarahkan pada jurnal Efisiensi.

 

Jelas media-media di atas adalah media yang ada di administrasi perkantoran. Mohon Anda, download artikel-artikel tersebut di jurnal yang sudah saya sebutkan dengan kata kunci sebagaimana di atas.

 

 

Pesan yang Utama

Pesan adalah materi yang akan disampaikan. Media itu alat untuk menyampaikan pesan. Perhatikan kalimat berikut ini. Saya ke kampus untuk mengajar dengan menggunakan mobil sedan Mercedes Benz. Pesannya adalah saya pergi ke kampus untuk mengajar. Medianya mobil sedan Mercedes Benz. Bisa, tidak medianya diganti? Bisa! Dengan apa? Dengan motor atau jalan kaki.

 

Jadi, intinya yang utama. Pesan itulah intinya. Pesan itulah yang utama. Bukan medianya yang dibesar-besarkan. Tetapi, pesannya tidak tersampaikan.

 

Jika Anda perhatikan dari media gudmen pada mengetik, media audio pada stenografi dan e arsip pembelajaran pada kearsipan. Jelas sekali, pesan yang disampaikan, bukan medianya. Media sebagai alat saja. Bukan tujuan utama, tetapi tujuan akan mudah digapai, jika ada media yang memadai. Oleh karenanya, penekanannya, pahami pesannya dahulu, lalu cari yang tepat medianya. Bukan medianya dicari-cari dulu, tetapi pesannya tidak paham.

 

Bagaimana memahami pesan? Pesan adalah ilmunya. Pelajari ilmunya yang dalam, seperti mengetik, kearsipan, dan stenografi. Kuasai betul teori-teorinya, maka akan muncul proses bisnisnya. Seperti media gudmen itu ada proses bisnisnya. Media audio, jelas ada prosedur penggunannya. Dan e arsip prosedur penggunannya. Dan, e arsip pembelajaran, jelas ada kaidahnya.

 

Jangan lupa, lakukan validitas dan reliabilitas atas alat tersebut. saya yakin ada pakarnya. Jika Anda berhasil melakukan itu, pasti muncul media pembelajaran. Ciptakan saja. Mari berkreasi!

 

 

Semarang, 20 Maret 2018

 

 

 

 

 

• Wednesday, March 21st, 2018

Mencari Sosok Pakar Media Pembelajaran

Oleh Agung Kuswantoro

 

Selama 9 tahun saya mengajar di UNNES, tepatnya prodi pendidikan administrasi perkantoran, jurusan pendidikan ekonomi UNNES. Alhamdulillah sudah menghasilkan 12 buku dari mata kuliah yang saya ampu. Pada semester ini (genap 2017/2018), saya diberi mandat untuk menyampaikan mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran.

 

Pertama kali mendapatkan SK mengajar mata kuliah ini, terasa “shock”, karena bingung apa yang akan saya sampaikan. Berkaca pada dosen senior, bahwa inti mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu membuat media pembelajaran sesuai dengan kompetensinya. Kemudian, saya memahami Rencana Pembelajaran Semester (RPS), ternyata referensi dari media pembelajaran sangat minim.

 

Penasaran saya terkait referensi yang minim. Saya membuka google scholar, muncullah Azhar Arsyad. Sosok ini, saya kenal sejak mahasiswa (2002-2006). Kebetulan, skripsi saya berkaitan dengan pembuatan media pembelajaran stenografi, yaitu pembelajaran stenografi dengan media audio.

 

Sitasi buku tersebut sangat tinggi, yaitu 9572 (scholar per 19 Maret 2018). Lalu, saya mencoba membuka sosok Azhar Arsyad. Ia adalah dosen di Universitas Islam Alauddin Makassar. Selain, karyanya berupa buku media pendidikan. Ia pun pernah menulis bahasa Arab dan metode pengajarannya dan buku Pokok-Pokok Manajemen: Pengetahuan praktis bagi pimpinan dan eksekutif. Melihat profilnya, ia memang konsen dibidang pendidikan. Namun, pada konteks media, saya belum mendapatkan “greget”nya. Ia adalah guru besar ilmu manajemen dan pendidikan bahasa Arab.

