• Monday, September 26th, 2022

 

Bermasyarakat
Oleh Agung Kuswantoro

Sendiri itu lebih mudah dalam menyelesaikan masalah, tetapi bersama-sama/banyak orang seharusnya pun lebih mudah dalam menyelesaikan masalah. Namun, justru (terkadang) hal itu, lebih susah. Misal: bermasyarakat. Bermasyarakat bisa dikatakan mudah dan susah. Terlebih, kita sebagai “pendatang”.”Pendatang” belum tentu diterima oleh masyarakat setempat.

Berbuat baik, belum tentu dinilai berbuat baik oleh masyarakat. Plural/beraneka ragam itulah yang menjadi salah satu faktornya. Belum lagi, tingkat pemahaman informasi, ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat setempat dengan pendatang, pasti berbeda.

Sekali lagi, bermasyarakat tidaklah mudah. Sepahaman saya saat Nabi Muhammad Saw di Mekkah saat awal Islam ada, susah bermasyarakat. Karena, masyarakat masih jahiliyah/bodoh/belum paham. Untuk salat saja, harus bersembunyi. Sehingga, kondisi yang tidak memunginkan menjadikan Nabi Muhammad Saw untuk pindah ke Madinah. Allah Swt yang memerintahkan pindah/hijrah.

Sebuah pembelajaran bagi kita, ternyata bermasyarakat “sekelas” Nabi Muhammad Saw saja, tidak langsung mudah. Butuh proses. Yang penting semangat untuk bermasyarakat tetap ada. Apa mungkin jalannya harus hijrah/pindah atau diam saja di tempat tersebut adalah pilihan. Karena bermasyarakat butuh kesabaran. Semoga kita bisa menjadi manusia yang mampu bermasyarakat di tempat kita tinggal. Amin. []

Semarang, 18 September 2022
Ditulis di Rumah jam 08.05 – 08.15 Wib.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply