Kecenderungan dalam sejarah perkembangan masyarakat yang menonjol di era modern adalah perubahan menuju globalisasi. Robertson sebagaimana dikutip oleh Piotr Sztomka dalam bukunya Sosiologi Perubahan Sosial (2007, halaman 101, mendefinisikan globalisasi sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung di hampir semua aspek kehidupan: politik, ekonomi, maupun kebudayaan. Tidak ada satu Negara pun di dunia yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri. Perkembangan yang demikian ini begitu nyata setelah 1980-an.
A. Pengertian
Definisi globalisasi yang dikemukakan oleh Francis Wahono (2005) sekaligus menjelaskan dampak dari globalisasi, terutama di bidang ekonomi, bahwa globalisasi adalah bentuk penjajahan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan raksasa lintas negara dan kaki tangannya dengan menguasai fondasi kehidupan setiap insan dan kelompok manusia, yang dijamin oleh system hokum lintas-bangsa, dalam jiwa pasar bebas dan hak milik pribadi
Globalisasi secara umum paling tidak dapat didefinisikan oleh empat fenomena yang muncul dan meningkat sejak awal Abad ke-20, yaitu:
- Revolusi elektronik yang telah mengubah dasar teknologi dan lingkup global media massa da banyak infra-struktur material dari dunia sekarang
- Dekolonisasi banyak negara-negara Afrika, Asia, dan Karibia dengan pengaruh utamanya pada aktivitas lintas batas ekonomi dan budaya, migrasi dan bentukbentuk paskakolonial
- Penciptaan ruang-ruang sosial trans-nasional
- Bentuk-bentuk baru yang bersfat kualitatif dari kosmopolitanisme yang memungkinkan orang atau kelompok dapat membuat banyak identitas
Bedasarkan hal tersebut, dapat diidentifikasi adanya paling tidak lima macam globalisasi, yaitu
a. Globalisasi ekonomi
b. Globalisasi ideology dan politik
c. Globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Globalisasi sosial dan budaya
e. Globalisasi agama
Mengapa terjadi globalisasi? Paling tidak terdapat tiga faktor yang menyebabkan terjadinya globalisasi, yaitu
- Kemajuan di bidang teknologi transportasi yang memudahkan aktivitas aliran barang multinasional
- Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berperan menjamin kemudahan dalam pertukaran ekonomi atau informasi antar-negara
- Kerjasama ekonomi internasional yang memudahkan terjadinya kesepakatankesepakatan antar-negara yang terjalin dengan erat, juga berdirinya unit-unit ekonomi yang bersifat trans-nasional, dengan Wordl Trade Organization (WTO) yang bertugas mengurus, mengawasi, dan mengadili serta memberi sanksi kesepakatan perdagangan bebas yang dikendalikan oleh negara-negara maju (G7), atau jika ditambah dengan Rusia menjadi G8.
B. Permasalahan sosial Akibat Perubahan Sosial di Tengah-tengah Globalisasi
Sejalan dengan yang telah dikemukakan di depan bahwa globalisasi ditandai oleh integrasi perdagangan global yang menerobos batas-batas wilayah negara dan geografis. Globalisasi sangat mengutamakan kepentingan ekonomi. Kepentingan lainnya, seperti kemanusiaan, perdamaian, kebersamaan, demokrasi, dan kesejahteraan sosial, cenderung diabaikan. Asumsi yang digunakan para pendukung globalisasi adalah bahwa jika ekonomi global berjalan dengan baik, maka agenda-agenda lainnya juga akan berkembang mengikutinya. Dalam istilah sehari-hari dapat dikatakan yang penting ada uang, segala uusan dan kebutuhan akan teratasi.
Pandangan globalisasi yang demikian itu banyak dianut oleh kaum kapitalis. Pandangan seperti itulah yang telah memporakporandakan tatanan-tatanan sosial, lingkungan alam, budaya, kearifan local, dan nilai-nilai luhur bangsa.
Dominasi ekonomi ini telah mendorong penguatan ekonomi pada pihak yang kuat. Akibatnya, persaingan semakin ketat, jurang kesenjangan semakin curam, yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin terpuruk. Kehidupan masyarakat semakin individualis. Upaya mengatasi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan semakin sulit. Lebih diperparah lagi, bahwa pengentasan kemiskinan cenderung dilakukan secara charity. Akibatnya masyarakat semakin malas bekerja, pengangguran semakin meningkat, tidak mampu melakukan kompetisi, ketergantungan pada pihak lain semakin meningkat, sehingga kemandirian dan kesejahteraan sulit diwujudkan.
Beberapa hal positif akibat dari globalisasi antara lain:
a. komunikasi yang semakin cepat dan mudah,
b. meningkatnya taraf hidup masyarakat,
c. mudahnya mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan
d. tingkat pembangun yang semakin tinggi,
e. meningkatnya tourisme dan pariwisata, dan
f. kegiatan ekonomi menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien
Sedangkan beberapa hal negatif sebagai dampak globalisasi, antara lain:
a. informasi yang tak terkendali,
b. timbulnya sikap yang kebarat-baratan (westernisme/westernisasi), c. sikap anggota masyarakat yang cenderung individualistis,
d. menurunnya semangat kegotongroyongan, kepedulian, dan kesetiakawanan (solidaritas),
e. perusahaan dari luar negeri mendesak perusahaan-perusahaan yang ada dalam negeri sehingga perusahaan-perusahaan dalam negeri sulit berkembang,
f. berkurangnya tenaga kerja pertanian akibat dari sektor industri yang menyerap hampir seluruh petani, dan
g. budaya bangsa terkikis oleh budaya global.
C. Perubahan Komunitas Lokal Akibat Globalisasi
Istilah komunitas berkaitan dengan banyak fenomena, pola penafsiran, dan juga asosiasi. Terjadi banyak kerancuan makna tentang istilah komunitas yang telah melampui batas pengertian pertamanya yang lazim digunakan oleh para sosiolog. Kerancuan makna mulai muncul ketika istilah komunitas digunakan oleh Ferdinand TÖnies untuk menjelaskan Gemeinschaft sebagai bentuk kolektivitas atau unit sosial dan sekaligus tipe (sentiment) hubungan sosial.
Apabila diartikan sebagai bentuk kolektivitas, komunitas biasanya merujuk pada suatu kelompok yang para anggotanya menghuni ruang fisik atau wilayah geografik yang sama di lingkungan tetangga, desa, atau kota. Namun, komunitas juga dapat diartikan sebagai suatu kelompok yang anggota-aggotanya memiliki ciri-ciri serupa, yang biasanya dihimpun oleh suatu rasa memiliki, atau bisa pula oleh ikatan dan interaksi sosial tertentu yang menjadikan kelompok itu sebagai suatu entitas sosial tersendiri. Contohnya suatu sukubangsa atau kelompok etnik, kaum beragama tertentu, kalangan akademik, atau komunitas professional. Perbedaan yang mencolok dari dua arti komunitas ini adalah yang satu menggunakan pendekatan territorial sedangkan yang lain non-teritorial.
Perubahan sosial dan globalisasi mendorong munculnya frasa pengembangan komunitas (community development) yang biasanya digunakan untuk menyebut proyek-proyek pengembangan suatu daerah yang menyertakan keterlibatan aktif pada penduduknya. Proyek-proyek itu bisa dalam bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan, pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, sumur umum, jaringan irigasi, perbaikan sarana pertanian, peningkatan fasilitas manufaktur, atau pembinaan kegiatan komersial.
Pengembangan komunitas dalam era globalisasi tidak lagi dibatasi pada wilayah-wilayah territorial yang bersifat lokal. Misalnya dalam hal upaya peningkatan kesejahteraan material atau kehidupan ekonomi, akan memunculkan keadaan di mana segenap aspek ekonomi –pasokan dan permintaan bahan mentah, informasi dan transportasi tenaga kerja, distribusi hasil produksi atau kegiatan pemasaran—menyatu atau terintegrasi dan kian terjalin dalam hubungan saling-ketergantungan yang berskala luas (dunia).
Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi yang melanda Indonesia akan berpengaruh terhadap dinamika perkembangan budaya Indonesia. Nilai-nilai dan tatatan hidup komunitas yang bersifat lokal mengalami perubahan karena pengaruh nilai-nilai global, utamanya oleh kebudayaan orangorang Eropa Barat dan Amerika utara yang dibawa masuk ke Indonesia oleh agen-agen globalisasi yang didukung oleh kemajuan trasnportasi, perkembangan internet dan media komunikasi masa, serta perdagangan internasional.
D. Menyikapi Globalisasi
Globalisasi merupakan sebuah keniscayaan. Globalisasi tidak dapat dihindari oleh siapapun. Maka, yang perlu dilakukan bukan menghindari globalisasi melainkan bagaimana menundukkannya. Apa yang harus dilakukan sehingga globalisasi justru dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan semua warga negara. Bukan sebaliknya, dampak positif globalisasi hanya dinikmati oleh sedikit orang kelas atas sedangkan sebagian besar masyarakat justru terjerat oleh kemiskinan dan kesengsaraan. Sistem ini harus disikapi juga dengan tidak melupakan identitas kita sebagai manusia yang humanis dan berpandangan terbuka, karena kebanyakan dari kita terkadang salah dalam menyikapi ini dan terjebak oleh narasi-narasi besar yang menyempitkan pandangan kita.
Sumber:
Francis Wahono. 2005. Globalisasi. Jakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.
Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pantantar; Edisi Baru Keempat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
https://www.kompasiana.com/meistra/menyikapiglobalisasi_552a6ab16ea8346558552d19 (diakses pada Rabu, 16 Desember 2015 pukul 09.00)
https://www.republika.co.id/berita/ensiklopediaislam/hikmah/10/05/03/114167-bagaimana-menyikapi-globalisasi (diakses pada Rabu, 16 Desember 2015 pukul 08.45).
Recent Comments