Salam SosantPedia 🙂
Hallo teman-teman semua, kali ini saya akan membagikan materi mengenai Kesenian Tarian Daerah Simbol Filosofi Kehidupan, materi ini merupakan tugas dari mata kuliah Bentang Sosial Budaya Masyarakat Jawa pada semester 1 yang lalu. Berikut materinya:
PENDAHUALUAN
Paper ini merupakan hasil kajian yang berjudul “Kesenian Tarian Daerah Simbol Filosofi Kehidupan “ .Seni tari tradisional merupakan ekspresi jiwa yang sifatnya indah ,bentuk dari pengungkapan diri dari masyarakat, jadi seni tari merupakan sebuah gerakan yang mengungkapkan perasaan seseorang kepada orang lain. Dalam perkembanganya di pengaruhi oleh seni modern , sehingga bisa terjadi adanya perubahan.Seni tari tradisional yang saya ambil adalah kesenian tari Sintren tarian yang khas di daerah saya yaitu di Brebes.
Kesenian Sintren merupakan seni tari tradisional dari kebudayaan masyarakat jawa dimana dalam tarian tersebut sangat beragam. Salah satu ciri kesenian Sintren adalah memiliki aturan dalam tradisinya sesuai dengan perkembangan jaman , hal ini menyebabkan kesenian sintren dari setiap daerah berbeda –beda dalam setiap pertunjukanya . Pewarisan tradisi ini sangat erat hubunganya dengan adat istiadat ,konteks realita kehidupan sosial masyarakatnya sesuai lingkungan, tradisi, dan suatu kepercayaan masyarakat masing-masing. Jadi kesenian sintren diwarisi tradisinya melalui kepercayaan-kepercayaan masyarakat dalam adat istiadat di lingkunganya.
Kesenian tersebut berkembang mayoritas di kalangan masyarakat bawah ,tetapi mampu mempengaruhi sampai pada kalangan menengah maupun kalanga istana atau Keraton .Yaitu di Keraton Kesepuhan Cirebon , namun dengan adanya perkembangan zaman tradisi ini punah mulai tergeser dengan adanya perubahan memalui seni modern .Karena kurangnya perhatian dan pelestarian kesenian sitren.
Dulu kesenian sintren di gunakan juga untuk media penyebar agama islam. Jadi dalam jaman kejaayaan kerajaan Cirebon ketika para Wali menjadi panutan tata nilai yang ada , kesenian sintren menjadi media untuk dakwah .Dalam acara dakwahnya para penonton atau pendengar dakwah mendapatkan ajaran agama islam yang mereka dengar dan mereka saksikan .
Lalu nilai niai ajaran agama islam yang menyebar dalam kesenian sintren ini memang terbukti dalam adaptasi masyarakatnya yang menerima ajaran agama islam memalui dakwah dari kesenian sintren yang mempengaruhi mereka agar masyarakat memiliki latar belakang yang beragam.
Realita dalam kesenian tersebut bahwa si penari sintren harus gadis yang masih perawan dan harus dalam keadaan suci , tetapi si penari sintren kenyataanya tidak harus melakukan ritual seperti : puasa , mati geni , niss atau ritual yang lain .Untuk menjadi penari sintren sekarang yang paling di syaratkan adalah sebuah kemauan , asalkan dia ada kemauan siapapun bisa menjadi penari sintren tapi masih menggunakan catatan masih gadis atau masih ting ting . Penari sintren harus dalam keadaan suci tidak dalam masa datang bulan(haid) .
Selain itu dalam adanya pergeseran kebudayaan , sekarang sintren menjadi sebuah pertunjukan dengan adanya faktor ekonomi . Mereka mengadakan pertunjukan tersebut atas dasar hiburan semata kepada masyarakat yang menonton , lalu mereka meminta sejumlah uang atas timbal balas karena sudah menonton tradisi kesenian sintren tersebut
PEMBAHASAN
Yang masih menggunakan tradisi ini biasanya masyarakat daerah pesisir utara seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti Cirebon, Majalengka,Kuningan ,Brebes,Tegal,Pekalongan,Pemalang,Batang dan lain-lain.
Dan yang dapat mengendalikan atau menjalankan tari sintren ini adalah seorang pawang yang tugasnya memanggil kekuatan supernatural dengan cara si pawang mengelilingi kurungan tersebut yang sudah di masuki oleh seorang gadis penari sintren,jika berhasil maka si penari sintren akan berubah menjadi cantik dengan kaca mata hitamnya di kedua matanya.
