Archive for ◊ October, 2023 ◊

• Tuesday, October 31st, 2023

Bagaimana Pembelajaran Kearsipan Yang Menarik?

Oleh Agung Kuswantoro

SMK Bisa! Itulah slogannya sering kita dengar dengan sekolah menengah dalam vokasi ini. Dimana, lulusannya target utamanya adalah bekerja. Bisa juga melanjutkan Perguruan Tinggi.

Menurut saya kompetensi yang dicapai seorang lulusan SMK itu kurang tegas. Mengapa? Bisa kuliah dan kerja. Oleh karenanya, dalam data statistika mahasiswa baru, untuk prodi AP yang paling banyak lulusan SMA, bukan SMK. Mengapa? Karena lulusan SMA itu sangat jelas yaitu melanjutkan Perguruan Tinggi, sehingga berdampak dalam pembelajaran di SMK, khususnya kearsipan.

Pembelajaran kearsipan dalam pengalaman saya itu “ajeg”. Artinya monoton. Dimana monotonnya? Gaya mengajar. Bisa jadi, sangat teoritis. Untuk masuk ke praktis/praktik agak susah karena dibutuhkan sarana prasarana kearsipan. Cara pendekatan agar pembelajaran kearsipan itu kreatif adalah membuat media pembelajaran.

Saya punya pengalaman dalam pembelajaran kearsipan ini, dimana media e-arsip pembelajaran sebagai sarana atau “alat” agar (maha) siswa memahami cara menyimpan arsip dengan benar. Pastinya, dengan kaidah kearsipan.

Dengan cara membuat media pembelajaran ini akan menghasilkan (1) penelitian guru/PTK/penelitian pengembangan; (2) membuat artikel ilmiah bidang pendidikan AP; (3) memiliki hak cipta; (4) menghasilkan buku; (5) membranding – memasarkan – diri akan kemampuan kearsipan; (6) menjadi narasumber dalam bidang kearsipan.

Jika guru kesusahan dalam membuat media pembelajaran, ajaklah orang lain/siswa/ahli/kolaborasi dengan sesama orang yang tertarik dalam bidang kearsipan. Contoh: saya mengajak mahasiswa atau pihak perusahaan “yang mengintai” aktivitas kita.

Dengan cara ini, kita akan berkreasi dengan pembelajaran kearsipan. Insya Allah! Selamat berjuang!

Kudus, 27 Oktober 2023

Ditulis di Rumah Kudus (@home)

Jam 20.00 – 20.15 Wib.

Catatan: disampaikan dalam pelatihan guru di SMK Negeri 1 Kudus, 28 Oktober 2023 dan menjadi guru tamu kelas XI siswa SMK Negeri 1 Kudus.

• Thursday, October 26th, 2023

Air Tandon, Apakah Suci?

Oleh Agung Kuswantoro

Berdasarkan kitab Safinatunnajah bahwa air 2 kullah adalah air yang panjang lebar, dan tinggi memiliki ukuran masing-masing 60 cm3 atau air yang berisikan 245 liter. Jika kita perhatikan air tendon ada yang berukuran 500 liter, maka air tersebut suci. Artinya, air tersebut bisa digunakan untuk mandi (besar) atau berwudhu.

Agar mengetahui mengenai air, mari kita pahami mengenai air. Air terbagi dalam 2 macam. Air sedikit dan air banyak.

  1. Air sedikit ialah air yang belum mencapai dua kullah.
  2. Air banyak alah air yang sudah mencapai dua kullah (= 60 cm3 atau 245 liter).

Air sedikit jika kejatuhan najis, dihukumi air mutanajis, sekalipun tidak berubah. Sedangkan air banyak, jika kejatuhan najis tidak dihukumi air mutanajis kecuali bila berubah rasa, warna, atau baunya. Wa Allahu ‘alam.

Semarang, 25 Oktober 2023

Ditulis di Rumah, jam 05.00-05.12 Wib.

Wajib Mandi

Yang mewajibkan mandi ada enam:

  1. Memasukkan hasyafah ke dalam farji
  2. Keluar sperma (mani)
  3. Haid
  4. Nifas
  5. Melahirkan, dan
  6. Meninggal

Semarang, 25 Oktober 2023

Ditulis di Rumah, jam 05.13-05.15 Wib.

