Dari Masalah Menjadi Makalah

Dari Masalah Menjadi Makalah

Oleh: Agung Kuswantoro

Hal yang keliru/kurang tepat dilakukan oleh mahasiswa dalam pengajuan tema/topik skripsi adalah penentuan topiknya. Kebanyakan topik mereka/mahasiswa adalah kinerja/kepuasan, pelayanan, kepemimpinan, dan prestasi belajar.

Mengapa, mereka memunculkan itu? Karena, mereka berangkatnya dari membaca skripsi di perpustakaan. Apakah salah? Tidak.

Cobalah, “berangkat” dari masalah. Bukan, dari Perpustakaan. Permasalahan itu banyak. Sehingga, kata kuncinya adalah diamati. Cara pengamatan terbaik adalah membaca. Membaca buku/jurnal/koran. Bukan, membaca skripsi. Jika kita membaca skripsi, maka pikiran kita akan “terkotak” dari apa yang telah dibaca.

Saya sepakat dengan pendapat, Prof. Dr. Eng. Khoirurrijal – ketua LPPM ITB – yang berpendapat bahwa “masalah adalah awal sebuah makalah. Masalah dahulu, setelah itu riset/diteliti. Setelah diteliti/riset, lalu ditulis menjadi naskah. Baru setelah masalah, jadilah makalah. Makalah itulah skripsi.

Jadi, berangkatnya makalah (baca: skripsi) dari masalah. Bukan dari hasil membaca di Perpustakaan.

Semarang, 27 Desember 2018

Sumber:

Khoirurrijal. 2018. Strategi Membangun  Naskah Ilmiah untu Publikasi di Jurnal Internasional Bereputasi. Materi disampaikan di LPPM UNNES tanggal 1 September 2018

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: