Andai aku dapat
Mengembalikan waktu
Kembali untuk menyatukan jarak yang memisahkan kita
Menyatukan dua jiwa insan yang berbeda
Menyatukan dua hati yang terluka
Menyatukan diriku dan dirimu
Yang tak sehati yang akhirnya
Harus berpisah dan
Dirimu pergi meninggalkan aku
Mungkinkah esok aku masih bisa melihatmu
Mungkinkah waktu akan mempertemukan kita kembali
Dan mungkinkah rasa ini masih ada di hatimu
Atau rasa ini memang sama sekali taiada lagi untukku
Karena telah singgah untuk orang lain
Apakah dirimu masih mengungat aku
Apakah dirimu masih mengingat aku
Teruskan membaca
Des 10
Sepucuk Surat teruntuk Mantan Terindah
Des 10
Pernah dan Masih Mencintaimu
Aku pernah jatuh cintai padamu, dan itu adalah satu kesalahan terindah bagiku, dan sampai kapanpun takkan pernah kusesali.
Mungkin saja kamu akan bisa melupakan masa lalu kita berdua, tapi kamu tidak dapat menghapusnya sampai kapanpun.
Disaat kamu mulai belajar untuk mencintai seseorang, maka kamu jangan lupa untuk belajar melepaskannya.
Selama hubungan kita berakhir, aku tidak tau kamu ada dimana, tapi aku mencoba untuk selalu setia untukmu.
Teruskan membaca
Des 10
Untuk Yang Pernah Mengisi Relungku
awal yang indah
pagi yang indah berseri
menyinari alam ini dengan kehangatan
menebar pesona kicauan burung yang sedang bernyanyi
menambah kesejukan pagi yang indah
saat ku berlari di bawah di bawah pohon yang rimbang
ku bertemu dengan mu pertama kalinya
kau tampak merah wajah mu bagaikan putri malu
menambah hangat nya pagi ini
kita berkenalan dengan sama sama malu
tapi ku merasa hati ku ini serasa tertarik oleh mu
sungguh awal yang indah bertemu dengan kamu
ingin rasa nya ku mendekatimu
Teruskan membaca
Des 10
TIGA PARADIGMA FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Dalam Filsafat Sosial dikenal sekurang-kurangnya tiga paradigma ontologik/ epistimologik yang bisa saling bertentangan dan berada dalam gerakan saling menggeser untuk ”merebut posisi mainstream”, namun bisa pula bisa bersifat komplementer untuk saling mengisi. Ketiga paradigma itu ialah (1) yang moral-teologikal (Aristotelian), (2) yang rasional (Cartesian), dan (3) yang saintifik (Galilean). Pokok-pokok pikiran ketiga paham paradigmatik tersebut, adalah sebagai berikut.
1. Paradigma Moral-Teologik-Kausatif Aristotelian
Aristoteles (384-322 SM) lahir di Stagira, Yunani Utara dari ayah seorang dokter di Macedonia. Pada usia 18 tahun Aristoteles belajar di Akademi Plato di Athena dan tetap di akademi ini sampai meninggalnya Plato, kemudian kembali ke Athena mendirikan sekolah Lyceum. Karya Aristoteles antara lain tentang logika (Organon): Kategoriai; Peri Hermeneias; Analytika Protera; Analytika Hystera; Topika; dan Peri Spohistikoon.
Teruskan membaca
Des 10
Kahlil Gibran, Sayap-Sayap Patah
Apabila cinta memanggilmu,,ikutilah dia walau jalannya berliku-liku.
dan apabila sayapnya merangkummu pasrahlah serta menyerah,walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..
Kuhancurkan tulang-tulangku,tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berprtualang.
Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan di pisahkan diujung bumi, namun jiwa ada ditangan cinta terus hidup sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada tuhan.
Jangan menangis kekasihku, janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta ,hanya cinta yang indah kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan,pahitnya kesedihan,dan duka perpisahan.
Teruskan membaca
Des 10
Pria Kesepian
Hari ini aku kembali duduk manis di depan komputerku sambil melakukan senam jari. Kamarku sangat sunyi. Tentu saja, Ayah sedang bekerja siang-siang begini. Mas Elang pasti sedang kuliah. Dan karena aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara, tentu aku tak ditemani siapa-siapa sekarang. Bunda? Dia sudah tiada sejak aku masih sangat kecil.
Sebenarnya ini adalah hari Sabtu. Ayah seharusnya libur, Mas Elang juga seharusnya tidak masuk kuliah. Namun Ayah memiliki meeting yang sangat penting dengan klien, sementara Mas Elang ada perkuliahan tambahan karena minggu lalu ia sempat libur sehari. Rencanaku ingin mengajak mereka berdua jalan-jalan hari ini gagal total!
Teruskan membaca
Des 07
Materi Kearifan lokal dan pemberdayaan komunitas untuk Sosiologi Kelas XII
A. PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak.
Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya. Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan,memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatanpenekan di segala bidang dan sektor kehidupan (Sutoro Eko, 2002). Konsep pemberdayaan(masyarakat desa) dapat dipahami juga dengan dua cara pandang. Teruskan membaca
Des 07
Materi Pembelajaran Penelitian Sosial Kelas X Kurikulum 2013
Definisi Penelitian
Hampir pemikir-pemikir Sosiologi seperti Max Weber, Emile Durkheim, Karl Marx dan Aguste Comte melahirkan karya-karya mereka melalui proses dan hasil penelitian. Selama ini paradigma penelitian sering kali dikonotasikan dengan ilmu-ilmu pengetahuan alam semisal Biologi, Kimia dan Fisika yang melakukan penelitian yang dianggap nyata objeknya. Sebenarnya Sosiologi yang tergabung dalam ilmu-ilmu pengetahuan sosial juga dapat melakukan penelitian seperti halnya ilmu-ilmu pengetahuan alam, justru objek kajiannya lebih luas dibandingkan objek penelitian ilmu-ilmu pengetahuan alam. Di mana objek penelitiannya adalah masyarakat bukan saja di wilayah tertentu, namun juga masyarakat di seluruh dunia. Terkadang tidak disadari hasil-hasil penelitian sosial turut serta dalam memecahkan pelbagai permasalahan di negeri ini, hanya saja kurang ditampakan hasilnya dibandingkan ilmu-ilmu pengetahuan alam. Teruskan membaca
Des 07
#081212-#081215
Serasa hari itu seperti kemarin saja rasanya, meski tak terasa sudah tiga tahun sejak hari itu. Memang sebelumnya aku takkan mengira harus pergi ke luar kota yang jaraknya ratusan kilometer dari rumahku. Dan tak pernah sekalipun aku menginjakan kakiku di sana sebelum hari itu. Demi sebuah janji, demi seorang perempuan dan demi sebuah perasaan yang disebut “cinta”. Hampair tiga bulan aku menabung menyisihkan uang jajanku yang tak seberapa. Aku lebih memilih berdiam diri di kelas atau di perpustakaan selain sekedar membaca buku ataupun menulis puisi dan cerpen, hal ini aku lakukan untuk menghabiskan waktu istirahat pertama yang kurang lebih 45 menit lamanya. Kecuali istirahat kedua aku lebih banyak dihabiskan di mushola SMAku sembari sembahyang dhuhur. Teruskan membaca
Des 07
Menengok Pemikiran Pierre Bordieu, Kekerasan Simbolik Di Dalam Sekolah
Riwayat Singkat Bourdieu Pierre Felix Bourdieu lahir di Desa Denguin (Distrik Pyrenees-Atlanticues), di selatan Prancis pada 1 Agustus 1930. Ayahnya adalah seorang petugas pos desa. Ia mendapatkan pendidikan Lycée (SMA) di Pau, sebelum pindah ke Lycée Louis-le-Grand di Paris, dan akhirnya masuk keEcole Normale Supérieure. Bourdieu belajar filsafat bersama Louis Althusser di Paris di Ecole Normale Supérieure pada tahun 1951. Setelah lulus, ia bekerja sebagai guru Lycée di Moulins dari 1955 sampai 1958, ketika ia bergabung dengan dunia militer dan dikirim ke Aljazair. Pada 1958 ia menjadi pengajar di Universitas Aljazair. Pada 1960, ia kembali ke Universitas Paris mengajar sampai 1964. Bourdieu memegang jabatan Direktur Kajian di École Pratique des Hautes Études (yang kemudian menjadi École des Hautes Études en Science Sociales), di seksi Vie sejak 1964 dan seterusnya. Sejak 1981, ia menjabat ketua jurusan Sosiologi di Collége de France, di seksi Vie. Di Prancis, ia mendirikan Centre for the Sociology of Education and Culture. Dia sudah menulis beberapa buku, antara lain Sociologie de l’Algérie (1958; The Algerians, 1962), La Distinction (1979; Distinction, 1984), Le Sens pratique (1980; The Logic of Practice, 1990), La Noblesse d’état (1989; The State Nobility, 1996), and Sur la télévision (1996; On Television, 1998). Teruskan membaca