Fardhu Mandi Jinabat

Fardhu mandi ada 2 yaitu:

  1. Niat
  2. Meratakan air ke seluruh badan

Semarang, 25 Oktober 2023

Ditulis di Rumah, jam 05.15-05.17 Wib.

Catatan: Materi saat kajian Safinatunnajah pada pertemuan, Selasa (23 Oktober 2023)

• Sunday, October 22nd, 2023

“Sing Ikhlas, Gus!”
Oleh Agung Kuswantoro

“Sing Ikhlas, Gus!” adalah kalimat yang terekam dalam otak dan hati saya hingga kini. Kalimat tersebut sering disebutkan sejak tahun 1995 – 2001. Dimana, pada tahun tersebut saya sedang menimba ilmu (agama) di madrasah Salafiyah Kauman Pemalang.

Siapakah yang mengucapkan kalimat tersebut? Kiai Abdullah Sidiq, Kiai yang mengajarkan saya banyak ilmu agama mulai dari: tafsir, hadist, ‘ilal irob, dan ilmu lainnya.

Waktu mendengarkan kalimat tersebut, saya tidak memahami maksud dari kalimat tersebut. Saya hanya diam saja. Tanpa menanyakan balik kepada Kiai Abdullah Sidiq.

Setelah tahunan lulus madrasah dari Salafiyah Kauman Pemalang dan seiringnya berjalannya waktu, saya sedikit-sedikit memahami kalimat yang diucapkan oleh Kiai Abdullah Sidiq.

Ikhlas dalam menjalani sebuah kehidupan. Antara tahun 1996 – 2001, bukanlah hal yang mudah untuk belajar agama. Dimana, jam 14.00 – 17.00 Wib dilakukan pembelajaran madrasah Salafiyah Kauman Pemalang. Tahu sendirilah. Itu jam krusial, dimana ada: panas, ngantuk, lapar, les, istirahat, dan aktivitas lainnya.

Namun, bagi santri Salafiyah pada jam tersebut dilakukan untuk menimba ilmu, sehingga kiai Abdullah Sidiq pernah menyampaikan kepada santrinya: “esuk mangan padung, sore mangan dupan”, artinya: pagi duduk di meja sekolah umum, sore duduk di meja madrasah (sekolah agama).

Disitulah letak “keikhlasan” santri dalam berjuang mencari ilmu. Semuanya butuh proses. Bahkan dalam agama, tidak cukup dibutuhkan fisik yang lelah, tetapi hati yang lapang. Mengapa? Karena, jika mencari ilmu itu, ada unsur dunia, maka kerugian yang didapatkan. Namun, dalam mencari ilmu itu diniatkan unsur ukhrowi, maka kebahagiaan batin yang diperoleh.

Demikian pula, dalam kehidupan bahwa unsur akhirat harus dituju. Karena, jika mementingkan unsur dunia, maka yang diperoleh adalah kekecewaan. Itulah makna “ikhlas” yang sering disampaikan oleh Kiai Abdullah Sidiq kepada saya. Saya memaknainya seperti itu.

Terima kasih Kiai Abdullah Sidiq atas nasihatnya. Mohon maaf saya bersikap diam saat kiai Abdullah Sidiq menyampaikannya. Ternyata maknanya sangat dalam. Hanya Alfatihah dan doa sebagai ucapan terima kasih yang bisa menghantarkan ke alam kubur yang terang. Terima kasih pula kepada keluarga Salafiyah Kauman Pemalang atas ilmu yang telah diberikan kepada saya dan santri.

Selamat Hari Santri!

Semarang, 21 Oktober 2023
Ditulis di Rumah jam 14.10 – 14.25 Wib.

• Saturday, October 21st, 2023

Pasal Fardhu Wudhu
Oleh Agung Kuswantoro

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan usaplah kakimu sampai kedua mata kaki”. (QS. Al-Maidah [5]:6)

Ayat tersebut sebagai dasar hukum berwudhu sebelum sholat untuk berwudhu. Sama halnya dengan sholat, dalam wudhu juga ada sunah, batal, dan fardhu (kalau dalam solat rukun). Ayat diatas, jelas anggota fardu wudhu ada empat,yaitu: (1) membasuh muka; (2) membasuh kedua tangan; (3) membasuh sebagian kepala; dan (4) membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki.