Menurut hasil artikel yang saya buat ,bahwa kesenian sintren masih ada karena mempunyai 2 faktor yaitu alasan untuk mempertahankan kebudayaan jawa , dan sebagai faktor ekonomi .
Faktor ekonominya berupa saat setelah pertunjukan mereka selesai , mereka meminta uang karna sebagai imbalan sudah menonton dalam pertujukanya .Dalam kesenian sintren ternyata mempunyai unsur mistik ,unsur mistik tersebut terdapat di dalam jiwa si penari dan tarianya .Mengenai Fenomena dari Tarian Sintren yang membawa aroma mistis dan simbol kebebasan terdapat 2 faktor. Yaitu pertama karena faktor Melestarikan Budaya Jawa , dan faktor ekonomi.
Kisah dari kesenian sintren di ini di awali dari kisah cintanya Sulandono sebagai putra ki Bahurekso yang menikahnya dengan Dewi Rantmsari.Ketika itu Sulandono menikah dengan Sulasih seorang putri dari desa Kalisalak, namun hubungan mereka tidak mendapat restu oleh ayahnya Sulandno, akhirnya Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari.
Akhirnya mereka bertemu melalui alam gaib yang sudah di atur oleh Dewi Rantamsari yang memasukan roh ke dalam tubuh Sulasih , saat itu Sulandono sedang bertapa lalu dia di panggil oleh ibunya untuk menemui Sulasih,lalu mereka di pertemukan. Semenjak itu setiap diadaknya kesenian tarian sintren ini ,dalam pertunjukan sintren sang penarinya pasti di masuki roh oleh pawangnya dan roh tersebut konon katanya adalah roh dewi rantamsari . Jadi setiap diadaknya kesenian ini harus ada pawang yang mendampingi penari sintren karena sang penari itu sedang di rasuki oleh roh dan sang penari itu harus masih suci (perawan dan tidak dalam keadaan haid).
Saat sang penari yang masih gadis itu masuk kurungan yang terlihat seperti kurungan ayam yanng di selimuti kain dan si penari terikat kain di seluruh badanya , gadis itu masuk ke dalam kurungan tersebut dengan keadaan tidak sadar , dalam kurungan tersebut si gadis sedang di rias secantik mungkin .Yang merias penari itu adalah roh yang masuk ke dalam tubuh penari tersebut dengan catatan harus masih perawan.
Pawang/dalangnya kemudian berjalan memutari kurungan tersebut dengan mengucapkan sebuah mantra untuk memanggil roh . Jika panggilan roh tersebut berhasil maka ketika kurungan di buka , sang penari gadis yang ada di dalam kurungan tersebut berdandan cantik dengan diiringi gending .
Pada masa lampau , untuk mengatasi kondisi alam selalu mempergunakan kekuatan supernatural . Dengan kaitanya memanggil roh melalui sintren karena kesulitan yang telah di alami oleh masyarakat yang tidak bisa di pecahkan melalui logikanya. Misalnya para nelayan mengalami kesulitan saat melaut,maka dipertunjukanlah sintren untuk memberi petunjuk agar bisa melaut kembali. Dalam pertunjukan sintren terdapat pula sintren keliling , yang di selenggarakan di tempat keramaian .Bahwa ditempat tersebut mereka tidak mengajukan persyaratan ,dengan ketentuan tempatnya yang suci ,bersih dan ada tempat untuk pentas.
Dari hasil pertunjukan keliling tersebut , ,mereka mendapatkan uang saweran yang cukup lumayan , sintren kemudian di jadikan sebagai obyek untuk mencari nafkah itu merupakan bentuk dari faktor ekonomi yang saya sebutkan tadi .
Dan konon katanya bila si penari sedang menari dengan di lempari uang maka penari sintren merasa sedang terkulai emas atau raganya seperti di penuhi oleh emas . Tariannya yang dialami berupa kesurupan karena berhubungan dengan hal supernatual , pada masa pra islam mempunyai peran yang penting , karena di percaya oleh masyarakat memberi petunjuk untuk mengatasi roh jahat yang masuk ke dalam raga manusia.
Bentuk kesenian sintren adalah pertunjukan yang memperlihatkan unsur supernatrural atau magic juga bisa yang berasal dari penari perempuan masih gadis yang di masuki oleh roh halus atas panggilan dari pawangnya ,atau di dalam daerah saya pawang bahasa Brebesnya adalah Kemladang , yang hingga sekrang mengalami trance.
Sintren di Brebes hanya di gelar hanya saat musim kemarau saja untuk meminta hujan , karakteristik tersebut juga bisa dilihat dari iringan musik bambung lodong (bambu) dan alunan musik buyung (tempatnya wadah air ) atau siwur dalam bahasa Brebes.
Kesenian sintren adalah kesaksian dari sebuah kebudayaan kolonial yang pernah berkembang di kalangan elit birokrasi Eropa dan Aristokrasi Pribumi , yaitu kegemaran berpesta dan dansa- dansa mewah di gedung pertunjukan . Untuk meniru gaya berjuasi kolonial , rakyat membuat suatu kesenian yang merupakan ekspresi imitasi atau ekspresi peniruan dari sebuah produk kebudyaan elit dan kemudian terciptalah sintren .
Pertunjukan penari sintren ini diikat dengan seutas tali atau selendang juga bisa di seluruh badanya lalu di masukan ke dalam kandang /kurungan(sebelum itu mata harus ditutup menggunakan saputangan hitam)itu merupakan kebebasan yang diambil.Saat sintren terbebaskan dari tali yang mengikatnya itu lah menurut saya sebagai simbol Kebebasan, yang menari sebagai ekspresi dari kebebasan tadi .Benar atau tidaknya perlu dilakukan kajian lebih mendalam lagi. Sekarang sintren biasanya di selenggarakan pada upacara pernikahan/ hajatan atau upacara sedekah laut .Meskipun sintren berasal dari Cirebon tetapi tidak hanya di temukan di Cirebon saja dapat di temui di daerah Indramayu,Kuningan,Brebes,Tegal.
Kesenian sintren sekarang jarang di temui di tempat asalnya ,seperti halnya kesenian tradisonal yang lain .Sintren mulai tergeser oleh bentuk kesenian dan hiburan modern.Fungsi dan Peran di ciptakanya kesenian sintren sebagai hiburan masyarakat , apresiasi seni dan nilai estetika masyarakat yang bisa kita ambil ,digunakan dalam acara upacara ritual seperti bersih desa, sedekah laut , upacara tolak bala ,nadzar , ruwatan ,dan pernikahan dalam bentuk hajatan ,untuk memeriahan peringatan hari-hari besar seperti hari ulang tahun kemerdekaan dan hari jadi .
Tempat penggelaran sintren di tempat yang terbuka ,maksudnya adalah tempat pertunjukan yang tidak terbatas antara penonton dengan penari sintren maupun pendukungnya .Karena ini bertujuan agar lebih komunikatif dengan dibuktikan pada acara Balangan atau Temohan , dimana antara penonton dan penari sintren terlihat menyatu dalam satu pertunjukan dengan ikut menari setelah penonton melakukan balangan berupa uang koin /kertas pada penari sintren .Tidak hanya adegan sintrenya saja yang mempunyai simbol , tetapi makna dari setiap atribut dan gerakan yang di gunakanya juga mempunyai simbol . Bahwa Keraton Kecirebonan , rata-rata keseniannya berupa syiar atau penyampaian nasihat dan makna dari Artibut dan alat yang digunakan oleh seni tari Sintren.
Yang berupa alat musik yang berupa buyung (tempat air) ,lodong (alat untuk mengambil air dari bambu yang besar) , kumpulan beberapa lidi ,sepotong karet, kecrek yang menandakan kesederhanaan dan tidak berlebihan ,karena alat-alat tersebut merupakan alat dapur ,sehingga mereka hanya perlu memakai baran yang sudah ada.
Lalu kurungan seperti kurungan ayam tapi di lapisi oleh kain , yang mempunyai simbol kehidupan , yang berarti pada setiap lengkungan kurungan ayam adalah kehidupan manusia yang bisa sewaktu –waktu berada di atas atau berada di bawah.
Pakaian Sintren ,sebelum memasuki kurungan ,merupakan simbol sebagai suatu kesederhanaan dan setelah berdandan dalam kurungan merupakan analogi dari seorang Bidadari atau Puteri Suci yang memiliki kebesaran.Jadi pakaian sintren ini melambangkan gadis cantik seperti bidadari .
Kaca mata hitam dalam tarian sintren(sebelum di pakai kacamata hitam dililitkan saputangan di sekeliling mata ) itu yang berarti jika di analogi harus memakai mata hati agar tidak salah menafsirkan mana yang salah dan mana yang benar.Kaca mata hitam itu sendiri berfungsai agar si penari selama di jadikan penari harus menutup mata karena dalam keadaan tidak sadar.
Di saat penari sintren pingsan ketika di lempari uang sawer ,berupa koin atau lembaran kertas ataupun sarung , bahwa jika di analogi lupa dengan dirinya seseorang yang memiliki kebesaran (harga diri).Jadi bisa di artkan bahwa saat si penari menari lalu di lemparkan uang dari penonton , ia akan langsung pingsan dan uang itu mengartikan bahwa penari sedang di bayar untuk menari tanpa memikirkan harga dirinya.
Warna Baju Penari Sintren jika di Cirebon dan Brebes memiliki warna yang cerah yang konon katanya melambnagkan kegembiraan atau kesenangan, jika berdasarkan sejarah itu seperti kesenangan di saat nelayan pulang dari melaut.Karena merah merupakan warna yang membuat mood seseorang kembali jadi membuat kesenangan di dala dirinya.
Dalam tradisi kesenian sintren harus ada dalam pertunjukanya adalah Kurungan ayam dan Parukuyan . Kadang ayam berfungsi untuk memasukan si penari sintren tersebut , dalam kurungan tersebut terdapat unsur mistiknya .Sesuatu yang mengandung unsur mistiknya adalah, bahwa di dalam kurungan tersebut terdapat gadis yang ikat tanganya dan ditutupi matanya dengan kaca mata hitam lau kemudian si pawang membacakan mantra ,lalu setelah itu jika mantranya berhasil saat kurungan di buka lalu si gadis itu berubah menjadi gadis yang cantik .Konon katanya ukuran kurungan tidak asal kandang ,karena terdapat ukuran yang di ukur lebih dahulu dengan ukuran tubuh si penari sintren .Kurungan tersebut terbuat dari bambu dengan tinggi sekitar 2,5 m dan berdiameter 1 cm yang ditutupi oleh kain yang merah . Sedangkan Parukuyan benda yang di pakai untuk tempat kemenyan yang terbuat dari tanah liat (gerabah) .Parukuyan tersebut berfungsi saat si pawang melingkari kandang yang sudah berisi gadis dengan menaburkan kemeyan dari parukuyan itu. Tempat penempatan kurungn itu di sebelah kiri depan para pesinden ,sedangkan Parukuyan bertempat pinggir panggung agar mudah di jangkau oleh pawang ,agar pawang dengan cepat membacakan mantra dan mengambil sesajen yang terdapat dalam Parukuyan itu .
Menurut budaya di desa saya , Parukuyan yang terbuat dari tanah liat yang berisi sesajen terdapat 7 macam dalam segala sesajenya,yaitu 7 macam panganan (makanan) , 7 buah-buahan , 7 warna macam kembang rupa , rokok , cerutu , air putih ,teh ,kopi , 7tumpeng kecil ,perlengkapan untuk menginang , gula batu , dan kelapa muda berkulit hijau
Sesajen ini sudah menjadi peninggalan zaman hindu dan dijadikan mitos lalu akhirnya membentuk tradisi upacara selametan ,sesajen ini bukan semata-mata untuk persembahan kepada roh itu termasuk yang syirik , lalu sesajen itu sebagai media komunikasi dari alam dunia manusia dengan dunia roh, nanti sesajen itu di makan oleh yang memanggil roh tersebut .
Angka dalam sesajen adalah 7 , ini bermakna banyak atau tak terhitung ,misalnya di alam baka bahwa lapis langitnya terdapat di lapis ke 7 dan juga mengacu pada dalam 1 minggu terdapat 7 hari .Sebagai benda yang non seni dalam pertunjukan sintren , bahwa sesajen tidak di haruskan dalam tradisi tersebut ,karena apabila pertunjukanya untuk pertunjukan biasa maka tidak akan mempengaruhi jalanya pertunjukan .Berbeda dengan pertunjukan sintren yang sifatnya sakral menurut tradisi untuk kepentingan ritual ,sarana dan prasarana sintren di haruskan lengkap sesuai dengan kepercayaan masyarakat agar lebih mendalami tradisi tersebut .
