Bumi Kita Sedang Marah
(Faoziah Arumi)
Mulut pongah mengucapkan sendauan caci maki
Tergusur ke tepi
Menanti awan bersaksi
Menanti matahari menyembulkan diri
Mengeluarkan semburan panas dan merah bagai saga
Seperti inikah bumi kita saat ini?
Mana ada kaki di atas kepala
Dunia telah menolak kebaikkan
Dunia tak sudi menyematkan makhluk di tubuh besarnya
Selesai sudah
Pangkuan hangat yang telah sekian lama kau pijak
Runtuh diterpa ribuan kotoran kecil
Pekat
Seram
Buram
Pengap!
Saudaraku pelancong bumi
Nafas yang kau hembuskan di setiap titik, sudut, dan celah
Kini tak berarti lagi
Kilauan terang merampas kesejukkan
Bunga abadi di ketinggian everest tak menampakkan lagi keindahannya
Mereka terpaku oleh dinginya nafas dari perut bumi
Sampai lenyap tak berbekas
Kau harus bersaksi di atas bumi yang panas ini
Berdiri tegap melantangkan kalimat suci
“Cinta adalah melindungi yang lemah,
cinta kadang bersanding dengan cobaan,
namun cinta yang kumiliki akan melawan tantangan.
Bumi adalah cinta yang suci,
lindungi dari semua tantangan yang menerpa begitu kejam.
Dan kembalikan kesejukkannya dengan cinta yang suci”