oleh: Zulfa Fahmy

Suatu Hari, di sebuah desa di kabupaten Pati, masyarakat di sana hendak melaksanakan sedekah laut. Orang-orang sudah berkumpul di pinggir sungai. Mereka membawa banyak makanan dan banyak juga buah-buahan. Mereka akan membawa makanan dan buah-buahan yang telah disiapkan ke tengah laut. Orang-orang segera menaiki perahu dan menuju ke tengah laut untuk melarungkan makanan dan buah-buahan.

Di tengah laut hiduplah seekor ikan bernama Tara dan Tari. Mereka bersahabat sejak kecil. Tara dan Tari melihat rombongan perahu orang-orang yang hendak melarung makanan dan buah-buahan ke laut. Karena melihat hal itu, Tara ingin segera memakan makanan dan buah-buahan.

“Tari, Ayo kita segera menuju ke rombongan orang-orang. Mereka membawa banyak makanan. Kita akan kenyang di sana,” kata Tara.

“Eh, nanti dulu Tara. Kita tunggu sampai orang-orang itu pergi menjauh,” jawab Tari.

Lalu mereka menunggu sampai orang-orang melarungkan makanannya. Namun, acara larung makanan dan buah-buahan harus diawali dengan doa terlebih dulu. Terlihat seorang tokoh masyarakat sedang mempimpin doa di tengah-tengah perahu. Tara sudah tidak sabar ingin makan. Perutnya sudah keroncongan.

“Ayo Tari kita ke sana,” ajak Tara.

“Sebentar, tunggu dulu,” jawab Tari.

“Ayo, tunggu apalagi. Kita tunggu saja di bawah perahu. Jadi begitu makanan dilarung ke laut, kita langsung bisa memakannya,” kata Tara.

Namun, Tari tetap menolak. Ia tidak mau. Tara terus memaksa, tapi tetap saja Tari tidak mau. Tari menunggu sampai orang-orang pergi meninggalkan laut.

Tara sudah tidak sabar. Ia berenang mendekati rombongan perahu yang segera menurunkan makanan dan buah-buahan. Ia menghiraukan Tari yang tidak mau ke sana.

“Satu, Dua, Tiga…..” Ucap orang-orang bersamaan.

Seketika itu makanan dan buah-buahan dilarung ke dalam laut. Melihat hal itu Tara segera naik ke permukaan untuk makan.

Suasana semakin riuh. Orang-orang bergembira dan menari-nari di atas perahu. Tara tidak menyadari bahwa ketika suasana ramai dan orang-orang menari, perahu yang mereka tumpangi akan bergoyang-goyang. Tara sedang asyik makan, ia tidak sadar perahu nelayan semakin dekat dengannya. Tiba-tiba kepala Tara terbentur dinding perahu.

“Prak,,” terdengar suara keras.

Tara yang sedang asyik makan, justru terbentur dinding perahu. Tidak lama kemudian datang perahu lain. Kepala Tara masih pusing akibat benturan tadi. Ia tidak tahu ada perahu datang. Akhirnya, tara terhimpit diantara dua perahu. Kepala Tara semakin pusing.

Namun, Tari melihat hal itu. Ia segera berenang menuju Tara untuk menyelamatkannya. Ia segera menarik Tara menjauh dari kerumunan perahu.

Akhirnya Tara selamat. Kepalanya sudah tidak pusing lagi.

“Terima kasih Tari, kamu telah menyelamatkanku,” ujar Tara.

“Iya, sama-sama Tara. Lain kali, jangan terburu-buru, karena jika kamu terburu-buru kamu akan melupakan sesuatu, akibatnya kamu bisa celaka,” jawab Tari.

“Sekali lagi, terima kasih Tari, kamu memang sahabatku yang terbaik.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Dosen dan Tendik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”