Jelas secara dasar hukum Al-Quran ada empat. Bahkan, kalau kita perhatikan ayat tersebut menggunakan kalimat perintah “basuhlah”. Dalam kaidah usul fiqih, bahwa amar (perintah) memiliki beberapa makna, salah satunya adalah wajib. Setiap perintah dalam Al-Quran hukumnya wajib. Contoh lain aqimussolah. Dirikanlah solat. Perintah mendirikan solat. Berarti solat itu wajib. Wa atuzzakat. Tunaikanlah zakat. Berarti membayar zakat itu jelas wajib, karena perintah.

Lanjut. Jika kita jeli memperhatikan perbedaan antara fardhu wudhu antara dasar Al-Quran dan fiqih terletak pada dua bagian, yaitu niat dan tertib. Ustad Dimyati–guru saya di Salafiah–mengatakan perbedaan fardhu wudhu secara Al-Quran dan fiqih itu ada di niat dan tertib. Secara maknanya sebenarnya ada di Al-Quran. Tidak mungkin orang berwudhu asal wudhu. Secara tidak langsung ia punya niat. Niat pasti diawal. Jadi orang yang berwudhu pasti punya niat. Demikian juga tertib. Urutan di Al-Quran mulai dari membasuh muka hinggga membasuh kaki. Secara penyebutannya jelas yaitu beruntun atau urut, sehingga tidak boleh setelah membasuh muka, lalu membasuh kedua kaki. Kemudian membasuh kedua tangan. Jelas ini tidak sesuai.

Pandangan ulama–kata guru saya tersebut–itu namanya tertib. Tertib itu urut. Misal setelah satu, itu dua. Setelah dua, itu tiga. Bukan setelah satu itu tiga, kemudian setelah tiga, itu dua. Jelas itu tidak urut atau tertib, sehingga fardhu wudhu itu secara fiqih ada tambahan dua yaitu niat dan tertib. Dengan alasan seperti diatas. Penjelasannya kurang lebih seperti itu.

Semoga kita bisa mengamalkan fardhu wudhu dengan benar. Karena ada pula orang berwudhu tidak mengetahui fardhu wudhu. Ia asal wudhu saja. Mari sama-sama kita belajar. Wallahu ‘alam.

Semarang, 21 Oktober 2023, pernah disampaikan dalam kajian Kitab Safinatunnajah bersama mahasantri kos pesantren Cahaya, Patemon, Semarang.

• Sunday, October 15th, 2023

Mengapa Bab/Pasal Sesuci/Istinja Disebutkan di Awal?
Oleh Agung Kuswantoro

Dalam kitab Safinatunnajah bab/pasal awal disebutkan syarat sah istinja, lalu muncul pertanyaan: “Mengapa syarat sah istinja dimasukkan pada bab/pasal awal?”

Jawabnya: Karena sesuci/istinja sebagai syarat sah untuk melakukan sebuah ibadah. Misal ibadah sholat dan haji itu harus dilakukan dalam suci. Jangan sampai ibadah sholat, dilakukan dalam keadaan “kotor/najis”. Jika seseorang melakukan ibadah sholat dalam keadaaan tidak suci (baca: kotor), maka tidaklah sah sholatnya. Itulah makna penting sebuah sesuci dalam beribadah, sehingga bab/pasal sesuci itu dimasukkan pada bab/pasal yang awal.
Waallahu ‘alam. [ ]

Pemalang, 8 Oktober 2023
Ditulis di Rumah Pemalang 04.50 – 04.55 Wib.

• Friday, October 13th, 2023

Mengapa Membahas Tanda-Tanda Baligh Dulu?

Oleh Agung Kuswantoro

Dalam bab/pasal awal kitab Safinatunnajah disebutkan tanda-tanda baligh ada tiga (pernah disebutkan dalam kajian sebelumnya). Lalu muncul pertanyaan: “Mengapa bab/pasal baligh dibahas pada permulaan dalam kitab tersebut?” Jawabnya: “Karena baligh ada syarat utama sah sebuah pekerjaan (baca: ibadah) sah dilakukan”. Artinya, bahwa syarat menuju/untuk melakukan sebuah pekerjaan/ibadah itu baligh dulu.

Perlu dipahami bahwa dalam fiqih ada istilah syarat dan rukun. Syarat itu segala sesuatu yang diluar pekerjaan/ibadah tersebut, sedangkan rukun itu segala sesuatu yang didalam pekerjaan/ibadah tersebut. Nah, baligh itu termasuk yang ada di luar pekerjaan tersebut.

Semisal: ada anak kecil – belum baligh – melakukan ibadah solat, maka secara syarat sholat tidak terpenuhi, karena belum baligh, sehingga, ketika anak kecil tersebut meninggalkan sholat maka “tidak apa-apa” (dalam arti tidak berdosa) secara syarat untuk melakukan perbuatan sholat tidak terpenuhi.

Sebaliknya, ada orang dewasa/sudah baligh, tapi tidak melakukan perbuatan sholat, maka orang dewasa/baligh tersebut akan mendapatkan dosa, karena orang dewasa/baligh tersebut sudah memenuhi kriteria syarat sah untuk melakukan sebuah perbuatan sholat.

Dari penjelasan di atas, maka betapa pentingnya makna baligh. Yuk, tata anak kita sebelum baligh untuk  mengenalkan perbuatan-perbuatan/ibadah yang ada dalam agama Islam. Agar kelak anak kita/mereka tidak meninggalkan ibadah-ibadah yang tertulis dalam al-Qur’an/alhadist. Mumpung masih anak-anak, sebelum anak kita itu beranjak baligh.  Waallahu ‘alam. [ ]

Pemalang, 8 Oktober 2023

Ditulis di Rumah Pemalang 04.40 – 04.50 Wib.

• Thursday, October 12th, 2023

Saat Beribadah, Apakah yang “Patut” Disembah?

Oleh Agung Kuswantoro

Dalam kitab Safinatunnajah pasal/bagian awal disebutkan bahwa makna la ilaha illa Allah yaitu yang patut disembah itu hanyalah Allah. Lalu, muncul pertanyaan: “Mengapa dalam pasal/bab awal disebutkan mengenai kalimat “tahlil” tersebut? Jawabnya: karena segala sesuatu ibadah yang tertera/tercantum dalam kitab tersebut itu hanya ditujukan kepaa Allah, titik intinya itu.

Jadi, wudhu, sholat, puasa, zakat, dan haji seseorang itu hanya dipersembahkan kepada Allah Swt. Semoga apa yang kita lakukan dalam beribadah itu tertuju kepada Allah Swt. amin. [ ]

Pemalang, 8 Oktober 2023

Ditulis di Rumah Pemalang 04.30 – 04.35 Wib.

• Thursday, October 12th, 2023

Skripsi Adalah Berliterasi

Oleh Agung Kuswantoro

Bila ingin menyelesaikan skripsi – baca tugas akhir – maka kuatkan literasi. Saya berpendapat bahwa skripsi adalah literasi. Ada dua pekerjaan minimal dalam skripsi yaitu membaca dan menulis.

Tidak ada menyelesaikan skripsi, dengan cara lisan. Skripsi harus diselesaikan dengan tulisan. Usai membaca jurnal dan buku, maka harus ditulis. Usai mendapatkan data di lapangan, maka ditulis. Usai mengolah data, maka juga ditulis. Artinya, dalam mengerjakan skripsi itu ditulis.

Adakah menyelesaikan pekerjaan skripsi dengan cara menyanyikan? Jawabnya, tidak ada! Jika ada pun, bisa jadi sedang menghayati sebuah skripsi dari tulisan yang bersangkutan.

Intinya, skripsi adalah literasi, jika ada mahasiswaa tidak suka baca, maka bisa ditebak, bahwa ia akan kesusahan dalam menuliskan skripsi. Skripsi adalah sebuah karya ilmiah. Oleh karenanya, harus ditempuh dengan perjuangan. Membaca dan menulis adalah sebuah perjuangan, sehingga pernah kita mendengar bahwa usai membaca buku itu menjadi pusing. Atau, mendengar kalimat” pusing setelah menulis bab 4 (pembahasan). Menurut saya, bahwa pernyataan tersebut wajar, karena menulis – membaca itu bukan hal yang mudah.

Mari biasakan berliterasi. Mari biasakan membaca dan menulis agar itu mudah menyelesaikan karya tulis ilmiah/tugas akhir. [ ]

Semarang, 9 Oktober 2023

Ditulis di Rumah jam 19.50 – 20.00 Wib.

• Sunday, October 08th, 2023

Mahasantri Sudah Bawa Kitab dan Mengabsahi Kitab (Pasal Rukun Iman, Makna Lailaha Illa Allah, Tanda-Tanda Balig, Dan Syarat-Syarat Sahnya Istija)

Oleh Agung Kuswantoro

Pertemuan ke-3 ini membahas tentang makna kalimat la ila ha illallah, tanda-tanda baligh, dan syarat sah istinja.

Pada pertemuan ini, saya sangat senang karena para mahasantri sudah membawa kitab Safinatunnajah dan mulai mengabsahi kitab tersebut. Pada pertemuan yang sebelumnya para mahasantri dengan mengaji tanpa membawa kitab (istilahnya, jIiping/ngaji kuping). Berikut catatan mengaji kemarin.

Rukun Iman
Rukun Iman ada enam yaitu:

  1. Beriman kepada Allah
  2. Beriman kepada para malaikat
  3. Beriman kepada kitab
  4. Beriman kepada para rasul
  5. Beriman kepada Hari Akhir (Kiamat)
  6. Beriman kepada baik dan buruknya takdir dari Allah

Pengertian “Lailaha Illa Allah”
Pengertian “Lailaha Illa Allah” adalah yang patut disembah itu hanyalah Allah

Tanda-Tanda Balig
Tanda-tanda balig (dewasa) ada tiga:

  1. Genap usia lima belas tahun bagi laki-laki dan perempuan
  2. Mimpi keluar sperma (mani) bagi laki-laki dan perempuan bila sudah berusia sembilan tahun.
  3. Khaid usia 9 tahun bagi wanita.

Syarat-Syarat Sah Istija’
Syarat-syarat sahnya istinja’ (bersuci dari kencing atau berak) dengan batu, ada delapan:

  1. Hendaknya dengan tiga batu
  2. Ketiga batu sudah bisa membersihkan tempat najis
  3. Najis belum kering
  4. Najis belum pindah dari tempat yang najis
  5. Tidak dicampuri oleh najis orang lain
  6. Tidak melampaui hasyafah (bila air kencing)
  7. Tidak terkena air
  8. Harus dengan batu yang suci.

Demikian materi fikih pada Selasa, 3 September 2023. Semoga memberikan manfaat untuk kita. Amin. []

Semarang, 4 Oktober 2023
Ditulis di Rumah jam 21.30-22.00 Wib.

• Friday, October 06th, 2023

Dek Syafa yang Suka Nulis/Imla
Oleh Agung Kuswantoro

Adalah Muhammad Syafa’tul Quddus (dipanggil Syafa’) yang suka menulis huruf arab (imla). Setiap kali madrasah, selalu ia minta untuk materi imla.

Sembari saya menerangkan materi kepada Mas Mubin, saya nyambi menuliskan beberapa tulisan arab/ayat untuk Dek Syafa. Jika ada yang kurang pas dari tulisan Dek Syafa, maka saya perbaiki. Pada intinya, setiap usaha/tulisan Dek Syafa, saya harga, karena Dek Syafa sudah memiliki keinginan untuk belajar.

Jika salah, maka sudah mendapatkan pahala. “Nilai”/hikmah yang saya dapatkan dalam pembelajaran dengan Dek Syafa ketika menulis (huruf Arab) adalah ketekunan karena menulis adalah sebuah keterampilan, jadi sering “asahlah” menulis agar lebih terampil. Semakin sering menulis, maka akan semakin terampil. Cobalah!

Semarang, 4 Oktober 2023
Ditulis di Rumah, jam 21.30 – 21.35 Wib.