Di dalam kesenenian sintren , pertunjukanya di awali dengan tembang-tembang yang di iringi oleh para sinden yang melantunkan tembang dengan tujuan memanggil kekuatan supenatural dari luar .Kekuatan ini lah yang pada saatnya nanty akan mengubah penari sintren dengan mengganti pakainya dan mendandani wajahnya dengan begitu cantik . Lalu kurungan yang telah di masukan oleh si gadis penari sintren bergetar ,itu tandanya kekuatan supernatural sudah masuk ke sukma si penari sintren.Sukma adalah jiwa di si penari yang di masuki oleh roh yang membuatnya menjadi sintren. Di bukanya kurungan tersebut lalu terlihat sosok penari yang cantik dan anggun memakai selendang dan kaca mata hitam di kedua matanya sambil menari.
Menurut yang saya ketahui , para penari sintren saat menjadi sintren dan menari mereka tidak merasakan lelah atau capek , walaupun tarianya hingga terus menerus di pertunjukan kepada penonton .Konon katanya hal tersebut karena terdapat bidadari yang memasuki jiwa sintren ,gerakanya tidak ditentukan atau latihan , karena sintren gerakan tarianya adalah alami semua gerakan dari kekuatan supernatural muncul dengan sendirinya memalui kekuatan itu yang di arahkan melalui pawangnya. Lalu kesenian tersebut bersifat Komunikatif , karena diantara seniman-seniman dalam sintren penonton menyatu dengan satu tradisi tersebut . Dalam tarianya Pawang menjadikan penarinya secara bertahap yang Pertama si pawang memegang kedua tangan calon sintren lalu dimasukan ke kurungan dengan penari sintren dalam kondisi tubuh dililitkan tali,Kedua jika penari sudah di masukan ke dalam kurungan lalu di masukan juga baju dan perlengkapan merias yang akan di pakai oleh sintren , lalu kurungan di tutup . Ketiga jika kurungan bergoyang-goyang maka tandanya pawang itu berhasil , lalu kurungan dibuka penari sintren dengan berwajh cantik dan terlepas dari lilitan tali ,lalu di lanjutkan menari .Saat sintren sedang menari kemenyan tidak boleh mati .
Alat musik dalam tradisi sintren ini berupa buyung( yang terbuat dari gerabah),lodong yang juga menghasilkan suara yang harmonis dan terkadang dalam situasi mencekam yang mampu mempengaruhi penonton .Lodong yng fungsinya mengambil air dari lubang besar ,saat di bunyikan Buyung di pukul dengan gumpalan karet.
Sintren menurut modernisasi .Modernisasi hakikatnya karena merupakan perubahan nilai-nilai dasar yang berupa nilai ekonomi , sosial ,estetika,nilai politik dan nilai agama .Dalam kesenian sintren, menurut Saya mengalami perubahan juga tetapi tidak pada ritualnya seperti menyan ,kurungan,kerasukan roh.Melainkan seperti busana atau baju , alat-alat musik ,lagu-lagunya dan tempat di selenggarakanya sintren.Jadi yang hanya berubah adalah kostum atau baju , dan lag-lagu yang di iringi saat di selengarakanya tradisi sintren. Busana yang digunakan dulu adalah kebaya tetapi sekarang seperti golek(busana tanpa lengan) atau yang di sebut dengan beryukensi .Lagu-lagu musik juga mengalami perubahan ,untuk mendapatkan perhatian penonton ,maka lagu lagu kita dinyanyikan di awal pertunjukan .
Berikut adalah pernedan tempat di selenggaraknya sintren dulu dan sekarang .Tempat di selengagrakanya sintren di jaman dahulu di tempat terbuka di atas tanah beralas rumput ,lalu dikelilingi 5 obor bambu setinggi satu meter kurang lebih ditancapkan ke dalam tanah yang berarti peperangan .Ditengah pertunjukan di letakan sebuah kurungan yang terbuat dari bambu yang di tutupi kain .Setelah terjadinya Modernisasi tempat pertunjukan di beri lampu-lampu yang terang benderang,di tengah tempat pertunjukan terdapat kurungan dari bambu yang di tutupi kain berwarna merah.