 

Penelusuran saya pun masih berlanjut. Kemudian, saya bertemu dengan Adi Nurcahyono. Dosen UNNES berasal dari FMIPA. Ia masih muda. Ia pernah memberikan materi media pembelajaran saat PEKERTI. Saya tertarik dengan “media” yang ia terapkan di kelas. Khususnya media berbasis teknologi informasi. Ia konsen pada media pembelajaran  matematika. Hal yang menarik dari Adi Nur Cahyono yaitu penggunaan media pembelajaran berbasis IT. Ia mampu memperagakan pertanyaan-pertanyaan secara online, dimana dapat dijawab melalui HP android. Selain itu, ia menunjukkan e learning yang ia bangun sendiri dengan kapasitas tertentu.

 

Kemudian, saya juga bertemu dengan Romi Satrio Wahono. Dosen Ilmu Komputer UDINUS. Bagus sekali artikel-artikelnya. Saya membaca pengalaman-pengalamannya di websitenya. Menunjukkan ia tokoh media pembelajaran. Ia pun sering menjadi juri dalam lomba media pembelajaran.

 

Sesuatu yang menarik perhatian saya, yaitu ia mampu menjelaskan aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran, meliputi aspek rekayasa perangkat lunak, desain pembelajaran, dan komunikasi visual. Dari masing-masing aspek tersebut terdapat beberapa indikator yang harus dipahami oleh pembuat media pembelajaran.

 

Trend pembelajaran sekarang berbasis media sosial. Ada peneliti dari Madrid membuat desain pembelajaran berbasis media sosial. Ia meneliti social media learning. Analisisnya bagus sekali. Silakan bisa dibaca dengan kata kunci di google social media. Learning: an approach for composition of multimedia interactive object in a collaborative learning environment. Penelitinya bernama Ivan Claris dan Ruth Cobos dari Universitad Autonoma de Madric, Spanyol.

 

Nah, sekarang bagaimana dengan pendidikan administrasi perkantoran? Oh, jadi ingat saya pun pernah membuat penelitian terkait dengan media pembelajaran pada mengetik manual yaitu gudman. Pernah dimuat di jurnal Lembar Ilmu Pendidikan. Saya pun mengembangkan media pembelajaran e arsip pembelajaran untuk mata kuliah/mata pelajaran kearsipan. Selain itu, juga media audio pada mata kuliah stenografi dan pernah dipublikasikan di Jurnal Dinamika Pendidikan. Mari kita kembangkan diri. Ciptakan media pembelajaran berbasis Administrasi Perkantoran. Agar kita semakin cinta pada prodi kita.

 

 

Semarang, 19 Maret 2018

 

 

• Friday, March 16th, 2018

Pak Kasturi Bertanya

Oleh Agung Kuswantoro

 

Segala sesuatu yang mendapatkan reaksi/respon itu pertanda ada ketertarikan. Dalam komunikasi dikenal dengan nama feedback/umpan balik. Feedback bagi saya adalah hadiah setelah saya memberikan/menyampaikan materi. Feedbacknya berupa pertanyaan.

 

Kajian fiqih malam Rabu yang saya lakukan bersama Jamaah, ternyata mendapatkan feedback dari Jamaah, bernama Pak Kasturi. Ia bertanya mengenai sholat masbuiq/terlambat.

 

Secara soal pertanyaan sebenarnya, belum masuk pada kajian pada malam tersebut. Dimana materi yang kita kaji tentang wudhu. Namun, saya jawab saja, karena sudah mau bertanya. Itu sudah sebuah hadiah bagi saya. Terlebih, ia berasal dari warga kampung.

 

Senang saya dengan pertanyaannya. Jawaban saya pun semoga bisa diterima. Saya mengibaratkan kejadian ini adalah saya pelayan bagi dia. Melayani. Itu saja, sederhana.

 

Semoga kajian ini bisa memberi manfaat untuk kita. Ngaji dari hal-hal yang kita lakukan, untuk menjadikan lebih baik dalam beribadah. Amin.

 

 

Semarang, 15 Maret 2018