Menulis Butuh Konsisten
Oleh Agung Kuswantoro
Menulis itu bekerja. Jangan mengatakan menulis itu mudah, jika belum menulis. Dan, jangan menargetkan sebuah tulisan yang akan dipublikasikan/diterbitkan, jika hanya memerintahkan untuk mempublikasikan/menerbitkan sebuah tulisan, tanpa yang bersangkutan melakukan pekerjaan menulis.
Menulis itu butuh waktu, menulis itu proses. Dan, menulis itu butuh tahapan. Dalam beberapa literatur, tidak menyebutkan bahwa ada “ritual-ritual khusus” sebelum – sesudah menulis. Sederhananya, bahwa menulis itu ada wujud nyata, berupa pekerjaan menulis.
Sekali malas menulis, maka susah pula bangkitnya. Baiknya, menulis itu mengalami pekerjaan menulis. Belum lagi, jika menulis akan dibaca (baca: dinilai) orang lain seperti redaksi, editor, dan reviewer; maka menulis pun membutuhkan ilmu, trik, dan tips agar orang lain (baca: editor, redaksi, dan reviewer) tertarik membacanya. Syukur, mempublikasikannya.
Ingat, seorang penulis hebat, karya tulisan itu sering/pernah ditolak redaksi, editor, dan reviewer. Karena dalam pekerjaan menulis, itu yang dibutuhkan sekali adalah konsisten melakukan menulis. Tertolak berkali-kali, artinya terus-menulis dan konsisten menjaga semangat menulis. Maka dari itu, teruslah menulis. meskipun tidak ada yang baca. Atau, agar ada orang lain tertarik membaca tulisan Anda. []
Ditulis di pesawat Garuda penerbangan dari Jakarta – ke Semarang jam 16.10 – 16.45 Wib. 15 November 2025