Dengan adanya berbagai perubahan , seni pertunjukan sintren sudah tidak wingit lagi atau yang berarti tidak mistis lagi melainkan sekarang kesenian ini hanya sebagai hiburan masyarakat dalam mempertahankan budaya tradisional masyarakarakat jawa.
3 . PENUTUP
Sintren adalah seorang gadis yag menjadi penari yang masih perawan ,yang belum pernah bersentuhan dengan laki-laki (berhubungan) ,bahwa saat sang penari gadis masuk kurungan yang terlihat seperti kurungan ayam dengan diselimuti kain atau terikat kain di seluruh badanya , gadis itu masuk ke dalam kurungan tersebut dengan keadaan tidak sadar , bahwa dalam kurungan tersebut si gadis sedang di rias secantik mungkin .Yang merias penari itu dalah roh yang masuk ke dalam penari tersebut dengan catatan harus masih perawan .
Kesenian sintren juga terlebur dalam ajaran agama islam . Bahwa dalam jaman kejaayaan Cirebon ketika para Wali menjadi panutan tata nilai yang ada , kesenian sintren menjadi media untuk dakwah .Dalam acara dakwahnya para penonton atau pendengar dakwah mendapatkan ajaran agama islam yang mereka dengar dan mereka saksikan dan nilai niai ajaran agama islam melalui kesia sintren tersebut.
Bahwa kesenian sintren masih ada karena mempunyai 2 faktor yaitu alasan untuk mempertahankan kebudayaan jawa , dan sebagai faktor ekonomi. Lalu kesenian tersebut bersifat Komunikatif , karena diantara seniman-seniman dalam sintren penonton menyatu dengan satu tradisi tersebut. Sintren mempunyai Simbol Kebebasan , tetapi memang belum ada kesepakatan kapan kesenian sintren ini di ciptakan. Dan setiap gerakan, baju sintren sesajen,memepunyai symbol yang berbeda-beda juga didalamnya .
Sintren menurut modernisasi .Modernisasi hakikatnya karena merupakan perubahan nilai-nilai dasar yang berupa nilai ekonomi , sosial ,estetika,nilai politik dan nilai agama .Dalam kesenian sintren, menurut Saya mengalami perubahan juga tetapi tidak pada ritualnya seperti menyan ,kurungan,kerasukan roh. Melainkan seperti busana atau baju , alat-alat musik ,lagu-lagunya dan tempat di selenggarakanya sintren. Jadi nilai-nilai dalam sintren tetap di lestarikan meskipun sudah menuju era modernisasi. Melalui berbagai perubahan , seni pertunjukan sintren sudah tidak wingit lagi atau yang berarti mistis melainkan sekarang kesenian ini hanya sebagai hiburan masyarakat dalam mempertahankan budaya tradisional masyarakarakat jawa.
Tugas kita sebagai makhluk sosial untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tradisional budaya indonesia khususnya seni tari jawa .Untuk itu diperlukan kesadaran budaya seperti:
-Pengetahuan akan beragam kebudayaan suku bangsa yang masing-masing mempunyai ciri khas yang berbeda-beda dan jati diri serta keunggulan budayanya.Jadi kita sebagai generasi muda harus mempertahankan kebudayaan yang beragam sesuai dengan suku bangsa yang ada di indonesia .
-Sikap terbuka kita menghargai ,menerima dan berusaha memahami kebudayaan suku bangsa di luar suku bangsa kita sendiri atau bersedia untuk saling mengenal.
-Selalu mempertahankan seni tradisional meskipun sudah memasuki era modernisasi.Agar nilai-nilai budaya di dalamnya tidak luntur .
DAFTAR PUSTAKA :
Hutari,Fandy.2011.HIBURAN MASA LALU DAN TRADISI LOKAL,Kumpulan Esai, Budaya,dan Sejarah Indonesia.:INSISTPress
Hutai,Fandy.2008.Banyumas,SejarahBudaya,Bahasa,dan Watak.Jakarta:LKIS
a-repository.upi.edu.”MakalahKesenian Sintren”.https://repository.upi.edu/3130/4/S_0901437_CHAPTER1.pdf.
diunduh tanggal 2 November 2015
https://id.m.wikipedia.org.”Sintren”.https://id.m.wikipedia.org/wiki/sintren.
diunduh tanggal 2 November 2015