• Sunday, October 27th, 2024

Berproses dan Berkehendak
Oleh Agung Kuswantoro

“Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu, air mani, dalam tempat yang kokoh, Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu, Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu, Kami jadikan tulang belulang. (Qs. al-Mukminun: 12-14).

Alhamdulillah, pada bulan Oktober ini ada peristiwa yang berharga dimana: secara arsip ada Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2022 tentang Penetapan Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Artinya: UNNES sudah berproses dari PTN BLU ke PTN BH. Seperti ayat yang khotib bacakan yaitu proses penciptaan manusia mulai dari: tanah/tin nutfah/air mani, ‘alaqoh (setetes darah), segumpal daging/mudhgoh, daging/lahman, bentuk manusia/kholqon akhir.

Mujizat Nabi Muhammad SAW yang berupa al-Qur’an begitu berarti sekali bagi umatnya. Sekelas kitab suci masih membahas runtutan/proses penciptaan manusia. Artinya: Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya; tidak semata-mata langsung dapat atau tiba-tiba ada dalam melakukan sesuatu dan manusia langsung muncul dalam wujud manusia yang sempurna.

Jika manusia langsung muncul dalam wujud manusia yang sempurna, peristiwa tersebut dinamakan magic/atau sulap. Semua butuh proses. Seperti di kampus UNNES ini, misal: dalam menulis karya ilmiah tidak langsung Bab 5 atau menuliskan simpulan. Tetapi, harus urut mulai dari: Bab I, II, III, IV, dan V. Dari: pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta penutup. Runtut dan berproses.

Sisi lain, al-Qur’an mengenalkan, kalimat “kun fayakun” (jadilah, maka terjadi) pada ayat-ayat al-Qur’an yang lainny, seperti: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah! Maka terjadilah ia” (Qs. Yasin:82).

Surat An-Nahl ayat 40: “Sesungguhnya, perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya. Kami hanya mengatakan kepadanya, Kun (jadilah), maka jadilah.

Surat Maryam ayat 35: “Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah, maka terjadilah”.

Dan beberapa ayat yang lain seperti: surat al-Baqoroh 117; surat al-Imron ayat 59, berarti total ada 6 ayat yang menggunakan kalimat: “kun fayakun”.

Jika kita perhatikan ayat yang berlafal “Kun fayakun”, sebelum lafal “kun fayakun”, ada kata “idza arodna” atau “idza aroda syai’an” (yang artinya, apabila berkehendak). Berkehendak ini lebih dekat dengan sifat wajib Allah, yaitu: irodat/berkehendak. Artinya: jika Allah menghendaki sesuatu, maka terjadilah.

Dengan demikian, apabila seorang hamba itu mengharapkan sesuatu, maka bisa terwujud atau bisa tidak terwujud kehendaknya, sehingga dia harus berproses sebagaimana ayat yang awal khotib bacakan (Qs. al-Mukminun: 12-14).

Menjadi mustahil, jika ada pekerjaan berproses, namun berharap “kun fayakun”. Artinya: “Kun Fayakun” ini menjadi milik (kehendak Allah). Jangan sampai saat menulis skripsi atau tugas akhir dengan mengatakan: “Kun Fayakun”. Hal ini, pasti tidak terjadi.

“Kun fayakun” ini lebih dengan dengan kehendak/irodah Allah. Jika ingin “kun fayakun”, maka dekatilah Allah. Karena, logika berproses itu milik hamba Allah. Itulah pemahaman makna berproses.

Jangan sampai mengharapkan kehendak/irodah Allah, namun ia tidak mendekati Allah melalui ibadah atau aktivitas yang niatkan karena Allah. Beraktivitaslah berdasarkan tujuan kepada Allah.

Ujungnya adalah al-Qur’an menganjurkan keseimbangan dalam hidup. “Kiri – kanan, harus sama”. “Proses” – “jadilah” itu, harus imbang. Mengapa kita harus “sama” proporsinya dalam kedua hal tersebut? karena kita hidup di dunia. Jangan selalu kiri, mengapa? Karena lama prosesnya. Sedangkan, jika terlalu kanan, maka ia tidak pernah berusaha. Artinya dalam hidup ini dibutuhkan: usaha dan doa. Usaha secara maksimal dan doa secara tulus kepada Allah SWT.

Demikianlah tulisan singkat ini. Ada beberapa simpulan yaitu:

  1. Lembaga UNNES ini sedang berproses menjadi lebih baik. Proses adalah cara Allah agar UNNES menjadi lebih hebat.
  2. Selain berproses, ada istilah jadilah/”kun fayakun”. Jadilah/”kun fayakun” itu dekat dengan irodah/kehendak Allah.
  3. Irodah itu sifat wajib Allah yang harus kita Imani sebagai orang muslim, sehingga jangan heran jika Allah berkata: “kun fayakun”, maka hal tersebut pasti terjadi. Waallahu ‘alam.

Semoga bermanfaat.

Semarang, 24 Oktober 2024/21 Robiul Akhir 1446. Ditulis di Gedung UPT Kearsipan jam 10.20-10.40 Wib dan FEB UNNES jam 12.20-12.45 Wib.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply