Dari artikel yang berjudul “Manajemen Pendidikan Menjawab Tantangan Global” maka saya ingin menganalisis dari segi manajemen pendidikan. Saya menganalisisnya dari beberapa aspek. Untuk lebih lengkapnya, saya buat wacana/artikel pula. Berikut wacananya:
Manajemen Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19
Oleh Agung Kuswantoro
Pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia, sejak Maret 2020 masih terasa hingga Januari 2021. 10 bulan Indonesia mengalami Pandemi Covid-19. Dampak dari Pandemi Covid-19 ini adalah salah satunya dibidang pendidikan.
Fakta selama 10 bulan ini, dunia pendidikan dalam pembelajaran dilakukan dengan daring. Pembelajaran tatap muka, belum diizinkan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. Lalu, muncul pertanyaan: Bagaimanakah manajemen pendidikan di masa Covid-19? Mari kita berdiskusi dan belajar dan menganalisis dari sisi manajemen pendidikan.
Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan semenjak adanya pandemi berubah. Hal yang sangat terlihat adalah dalam pembelajaran online/daring. Kuota modem adalah salah satu bentuk perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah. Guru dan siswa akan mendapatkan pulsa/kuota modem. Tujuannya untuk memperlancar proses pembelajaran. Selain itu, anggaran persiapan protokol kesehatan juga, dipersiapkan. Mulai dari cuci tangan, masker, dan hand sanitizer. Ini adalah sarana prasarana pendidikan pada masa Covid-19 ini.
Kebijakan pembelajaran daring adalah pilihan terbaik pada masa pandemi Covid-19 ini. Karena, kondisi yang belum memungkinkan dalam situasi kondisi pandemi. Sehingga, dasar situasi ini sebagai salah satu dasar dalam menentukan kebijakan pendidikan.
Kepemimpinan
Kepala sekolah dalam hal ini memberlakukan kebijakan kerja di rumah/piket. Mengingat grafik orang yang terkenan Korona masih tinggi. Bahkan, PSBB/Pembatasan Sosial Berskala Besar diperpanjang hingga 8 Februari 2021. Kepala sekolah menerapkan kebijakan pembelajaran daring. Termasuk, rapat-rapat yang diselenggarakan sekolah dilakukan secara daring. Tidak ada rapat secara tatap muka.
Perilaku Organisasi
Perilaku warga sekolah/pendidikan dalam penerapan protokol kesehatan dimulai dari siswa, guru, tenaga kependidikan, dan kepala sekolah. Jika guru dan tenaga kependidikan sudah rajin memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak, maka akan menjadi “nilai” atau budaya di sekolah tersebut. Artinya, setiap individu, kelompok, dan organisasi sekolah tersebut akan menerapkan budaya sehat.
Manajemen Supervisi dan Pengawasan Pendidikan
Manajemen supervisi juga berdampak pada perubahan pada masa Pandemi Covid-19 ini. Supervisi akademik, lembaga, dan administrasi dilakukan secara online. Demikian pengawasan internal dan eksternal lembaga pendidikan dilakukan secara online. Seperti akreditasi online, supervisi online. Termasuk penilaian guru/dosen dilakukan secara daring/online pula.
Kebijakan Publik
Kebijakan publik dilakukan dengan memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan. Kebijakan yang sangat kental yaitu dalam pembelajaran dan kehadiran. Pembelajaran dilakukan secara online. Kehadiran dengan diberlakukan dengan kerja dari rumah (KDR) atau Work From Home (WFH). Terlebih ada kebijakan PSBB jilid II untuk provinsi Jawa-Bali. Dalam kebijakan ini, juga ada sanksi bagi organisasi/pelaku yang melanggar protokol kesehatan.
Mutu pendidikan
Selama pandemi mutu pendidikan kurang diperhatikan. Pemerintah/pelaku/ pemimpin pendidikan lebih mengutamakan kesehatan. Belum mengutamakan mutu. Pembelajaran saja, masih terganggu dengan sinyal.
Kemudian, bimbingan dengan siswa dilakukan secara online, masih terganggu dengan sinyal dan biaya pulsa yang mahal. Belum dari sisi kualitas pembelajaran. Kebanyakan guru lebih banyak memberikan tugas ke siswa. Kemudian, orang tua yang mengerjakan tugas anaknya.
Sistem Informasi
Sistem informasi dibentuk/diciptakan untuk menyelesaikan permasalahan selama pandemi saat pembelajaran. Misal, dengan membuat platform pembelajaran online dan ujian online. Pembelajaran online melalui sebuah sistem, seperti moodle/elena yang mudah diakses oleh siswa oleh guru. Atau, platform gratis dari sebuah aplikasi seperti google classroom, zoom atau google meet. Sistem informasi sebagai ‘jembatan’ menyelesaikan permasalahan dalam menyelesaikan situasi pandemi saat pembelajaran.
Manajemen Uncertainly/Ketidakpastian
Manajemen ketidakpastian seperti Covid-19 adalah hal yang tidak terduga. Manajemen ketidakpastian ini–terkait Covid-19–belum siap. Sehingga, terlalu lama dalam penanganan Covid-19 ini. Termasuk, pengambilan resikonya, belum ada. Hal yang dekat dengan manajemen ketidakpastian adalah tiap organisasi/lembaga/sekolah/pondok pesantren harus memiliki gugus protokol kesehatan. Ini adalah salah satu wujud manajemen ketidakpastian dalam suatu satuan pendidikan. []
Semarang, 26 Januari 2021
Ditulis di rumah jam 06.00 – 07.15 WIB.
Recent Comments