Duhai Wanita, Apa yang Kau Pikirkan tentang Tubuhmu? (2)

hijab_right
hijab_right

Oleh: Nayla Ridla, MSi 

Tak Pacaran = Kuper?

Sudah bukan rahasia lagi, betapa banyak wanita yang telah menyerahkan kehormatan yang sesungguhnya amat tersembunyi hingga hamil di luar nikah. Tak bisa dibayangkan, yang letaknya amat rahasia saja hilang apalagi yang tidak. Pacaran seperti sudah menjadi bagian gaya hidup. Tidak keren jika tidak pacaran. Merasa ketinggalan jaman dan Kuper (Kurang Pergaulan, red) jika tidak pacaran. Menganggap tak mungkin bisa menikah tanpa didahului proses berpacaran. Tak disadari bahwa pacaran sesungguhnya sama saja dengan membuka pintu lebar-lebar bagi setan untuk memasuki dan menggoda lebih dalam lagi.

Pacaran, sangat terlarang dalam Islam. Sebab, pacaran sesungguhnya merupakan  sebuah akifitas mendekati zina. Terbukti saat pelaku pacaran berubah menjadi berbadan dua. Jelas terlihat pacaran adalah sebuah pelampiasan syahwat. Hanya untuk mencari kepuasan dan kenikmatan. Pelan namun pasti, bisa menjerat dua anak manusia yang sedang terkena panah asmara untuk semakin dekat dengan zina sesungguhnya. Mulanya zina hati, zina mata, zina tangan, zina kaki hingga mana kala godaan setan semakin tak terbendung akhirnya jadilah zina yang sebenar-benarnya.

Duhai wanita, jawablah dengan sejujurnya. Bagaimana perasaanmu kala engkau telah tersentuh oleh lelaki yang bukan suamimu? Menyesal? Senang? Atau bangga?

Pernahkah engkau memikirkan bagaimana perasaan kedua orangtuamu? Putri yang sejak kecil disayang dan dijaga dengan segenap hati, begitu mudah menyerahkan kehormatan pada sembarang lelaki. Lelaki yang tak menghargaimu dan tak punya harga diri, menyentuh wanita dengan cara hina dan rendah seperti binatang. Tanpa kemuliaan ijab qabul yang membuat orangtua meneteskan air mata bahagia. Hanya untuk sebuah kesenangan sesaat, yang akan menjadi noda sepanjang hidup. Nikmat membawa sengsara dunia akhirat.

Bukankah kelak engkau pun ingin menjadi seorang ibu? Seorang ibu yang dibanggakan anaknya. Bukan seorang ibu yang bahkan tak tahu siapa bapak anaknya. Bukan menjadi seorang ibu yang tidak pernah menikah sebelumnya. Bukan juga seorang ibu yang gagal berkali-kali menggugurkan buah Chinata terlarangnya. Bukan pula seorang ibu yang hamil duluan sebelum pernikahan berlangsung.

Menutup Aurat itu Wajib

Duhai wanita, tahukah engkau apakah sesungguhnya tujuan penciptaan kita?

Allah berfirman;

وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ

” Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS Ad Dzariyyat [51]: 56). Jadi sepanjang nafas kita, Allah memerintahkan kita beribadah. Menyandarkan semua ucapan dan perbuatan pada hukumNya. Salah satu ibadah antara lain adalah menuntut ilmu Islam. Hukumnya wajib, agar manusia tahu apa saja kewajiban/perintah yang Allah bebankan pada kita. Supaya paham, apa saja larangan Allah untuk hambaNya. Supaya mengerti apa yang benar dan salah dalam pandanganNya. Ilmu adalah bekal langkah manusia. Ilmu itu laksana pohon, yang akan berbuah jika diamalkan, ilmu tanpa amal ibarat pohon yang tidak berbuah, sedangkan amal tanpa ilmu ibarat menanti buah tanpa adanya pohon.

Duhai wanita, berjilbab sempurna adalah kewajiban. Setiap Muslimah mau tidak mau, suka tidak suka wajib mengenakan ketika keluar rumah ataupun saat ada pria ajnaby/asing. Sedangkan berdua-duaan dengan lelaki tanpa muhrim adalah laranganNya, apalagi bila sampai berpegangan tangan, berciuman bahkan lebih dari itu, jelas haram. Perintah dan larangan Allah wajib dipatuhi. Tak ada tawar menawar. Tak ada alasan apapun untuk menolaknya. Allah yang menciptakan kita lebih tahu, bahwa manusia dengan segala potensi yang dianugerahkanNya pasti mampu dan sanggup menjalankannya.

Duhai wanita, sadarlah dan segera bertaubat. Jangan engkau anggap akan hidup selamanya. Jangan engkau merasa masih jauh dari kematian hanya karena usia masih muda. Hidup hanya sementara di dunia. Pada akhirnya, cepat atau lambat hidup akan berakhir. Tak ada lagi “aku” di dunia ini. Hilang sudah semua kenikmatan. Yang ada hanya badan yang terbujur diam. Tak lagi bisa tersenyum, tertawa, bercengkerama, berdoa mohon ampunan dan rahmatNya, serta segala hal yang bisa dilakukan saat masih hidup. Tak ada lagi kesempatan untuk menaati segala perintahNya. Tak lagi ada waktu untuk menjauhi seluruh laranganNya.

Jadi tunggu apalagi. Mumpung kesempatan masih terbentang. Mumpung kita masih bisa bernafas. Laksanakan segala kewajiban dan jauhi semua larangan sekarang juga. Kesempatan milik kita hanya hari ini, esok lusa masih rahasia. Belum tentu kita masih tetap dianugerahi Allah indahnya mentari. Sesungguhnya Allah amat senang dengan hambaNya yang bertaubat, melebihi kebahagiaan seorang ibu yang menemukan anaknya yang hilang.

Ingatlah satu hal duhai wanita, hidup akan dimintai pertanggungjawaban. Jadilah wanita cerdas yang memikirkan kehidupan setelah kematian. Kelak Allah akan mempertanyakan pada kita segala hal tentang pilihan perbuatan. Rosulullah bersabda, ”Tidak bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya tentang empat perkara (yaitu):(1) Tentang umurnya untuk apa ia habiskan?; (2) Tentang ilmunya untuk apa ia amalkan?; (3)Tentang hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan?; dan  (4) Tentang badannya untuk apa ia gunakan?” (Sunan At-Tirmidzî).

Duhai wanita, engkau akan semakin cantik jika bermetamorfosa menjadi seperti kupu-kupu. Dari ulat dan kepompong menjadi kupu-kupu yang indah di hadapanNya. Wallahu’alam.*

Penulis peminat masalah kewanitaan

Leave a Reply