• Tuesday, October 25th, 2022

Kajian Arbain Nawawi (42): Makna Perlafal: Diam

Oleh Agung Kuswantoro

 

“Atau (hendaklah) diam”. Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Ahli bahasa mengatakan disebutkan shamata yashmutu dengan huruf mim yang di-dhammah-kan – shamtan, shumuutan, shumaatan artinya diam”. Maksudnya adalah ketika tidak mampu berkata yang baik – bahkan perkataan yang tidak buruk, tetapi tidak memiliki manfaat – hendaklah dihindari sebagai upaya memperbagus kualitas keislaman seseorang.

 

Imam an-Nawawi rahimahullah dalam Hasan (2020) mengatakan: “pada hadits ini, terdapat penjelasan agar dia menahan diri dari uapan yang tidak ada kebaikan dan tidak juga buruk karena hal itu termasuk hal yang tidak bermanfaat – serta di antara baiknya Islam seseorang adalah dia meninggalkan yang tidak bermanfaat – dan karena hal itu telah “menggiring” perkataan yang mubah menjadi haram. Hal ini biasa dan banyak terjadi.

 

Faqihuzzaman Syekh Ibnu al-Utsaimin rahimahullah dalam syarah Arbain Nawawi mengatakan: “Maksud dari bentuk kalimat ini adalah anjuran  dan motivasi agar berkata yang baik atau diam”, ini seakan-akan beliau bersabda: “Jika engkau beriman kepada Allah dan hari Akhir, uapkanlah kebaikan atau diam. Jika kita perhatikan, substansi dari kalimat ini adalah bimbingan Rasulullah saw kepada umatnya untuk menjaga lisan.

 

Bersambung.

 

Sumber rujukan:

Kitab Azwadul Musthofawiyah karangan KH Bisri Mustofa, Rembang.

Kitab Majalis Saniah, Karangan Syeikh Ahmad Bin Syeikh Al-Fasyaini.

Hasan, F.N. 2020. Syarah Hadist Arba’in An-Nawawi. Depok: Gema Insani.

 

Semarang, 26 Oktober 2022

Ditulis di Rumah jam 04.00-04.10 Wib.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply