Salam SosantPedia 🙂
Hallo teman-teman semua, kali ini saya akan membagikan materi mengenai Menganalisis Fenomena Sekitar Dengan Teori Emile Durkheim, materi ini merupakan tugas dari mata kuliah Teori Sosiologi Klasik, pada semester 2 yang lalu. Berikut materinya:
Teori yang akan saya ambil adalah teori daei Emile Durkheim , teorinya mengatakan bahwa kajiannya mengenai kenyataan gejala sosial yang berbeda dari gejala individu, analisanya mengenai tipe struktur sosial, dasar solidaritas serta integrasinya, maupun pemecahan sosiologinya mengenai gejala seperti penyimpangan, bunuh diri dan individualisme.Dalam makalah ini saya akan mengkaji tentang bunuh diri , dalam tahun sekarang kasus bunuh diri di indonesia jumlah tertinggi ada di pulau jawa. Dan kasus bunuh diri tersebut adalah kematian yang tidak wajar yang perlu dilakukan investigasi .
Menurut Durkheim menarik kesimpulan bahwa bunuh diri bukanlah semata mata pada individu yang memutuskan bunuh diri karena alasan pribadi. Faktor sosial memberi peran melandasi tindakan bunuh diri, dan hal ini membuat angka bunuh diri meningkat dari tahun ke tahun.Teori bunuh diri Durkheim dapat dilihat dengan jelas jika kita melihat antara hubungan di antara tipe- tipe bunuh diri dan kedua fakta sosial yang mendasari integritas sosial dan regulasi ,jika angka bunuh diri meningkat bila salah satu dari kedua fakta sosial tersebut terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Bunuh diri menurut Durkheim merupakan suatu tindakan aktif seseorang umtuk mengakhiri hidupnya dengan berbagai cara. Di akibatkan secara langsung atau tidak langsung dari tindakan positif atau negatif dari korban sendiri .Suatu tindakan manusia yang lebih memilih kematian dari pada kehidupan di dunia .Dan terdapat 4 tipe-tipe bunuh diri yang salah satunya berkaitan dengan kasus berita bunuh diri yang saya ambil.
Kasus yang saya amati adalah seorang anak perempuan kelas 3 SMP yang bunuh diri saat pelajaran berlangsung dengan melompat dari lantai 3 di gedung sekolahnya.Selama dia menimba ilmu di sekolahnya , dia pernah mendapat konseling dari teman-teman di sekolahnya dan tergolong anaknya pendiam dan kurang bergaul , bahkan dia juga mendapat keterangan dari guru sekolah bahwa dia di kenal kalem dan tidak pernah mendapat teguran karena kenakalan di sekolah.
Dan sebelum dia bunuh diri , dia pernah menyampaikan kepada kakak dan sahabatnya bahwa akan melalukan aksi bunuh diri karena sakit hati karena diputuskan oleh kekasihnya tetapi kakak dan sahabatnya tidak menghiraukan dan menganggapnya hanya bercanda belaka.
Awal kejadianya saat itu siswa perempuan kelas 3 SMP masih hidup ,dia sedang mengalami depresi karena telah putus cinta dengan pacarnya , karena tidak bisa menahan rasa depresinya saat pelajaran sedang berlangsung dia izin keluar kelas dengan meminta ijin keluar kelas dengan guru di dalam kelas , lalu dia menuju gedung lantai 3 dan akhirnya melompat terjun bebas pada hari jumat 19 febuari 2016 sekitar pukul 13.15 WIB.
Dan akhirnya polisi meminta keterangan dengan beberapa orang saksi , diantaranya seperti mantan kekasih , kakak korban, dan kepala sekolah di sekolahnya untuk memintai keterangan atas kejadian bunuh diri yang menimpa gadis kelas 3 smp yang terkenal pendiam dan kurang bergaul .
Menurut durkheim menyimpulkan bahwa fakto-faktor kritis dalam perbedaan-perbedaan pada angka-angka bunuh diri ditemukan pada perbedaan-perbedaan di fakta-fakta sosial ,jika kelompok berbeda mempunyai sentimen yang berbed maka akan menghasilkan arus sosial yang berbeda yang akan mengakibatkan keputusan untuk bunuh diri .
Jadi jika ada 2 individu yang berbeda pendapat lalu akhirnya berpisah yang mebuat rasa sentimental meningkat yaitu merasakan depresi maka akan menimbulkan rasa ingin bunuh diri yang kuat tanpa di ketahui oleh orang sekitar alasan mengapa ingin bunuh diri yang dianggap kata-katanya hanya lelucon belaka.
Berdasarkan analisis kasus tersebut bahwa seorang individu yang mempunyai kepribadian pendiam atau individualisme tak tampak kebenaranya karena dia hidup dengan dirinya sendiri , jika suatu saat dia mengalami depresi dia akan menyelesaikan masalahnya dengan bunuh diri tak ada yang mengetahui bahwa kata-kata yng di ucapkan adalah benar atau lelucon karena dia hanya hidup dengan dirinya sendiri , jadi saat dirinya mencoba menjelaskan kepada orang terdekat itu hanya terdengar seperti lelucon belaka tidak di anggap serius.
Menurut teori Durkheim memandang bunuh diri sebagai fakta sosial, bukan fakta individu. Fakta yang digunakan dalam bunuh diri adalah bahwa angka bunuh diri berbeda–beda menurut tingkat integrasi sosial. Oleh karena itu, kita mempunyai 4 tipe bunuh diri ,jika integritasnya tinggi ,Durkheim menyebutnya tipe bunuh diri altruistik .Jika integritas rendah menyebabkan peningkatan di dalam bunuh diri egoistik. Bunuh diri fatalistik dikaitkan dengan regulasi yang tinggi , dan bunuh diri anomik dengan regulasi yang rendah.
- Bunuh Egoistik
Merupakan hasil dari suatu tekanan yang berlebih-lebihan pada individualisme atau kurangnya ikatan sosial yang cukup dengan kelompok sosial. Kurangnya integritas itu menyebabkan itu menyebabkan perasaan individu bukan bagian dari suatu kelompok ,tetapi juga kelompok bukan bagian dari individu dan perasaan umum mendapatkan dukungan moral yang mampu menghadapi penghinaan-penghinaan kecil dan kekecawaan-kecewaan sepele dalam kehiduan sehari-hari.Dan kemungkinan besar kita melakukan bunuh diri karena frustasi yang paling kecil sekalipun .
- Bunuh diri anomik
Muncul dari tidak adanya pengaturan bagi tujuan dan aspirasi individu. Dalam kondisi yang normal dan stabil keinginan individu dijamin oleh norma–norma yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang umum. Norma–norma pengatur ini mejamin bahwa keinginan individu dan aspirasinya pada umumnya sebanding dengan alat-alat yang tersedia. Karena itu, individu berjuang untuk menerima imbalan yang sesuai seperti diharapkanya. Jika norma-norma pengatur ini di laksanakan lagi, maka akibatnya keinginan individu tidak dapat dipenuhi lagi.
Bunuh diri anomik mungkin muncul entah karena sifat kekacauan positif misalnya ledakan ekonomi atau karena sifat negatif misalnya depresi ekonomi dan individu itu terus-menerus mengalami frustasi. Contoh, krisis ekonomi.
- Bunuh diri Altruistik
Hasil dari suatu intergritas sosial yang sangat kuat. Tingkat integrasi yang tinggi itu menekan individualitas pada dimana individu kedudukannya sendiri. Sebaliknya, individu itu diharapkan tunduk sepenuhnya terhadap tuntutan-tuntutan kelompok yang menempatkan setiap keinginan individu pada posisi lebih rendah. Jika tingkat solidaritas itu cukup tinggi, individu itu tidak kesal terhadap ketaatan pada kelompoknya , dan sebaliknya merasa sangat puas dan mengorbankan diri untuk kebaikan kelompok yang lebih besar.Norma-norma kelompok itu menuntut pelaksanaan tugas yang begitu berat untuk dapat dicapai sehingga individu-individu itu mengalami kegagalan walaupun sudah menunjukan usaha yang paling optimal. Contohnya, para perwira militer yang menderita kekalahan mempunyai angka bunuh diri yang tinggi, dan lebih tinggi dalam kenyataanya dibandingkan dengan anggota-anggot bawahannya, karena identifikasi mereka dengan kemiliteran.
-Bunuh diri fatalistik
Bunuh diri yang dilakukan seseorang karena adanya kondisi yang sangat tertekan,dengan adanya aturan ,norma,keyakinan dan nilai-nilai dalam menjalani interaksi sosial sehingga orang tersebut kehilangan kebebasan hubungan sosial. Suatu masyarakat terlalu menindas jadi individu lebih memilih mati dari pada di penjara dengan menyalahgunakan peraturan yang melarang mereka mengejar imipian mereka.
Berdasarkan kasus bunuh diri yang saya ambil termasuk tipe bunuh diri egoistik , karena dalam kasus tersebut terdapat individu yang kurang bergaul dan kurangnya sosialisasi yang cukup dengan kelompok sosial di sekitarnya . Karena tidak ada yang tau jika korban adalah pendiam dan terlihat kalem tidak pernah mendapat sanksi di sekolahnya dan korban bersosialisasi dengan dirinya sendiri dan orang-orang sekitar tidak ada yang peduli dengan dia. Dan korban mengahadapi penghinaan-penghinaan kecil dan kekecawaan-kecewaan sepele dalam kehiduan sehari-hari,yang kemungkinan besar dapat melakukan bunuh diri karena frustasi dan depresi dari masalah kecil sekalipun.
Jadi bunuh diri egoistik disebabkan karena kurangya sosialisasi dari sekitar , dia mengganggap masalah sepele adalah masalah serius yang membuatnya nekad bunuh diri tanpa akan memikirkan masa depannya sendiri dan tak memikirkan dosa yang akan menimpanya nanti . Kelompok sosial sekitar juga patut di salahkan karena tidak ada peduli terhadap individu yang membutuhkan pergaulan . Atau di sebut juga bunuh diri yang dilakukan seseorang karena merasa kepentingan sendiri lebih besar dari kepentingan sosialnya .
Bunuh diri egoistik itu di sebabkan juga karena hubungan kedekatan antara individu dengan masyarakat disini mengalami hubungan yang renggang. Individu akan merasa sendiri dan kesepian karena tidak dekat dengan lingkungan masyarakat sekitarnya ,dan juga lingkungan keluarganya ,yaitu kelompok yang seharusnya paling dekat dengan setiap individu .Ketika merasakan tidak meiliki siapa-siapa yang mendukung di sampingnya maka seketika akan muncul permasalahan di dalam dirinya seperti rasa emosi yang dapat melakukan tindakan bunuh diri.
Durkheim mengakui bahwa setiap individu memiliki alasan sendiri kenapa dia bunuh diri, tapi alasan tersebut bukanlah yang sebenarnya. Alasan-alasan itu mungkin bisa di katakan menunjukan titik-titik kelemahan individu yang menjadi tempat masuk yang mudah bagi dirinya yang berisi dorongan-dorongan untuk menghancurkan diri sendiri.Pada intinya , dia ingin menyatakan bahwa bunuh diri adalah faktor diluar dirinya atau karena pengaruh lingkungan masyarakat , dan bukan dirinya sendiri .
Terdapat penyebab utama bunuh diri menurut Durkheim adalah adanya arus sosial yang merupakan faktor sosial.Bunuh diri terjadi karena runtuhnya hubungan sosial atau kebalikanya ,yang terikat kuat dengan hubungan sosial .Kemudian bunuh diri terjadi karena adanya peraturan yang sangat berat atau sama sekali tidak ada aturan yang berlaku menurun.Perbedaan level juga sangat berpengaruh yaitu merupakan faktor terpenting dalam menentukan jumlah angka bunuh diri,yang apada intinya karena tidak seimbanganya hubungan antara individu dengan masyarakat dapat menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri .
Berdasarkan hasil observasi bahwa bunuh diri termasuk Teori Emile Durkhheim . Dalam teorinya akan terlihat jelas jika kita memperhatikan jenis bunuh diri dengan dua fakta sosial utamanya yaitu integrasi dan regulasi.Yang di maksud integrasi adalah kuat tidaknya ikatan individu dengan masyarakat . Kemudian regulasi adalah paksaan eksternal yang di alami oleh individu atau lain dari individu.
Terdapat 4 tipe-tipe bunuh diri seperti jika integritasnya tinggi ,Durkheim menyebutnya Tipe bunuh diri altruistik .Jika integritas rendah menyebabkan peningkatan di dalam Tipe bunuh diri egoistik. Tipe Bunuh diri fatalistik dikaitkan dengan regulasi yang tinggi , dan Tipe bunuh diri anomik dengan regulasi yang rendah.
Kasus yang saya ambil tenang siswa kelas 3 SMP yng bunuh diri karena putu cinta degan kekasihnya yang disadar rasa depresi dan kurangnya sosialisasi dari pihak luar individu yang saya angkat ke dalam tipe bunuh diri Egoistik .
Alasan saya mengambil Teori dari tokoh emile durkheim yaitu yang berisi bunuh diri , bahwa generasi muda sekarang lebih banyak yang mengambil jalan bunuh diri dari pada menyelesaikan masalah dengan baik . Teori Durkheim sangat berkaitan dengan kasus yang saya ambil yaitu seorang gadis muda yang bunuh diri karena alasan sepele dan kurangnya sosialisasi sosial di ekitarnya.Dan bunuh diri adalah fakta sosial bukan fakta individu yang sering di alami di kehidupan nyata manusia .
Daftar pustaka:
- 20313602-s43724-bunur diri.pdf
- Ritzer,George.2012.Teori sosiologi dari sosiologi klasik sampe perkembangan terkahir post modern.Jakarta:Pustaka pelajar